23. Perkara Daleman

11.6K 1.5K 301
                                    

.
.
.
.
.

"Hai Tayo! Hai Tayo! Dia bisa ceramah," Oci yang sedang memasak menu sarapan untuk Jaemin sebelum berangkat sekolah, terkekeh mendengar putranya yang salah menyanyikan lirik dari soundtrack kartun kesukaannya.

"Bis kecil ramah nak, bukan bisa ceramah," Ralat Oci lalu meletakkan telur mata sapi di atas nasi goreng, kemudian membawanya pada Jaemin yang sedang menonton televisi.

Oci memang sudah pulang ke apartemen sejak tiga hari yang lalu. Tapi dia belum bisa banyak beraktifitas atau melakukan hal-hal berat. Jadi wanita itu kembali bekerja dari apartemen, "Sarapan dulu, nanti diantar Pak Gilang ke sekolahnya," Semenjak Karyn mengutus Pak Gilang untuk menjadi bodyguard Jeff, Jeff malah meminta pria tersebut untuk menjaga Jaemin saja daripada dirinya.

Jaemin mengangguk semangat. Dia menerima suapan dari Oci, "Bunda inikan makanan kesukaan Ayah," Ujar anak yang kini sudah rapih memakai seragam sekolahnya yang berwarna biru muda, "Bunda harus kasih Ayah. Pasti Ayah seneng."

Oci tersenyum. Dia mengelus kepala Jaemin. Putranya sudah pintar dalam berbicara, apalagi soal protes, "Iya nanti Bunda kasih Ayah."

Lima belas menit kemudian Jaemin pergi ke sekolah dengan diantar Pak Gilang. Pria itu juga menunggu Jaemin sampai anak majikannya pulang sekolah.

Sesuai permintaan Jaemin sebelum berangkat tadi, Oci berniat membawakan sarapan untuk Jeff. Hitung-hitung ini sebagai balasan karena Jeff sudah menghiburnya saat di rawat di rumah sakit beberapa hari lalu. Sesampainya di depan unit apartemen Jeff, Oci menekan bel terlebih dahulu karena tak mau sembarangan masuk. Kalau kemarin-kemarin dia terpaksa langsung masuk karena Jeff belum bisa berjalan dengan benar, tapi sekarang tak ada alasan untuknya langsung masuk ke dalam apartemen tersebut.

"Hai," Sapa Jeff yang sudah rapih memakai kemeja berwarna putih. Dia mempersilahkan Oci masuk dan duduk di sofa, "Kamu bawa apa?" Tanya Jeff ketika Oci meletakkan sebuah piring di atas meja. Jeff tak bisa melihat isinya karena dilapisi tisu.

"Nasi goreng kesukaan kamu."

Jeff ikut duduk disamping mantan istrinya lalu membuka piring tersebut. Dia tersenyum mendapati nasi goreng dengan dua telur mata sapi di atasnya, "Makasih ya," Ucap Jeff yang dibalas anggukan Oci, "Aku ambil sendok dulu sebentar. Oh iya, kamu sendiri udah sarapan?"

Oci menggeleng, "Belum tadi habis ngurus Jaemin."

Jeff menatap sinis Oci, "Kebiasaan. Nggak kapok apa sakit lagi? Mau di operasi untuk yang kesekian kalinya?" Tanya Jeff beruntun. Kesal karena Oci kembali berulah padahal dia belum sembuh benar, "Jangan kemana-mana. Aku mau ambil sendok buat suapin kamu."

"Ih Mas, ini kan nasi gorengnya buat kamu. Jatah aku ada kok di apart," Kilah Oci.

"Nggak. Aku yakin banget, pulang dari sini kamu pasti nggak akan sarapan," Jeff kemudian pergi ke dapurnya untuk mengambil sendok dan air minum. Oci yang melihat itu hanya bisa menghela napas. Jeff memang mirip sekali dengan Delia, selalu mendumel jika Oci telat makan.

Selagi menunggu Jeff, Oci berniat menyalakan televisi karena merasa bosan. Dia sebelumnya sudah meminta izin pada Jeff terlebih dahulu. Baru saja akan menekan tombol on di remote, benda panjang itu terlepas dari tangan Oci dan jatuh ke bawahnya. Saat Oci akan mengambilnya kembali, dia tak sengaja melihat ke arah kolong sofa dan menemukan sepotong kain. Karena penasaran, Oci mengambil kain tersebut. Matanya membelalak begitu tahu apa yang dia pegang.

MANTAN [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang