35. Dijodohin Teman

8.8K 1.3K 222
                                    

Ayok siapa yang nungguin Ayah Mahesa dan Bunda Oci?





.
.
.
.
.

"Mbak," Oci yang sedang fokus menyusun sebuah miniatur menatap sinis ke arah Jio saat pria itu tiba-tiba menyentuh pundaknya, dan membuat beberapa miniatur tersebut jatuh.

"Apasih Ji? Nggak liat gue lagi nyusun ini miniatur?" Ketusnya. Oci memang seperti itu, tidak suka jika sedang fokus bekerja malah diganggu, yang ada fokusnya akan buyar dan sulit untuk dikembalikan lagi. Dia memutar bangkunya menghadap Jio, "Kenapa? Lo butuh apa?"

Jio menarik bangku miliknya dan duduk berhadapan dengan Oci, "Lo masih belum punya pacar kan?" Tanya pria yang umurnya dibawah Oci tiga tahun itu dengan nada serius.

Oci menggeleng sebagai jawaban.

Jio menjentikan jarinya, "Kebetulan," Balasnya dengan wajah sumringah.

"Kenapa? Lo demen sama gue?" Tanya Oci to the point. Tapi tidak mungkin juga Jio menyukai dirinya, karena pria itu sudah memiliki kekasih.

Jio menggeleng cepat, "Yakali Mbak. Mau di kemanain cewek gue. Tapi gue akui sih, lo emang cantik. Kalau aja cewek gue mau di duain, lo gue jadiin yang kedua deh Mbak."

Oci terkekeh, "Kurang ajar lo Ji."

Jio ikut terkekeh, "Btw gue nanyain itu karena ada temen gue yang mau kenalan sama lo. Lo inget nggak sih sama klien kita yang bulan lalu minta di design dapurnya?"

Oci mencoba mengingat-ngingat, "Oh! Yang chef rambutnya rada gondrong itu?" Wanita itu ingat bulan lalu dia dan Jio pergi ke rumah seorang chef yang bekerja di restoran bintang lima. Oci akui, jika chef itu sangat gagah dan tampan karena rambutnya yang lumayan gondrong dan memiliki sedikit brewok. Belum lagi wajahnya yang sedikit ke Turki-turkian memberikan kesan tersendiri pada chef tersebut, "Terus?"

MANTAN [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang