17. Penjelasan

11K 1.6K 510
                                    

.
.
.
.
.

Sudah sepuluh menit Oci dan Shania duduk bersama di sofa ruang tengah apartemen Oci. Namun belum ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Shania. Wanita itu terus menunduk dan tak berani menatap langsung mata Oci.

Oci sebenarnya rindu Shania, sudah lama mereka tak bertemu. Tapi jika mengingat perbuatan Shania yang sudah membuat hatinya patah, rasanya Oci tak sudi lagi untuk sekedar melihat wajah Shania, "Lo mau ngejelasin apalagi?" Tanya Oci pada akhirnya.

"S-sebelumnya gue mau nanya sama lo dulu Ci. Apa lo sama Jeff beneran cerai?"

Oci mengangguk, "Gue dan Jeff udah berakhir dari tiga tahun yang lalu."

Shania memejamkan matanya. Dia pikir kepergiannya dahulu akan membuat rumah tangga Oci dan Jeff kembali rukun, nyatanya tidak sama sekali, "Ci, lo bisa bilang gue nggak tau malu. Lo boleh ngata-ngatain gue semau lo, lo boleh benci gue karena emang itu yang pantas gue dapatin. Tapi Ci, lo nggak boleh benci Jeff. Karena ini bukan salah dia. Ini salah gue. Andai malam itu Jeff nggak datang, mungkin gue nggak akan jatuh cinta sama dia."

"Jeff doesn't love me, dia cuma cinta lo, Rosie," Shania mulai menceritakan bagaimana awal dirinya dan Jeff bisa dekat.

Malam itu, Jeff yang baru pulang bekerja melihat ada mobil yang terparkir dipinggir jalan. Karena curiga, Jeff turun dari mobilnya dan menghampiri mobil yang terparkir tersebut. Saat Jeff mengetuk kaca jendelanya, dia kaget melihat Shania ada di dalam sana sedang disetubuhi oleh seorang pria. Shania berteriak meminta tolong pada Jeff.

Jeff berulang kali mencoba membuka dan menggedor pintu mobil tersebut, namun pria yang berada di dalam sana tak menghiraukan Jeff. Jeff yang khawatir akan keadaan sahabat dari istrinya, memecahkan kaca jendela mobil tersebut, membuat pria itu akhirnya berhenti, "Lo berhenti sekarang atau gue telepon polisi?!" Ancam Jeff, "Lepasin Shania sekarang!"

Jeff berhasil memasukkan tangannya ke dalam mobil dan membuka pintu mobil tersebut. Langsung saja, Jeff menarik pria yang sempat menyetubuhi Shania tadi dan menghajarnya habis-habisan, "Sekali lagi lo sentuh Shania, gue bakal lapor polisi," Jeff kemudian mengajak Shania untuk pindah ke mobilnya.

Di dalam mobilnya, Jeff mencoba menenangkan Shania yang terus menangis karena syok. Dia memberikan wanita itu minum, tapi Shania belum kunjung tenang. Jeff tiba-tiba teringat Oci. Jika istrinya sedang menangis, Oci akan kembali tenang dengan sebuah pelukan. Maka dari itu Jeff berinisiatif untuk memeluk Shania, berharap wanita itu segera tenang, "Tenang Shan, orang itu udah pergi. Lo aman," Ucap Jeff.

"D-dia bokap gue Jeff," Jelas Shania yang membuat Jeff kaget. Namun pria itu berusaha untuk tetap calm, "Kata orang cinta pertama seorang anak perempuan itu sama Ayahnya, t-tapi gue berkebalikan dari itu. Ayah justru jadi orang pertama yang gue benci."

"Jeff," Panggil Shania.

"Ya?"

"Jangan kasih tau ke siapa-siapa soal kejadian ini. Termasuk Oci dan Jisoo. Gue malu," Pinta Shania.

Jeff mengangguk paham, "Iya, gue nggak akan kasih tau siapa-siapa."

Setelah kejadian itu Shania sangat menderita. Dia stress dan tak mau keluar rumah. Hingga tiba hari di mana Shania mengirimkan Jeff pesan yang berisikan jika Shania berterimakasih pada Jeff karena telah menolongnya, dan Shania juga pamit untuk selama-lamanya pada pria itu. Saat Jeff paham akan pesan yang Shania kirimkan, pria yang tengah bekerja itu segera pergi ke rumah Shania dan menemukan sahabat dari Oci dan Jisoo tersebut tengah melakukan percobaan bunuh diri.

