24. Jaemin

10.1K 1.5K 214
                                    

.
.
.
.
.

Oci menjauh dari Jeff setelah beberapa menit bibir mereka saling terpaut. Wanita itu tidak bisa berkata-kata, keadaan berubah canggung dalam sekejap, "I-itu cara p-pakai dasinya b-begitu," Ujar Oci tergagap. Otaknya mendadak blank dan tidak tahu harus bersikap bagaimana.

Jeff menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Eum makasih," Ucapnya.

Oci mengangguk, "A-aku pulang dulu ya Mas," Pamitnya lalu segera keluar dari apartemen Jeff tanpa menunggu pria itu mengiyakannya.

Sesampainya di unit miliknya, Oci langsung berlari masuk ke dalam kamar dan menyembunyikan wajahnya dibantal. Dia sangat malu jika mengingat kejadian tadi. Bagaimana bisa dirinya tidak menolak dan malah menerima perlakuan Jeff tersebut? Tapi Oci tak bisa berbohong, perlakuan Jeff tadi sangat lembut kepadanya. Persis seperti yang selalu Jeff lakukan padanya sebelum mereka becerai. Tak ada sentuhan yang kasar, semuanya lembut dan tak menuntun. Bibir Jeff yang tebal, cara pria itu merengkuh tubuh Oci, masih sama seperti dulu. Tidak ada yang berubah.

"Gila Ci, pasti habis ini kalau ketemu Jeff lo bakal canggung parah," Gumam Oci lalu berteriak-teriak tak jelas.

Bel apartemen yang tiba-tiba berbunyi membuat Oci berhenti berteriak. Dia turun dari kasurnya untuk membukakan si tamu pintu, "Jisssss!" Melihat kedatangan Jisoo, Oci langsung memeluk sahabatnya tersebut erat. Dia mempersilahkan Jisoo untuk masuk dan duduk, "Lo parah sama gue Jis. Gue sakit dari kapan tau jenguknya baru sekarang," Gerutu Oci karena selama dia di rawat di rumah sakit Jisoo tak datang mengunjunginya. Bukan maksud Oci juga ingin dikunjungi sahabatnya, dia hanya berpura-pura merajuk.

"Sorry, gue nggak bisa ninggalin Jisung sendiri. Dia juga lagi kena demam waktu itu. Gue sempet sih mau titipin Jisung ke Mas Suho sama Mbak Irene karena mau jenguk lo, eh Jisungnya malah nambah demam," Cerita Jisoo. Kemudian dia memberikan buah-buahan yang sudah dia beli sebelumnya untuk Oci.

"Oh ya, lo mau minum apa? Biar gue buatin," Tawar Oci.

Jisoo menggeleng, "Nanti kalau haus gue ambil sendiri. Lo duduk manis aja di sini," Katanya, "Oh iya Ci, soal Shan? Dia beneran tinggal di sini?"

Oci menghela napasnya mendengar nama Shania disebutkan. Sudah hampir dua minggu dia tak melihat wanita itu lagi semenjak kedatangan Shania ke apartemennya untuk meminta maaf. Sebenarnya Oci sedikit penasaran kenapa dia tak pernah melihat Shania lagi, namun sisi lain dirinya berusaha untuk tak memperdulikan wanita yang sudah membuat rumah tangganya hancur tersebut, "Iya. Dia tinggal di lantai yang sama kayak gue."

"Gue penasaran kenapa dulu dia tiba-tiba menghilang dan nggak bisa dihubungin."

"Kalau kata Shan dia menghilang supaya gue sama Jeff bisa balik lagi," Oci tertawa hambar, "Dia pikir buat balikan sama Jeff semudah itu? Hati gue kepercayaan gue, semuanya udah rusak. Butuh waktu untuk membuat semuanya pulih."

Jisoo meraih tangan Oci dan menggenggamnya, "Yang sabar ya Ci. Lo bener, semua butuh waktu. Dan kalau udah saatnya, gue yakin semua bakal kembali pulih."

Oci tersenyum, "Makasih Jis selalu ada buat gue."

Jisoo mengangguk, "Sama-sama."

Bel apartemen Oci kembali berbunyi. Wanita itu bangkit untuk melihat siapa yang datang, "Ci..." Lirih si tamu yang tidak Oci harapkan kedatangannya.

MANTAN [END✔]Where stories live. Discover now