50. Nggak Usah Pura-Pura

9K 1.2K 244
                                    

Halo ada orang?!
.
.
.
.
.

Sungguh, setelah mendengar ucapan Tante Nina yang julidnya minta ampun, Oci mendadak tidak mood untuk melakukan apapun. Bahkan saat keluarga Jeff makan siang bersama tadi, Oci justru pergi ke kamar Jeff dengan dalih dia merasa pusing dan ingin istirahat sebentar. Padahal biasanya wanita itu tidak terlalu memikirkan ucapan-ucapan julid seperti yang dilemparkan Nina padanya. Mungkin karena sedang hamil, membuat dirinya sangat sensitif dan mudah tersinggung.

Oci yang sedang berbaring dengan posisi miring di kasur lama milik suaminya menoleh ke belakang saat mendengar suara pintu terbuka. Dia melihat Jeff yang datang dengan membawa nampan yang berisi makanan dan jus, "Bund, makan dulu yuk," Jeff duduk disamping istrinya lalu membantu istrinya untuk duduk.

"Aku nggak laper," Ujar Oci.

"Iya tau. Tapi adik bayinya laper. Jadi Bunda harus makan. Ayo aaa," Jeff menyodorkan sesendok nasi pada Oci, namun wanita itu hanya menatapnya tanpa minat, membuat Jeff menghela napas, "Sayang, makan dulu. Habis ini kita ke salon, kamu mau potong rambut kan?"

"Aku ngerepotin kamu nggak sih Mas?" Tanya Oci yang membuat Jeff mengerutkan keningnya karena tak mengira jika sang istri akan bertanya sedemikian. Jeff meletakan nampan yang dia bawa di atas nakas dan memusatkan perhatiannya pada wanita pendamping hidupnya.

"Kok nanya gitu?"

Oci memalingkan wajahnya dari Jeff, "Tante Nina bilang gitu ke aku tadi. Aku dibilang sok-sokan menceraikan kamu dulu. Kenapa sih? Orang-orang yang nggak tau yang sebenarnya terjadi, kadang suka sok tau dan langsung berasumsi cuma dengan hal yang dia liat tanpa nyari tau lebih jelas lagi apa penyebabnya."

Jeff tersenyum tipis. Dia merangkul pundak Oci lalu menyandarkan kepala sang istri ke dadanya, "Tante Nina memang begitu. Omongannya kadang nyakitin hati. Kamu tau nggak? Waktu pernikahan pertama kita aja, dia sempet nyuruh Mami batalin pernikahan kita dan minta Mami buat jodohin aku sama anak temannya tante, tapi ya Mami mana mau. Kalau kata Mami sih, Yaampun Jeff, dosa apa Mami sampai punya adik ipar kayak si Nina."

Oci terkekeh mendengarnya. Tidak terbayangkan bagaimana muaknya Karyn pada Nina yang omongannya lebih pedas dari pada cabai di pasar.

"Jadi, kamu nggak usah terlalu dengerin tante Nina ya. Aku nggak merasa direpotkan sama sekali sama kamu. Justru aku merasa bersyukur karena Tuhan pernah ngasih kita ujian kayak gitu. Tau kenapa? Karena dari ujian itu kita bisa belajar untuk lebih saling terbuka sama pasangan, dan yang lebih penting hubungan kita jadi lebih erat," Sambung Jeff yang membuat hati Oci merasa tenang. Jika Jeff sedang dalam mode seperti ini, dia terlihat berwibawa sekali. Tapi jika mode alaynya kembali, rasanya Oci ingin menampar muka Ayah dari anak-anaknya itu.

"Kamu kalau kayak gini keren Mas. Coba dong satu hari penuh aja kamu bersikap kayak tadi di depan aku. Yakin deh, aku nggak bakal darah tinggi," Ujar Oci yang membuat Jeff mendengus.

"Udah nih makan dulu, biar aku suapin," Jeff mulai menyuapi istrinya. Pria itu bersyukur karena mood Oci sudah agak membaik.

"Jaemin udah makan?" Tanya Oci saat makanannya sudah tertelan.

Jeff mengangguk dengan tangan yang sibuk mencomoti ikan goreng, "Udah, aku suapin tadi."

"Ini ikannya aku yang bumbuin lho Mas. Tadi kamu makan nggak?"

MANTAN [END✔]Where stories live. Discover now