12. Jeff dan Jey

9.8K 1.6K 292
                                    

.
.
.
.
.

Oci meringis melihat Jaemin yang melarang Jey untuk masuk ke dalam apartemen. Sedangkan Jey tersenyum, dia berjongkok, menyetarakan tingginya dengan Jaemin, "Kenalin, nama aku Om Jey," Jey menjulurkan tangannya pada Jaemin.

Jaemin menatap tangan itu dengan sebelah alis terangkat, "Nggak tanya," Sahutnya.

Oci membelalak melihat respon yang diberikan Jaemin. Diajarin siapa coba Jaemin begini? Pikir Oci, "Jaemin, jangan gitu. Nggak sopan," Kata Oci memberitahu baik-baik putranya, "Ayo, kenalan sama Om."

Jaemin menggeleng, "Enggak mau."

"Jaemin," Panggil Oci penuh penekanan.

Jaemin mendengus, "Aku Jaemin Om. Udah ya, Om sekarang pulang. Kan udah kenalan sama aku."

Jey terkekeh. Dia menarik tangannya kembali yang tidak dibalas oleh Jaemin, "Om Jey mau ketemu sama Bundanya Jaemin. Boleh kan?"

"Enggak boleh!" Tolak Jaemin lagi.

Oci menghela napasnya. Dia mengangkat Jaemin ke dalam gendongannya, "Bunda pernah bilang apa ke Jaemin kalau Jaemin nakal?" Tanya Oci. Dia sering sekali memberitahu Jaemin kalau anak itu nakal, maka Oci tidak akan membelikannya es krim lagi.

Jaemin menggembukan pipinya. Dia memeluk Oci dan meletakkan wajahnya diceruk leher sang Bunda, "Ayah bilang Jaemin harus jaga Bunda," Lirihnya, "Nggak boleh ada Om-Om asing yang masuk ke apartemen Bunda."

Oci mengelus punggung Jaemin. Dia tersenyum mendengar jawaban sang anak, "Om Jey bukan Om asing. Dia teman Bunda. Dan Om Jey nggak mungkin nyakitin Bunda," Oci berusaha memberikan pemahaman yang mudah dimengerti oleh anak seusia Jaemin, "Jadi izinin Om Jey masuk ya?"

Jaemin melirik Jey sekilas lalu mengangguk.

Oci lagi-lagi tersenyum. Dia mengecup pipi Jaemin kemudian menurunkan putranya supaya Jaemin kembali bermain. Oci mempersilahkan Jey masuk untuk kedua kalinya. Wanita itu menyuruh Jey untuk duduk sementara dirinya pergi ke dapur untuk membuatkan Jey kopi, "Diminum Mas," Kata Oci sambil meletakkan segelas kopi di depan Jey.

Jey tersenyum, "Makasih Ci," Balasnya kemudian menyeruput kopi tersebut, "Enak," Puji Jey, "Cocok kalau tiap pagi aku dibuatin kopi gini sama kamu."

Oci tertawa garing, "Maksudnya aku mau dijadiin pembantu?"

Jey terkekeh, "Nggak, bukan itu," Kilahnya, "Ngomong-ngomong Jaemin kayaknya posesif banget ya sama kamu," Jey memilih mengalihkan topik. Karena dia takut Oci tak nyaman dengan ucapannya tadi.

Oci memandangi Jaemin yang duduk di depannya sambil bermain mobil-mobilan pemadam kebakaran pemberian Jeff yang Oci hapal betul. Karena kemanapun Jaemin pergi, pasti mobil mainan itu ikut dengannya, "Itu pasti ajaran Ayahnya," Tebak Oci. Dia tersenyum, membayangkan bagaimana Jeff yang mengajari anak mereka supaya menjadi pria sejati seperti yang sering Jeff katakan. Meski Jeff sendiri belum berhasil membuktikan kalau dirinya adalah pria sejati.

"Kamu dan mantan suami kamu masih berhubungan baik sampai sekarang Ci?" Tanya Jey penasaran.

"Aku sama mantan---"

Ting Tong!

Ucapan Oci terpaksa berhenti karena mendengar bel apartemennya ditekan. Oci bangun dan membukakan pintu untuk si tamu kedua yang datang hari ini, "Mark?"

MANTAN [END✔]Where stories live. Discover now