Jeff berusaha untuk menenangkan Shania bahwa jalan yang diambil wanita itu salah. Tapi Shania justru memarahi Jeff, dan mengatakan jika hidupnya tak lagi berguna, "Shan, nggak ada hidup yang nggak berguna. Lo berguna, semua orang berguna. Tuhan nyiptain makhluknya itu pasti ada tujuannya. Dan lo, sebagai makhluk yang udah dikasih kesempatan hidup, harus bisa bersyukur akan hal itu."

Mendengar perkataan Jeff, entah kenapa membuat Shania merasa sedikit tenang.

"Lo turun ya?" Pinta Jeff sambil mengulurkan tangannya, meminta Shania untuk turun dari kursi agar tak melakukan aksinya, gantung diri.

Dengan ragu Shania menerima uluran tangan Jeff. Begitu turun, Shania mulai menangis dipelukan Jeff.

Karena tak ingin Shania stress lagi, Jeff sering meluangkan waktunya untuk menemani wanita itu di rumah. Mendengarkan setiap keluhan Shania meski Jeff tak bisa banyak membantu. Namun karena hal-hal itulah Shania mulai jatuh cinta pada Jeff. Dia merasa nyaman setiap kali Jeff berada di dekatnya.

Terdengar gila dan kurang ajar memang, namun Shania meminta Jeff untuk jadi kekasihnya. Jeff yang saat itu masih memiliki istri dan anak, menolak mentah-mentah permintaan Shania tersebut, "Lo gila Shan? Gue cuma cinta sama Oci. Selama ini gue nolongin lo karena lo udah gue anggap kayak adik gue sendiri. Nggak lebih," Shania yang emosi, langsung mengancam Jeff, jika pria itu tak mau menerima dirinya, maka Shania akan mencoba bunuh diri lagi.

Jeff jadi serba salah. Dia mencintai Oci dan tak mau menduakan istrinya, namun Jeff juga tak mau hidupnya di cap sebagai pembunuh karena membiarkan seseorang mati. Akhirnya dia menyetujui keinginan Shania. Jeff menerimanya atas dasar terpaksa, bukan karena suka apalagi cinta.

Jeff pikir jika dia menuruti kemauan Shania, wanita itu akan berhenti berulah. Nyatanya tingkah Shania semakin gila saja. Dia selalu mengamuk jika Jeff tidak datang ke rumahnya. Maka dari itu Jeff jarang pulang atau sering pulang larut karena terpaksa menemani Shania. Dan apabila Jeff sudah di rumah Shania, wanita itu akan meminta ponsel Jeff supaya Jeff tidak menghubungi siapapun. Terutama Oci. Karena Shania tak akan membiarkan Jeff dimiliki oleh siapapun kecuali dirinya.

Setelah mendengar penjelasan Shania, Oci menampar wanita itu dengan keras. Dia marah, kecewa, dan merasa gagal juga karena tak tahu jika Shania pernah diperkosa oleh Ayahnya sendiri, "Kenapa lo begini sama gue Shan? Kenapa?!" Tangis Oci pecah, "Kalau lo menderita, seharusnya lo bilang! Bukan malah ngelakuin hal bodoh kayak gini!"

"Ci, maafin gue. Gue sadar gue ini manusia paling jahat. Maka dari itu gue memutuskan pergi. Gue pikir dengan perginya gue lo dan Jeff bisa balik lagi," Shania kembali berlutut di hadapan Oci.

Oci menghela napasnya, emosinya bisa saja meledak-ledak jika dia tak berusaha mengendalikannya.

"Gue minta sama lo, jangan benci Jeff. Karena ini bukan salah dia. Dan gue harap lo bisa balikan sama Jeff."

"Gue nggak tau gue bakal balik sama Jeff lagi atau enggak. Karena itu bukan urusan gue, itu urusan Tuhan. Tapi terlepas dari itu, mau lo atau Jeff sendiri, sama-sama udah bikin gue kecewa. Kalian berdua bohongin gue."

"Tapi Jeff terpaksa ngelakuin itu demi gue."

"Dan itu yang bikin dia salah di mata gue Shania."







MANTAP TIDAK?

Nanti kita tunggu penjelasan Ayah Jeff ya kenapa gak pernah bilang Bunda Oci soal ini😄

Nanti kita tunggu penjelasan Ayah Jeff ya kenapa gak pernah bilang Bunda Oci soal ini😄

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sedih bener mukanya😭

MANTAN [END✔]Where stories live. Discover now