30. Pesta

9K 1.3K 246
                                    

Gila udah part 30 aja nih book
.
.
.
.
.

Oci, dan Jaemin berangkat ke puncak bersama Jeff. Sampai di lokasi villa, kedatangan mereka sudah ditunggu oleh Jey. Ah, bukan mereka. Hanya Oci dan Jaemin yang kedatangannya ditunggu oleh Jey.

Jey mengajak Oci, Jaemin, dan Jeff-dengan terpaksa-terlebih dahulu untuk bertemu orang tua Jey yang juga masih berteman baik dengan orang tua Oci. Bahkan perkenalan Jey dan Oci dulupun dikarenakan faktor pertemanan orang tua mereka.

Orang tua Jey menyambut kedatangan Oci, dan Jaemin dengan hangat. Mereka sedikit heran saat Oci memperkenalkan Jeff sebagai Ayah Jaemin. Kedua orang tua Jey hanya berpikir kenapa Jeff ikut datang. Mengerti hanya dengan melihat raut kedua orang tua itu, Jeff segera angkat bicara, "Jaemin nggak mau pergi kesini kalau nggak sama saya," Ujar Jeff yang sebenarnya hanya sebuah kebohongan, "Tenang aja, saya nggak akan ganggu acara kalian malam nanti. Saya bisa di dalam villa sendirian."

Oci menoleh ke samping, tempat mantan suaminya berdiri. Wanita itu tersenyum, Jeff memang sangat bijaksana.

Setelah berkenalan dengan orang tuanya, Jey membawa Oci, Jaemin, serta Jeff ke salah satu villa terpisah yang ukurannya tidak terlalu besar. Tapi memiliki dua kamar. Jadi Jeff bisa tidur di kamar yang terpisah dengan Oci, itu harapan Jey, "Malam nanti aku jemput kamu kesini ya. Pestanya bakal di laksanain sekitar jam sepuluh," Jelas Jey.

Oci mengangguk paham, "Iya Mas."

"Oh ya, untuk makan, nanti bakal ada orang yang nganterin. Kamu sama Jaemin istirahat aja dulu. Kasian dia udah ngantuk kayaknya," Jey tersenyum sambil mengelus pipi Jaemin. Anak itu sejak datang tadi tak mau lepas dari gendongan Bundanya, "Aku permisi dulu ya Ci. Bye," Pamit Jey.

Saat masuk ke dalam villa, Oci langsung membaringkan tubuh Jaemin di kamar. Setelahnya dia dan Jeff memilih untuk beristirahat sebentar di sofa yang berada di ruang tengah, "Kalau Papi masih masih ada, pasti dia bakal ngelakuin hal yang sama kayak orang tuanya Jey. Bikin pesta untuk ulang tahun pernikahannya," Ujar Jeff sambil mengingat-ngingat bagaimana romantisnya kedua orang tua mereka saat Ayahnya masih hidup.

Oci tersenyum tipis, "Kamu juga bisa ngelakuin hal yang sama Mas kayak orang tuanya Jey."

"Maksudnya? Merayakan ulang tahun pernikahan?" Tanya Jeff dengan sebelah alis terangkat.

"Ya masa pesta sunatan."

"Kalau aku bikin, harus ada pasangannya dong. Masa iya ngerayainnya sendiri," Dengus Jeff, "Makanya, buruan jawab. Mau balik sama aku apa enggak? Biar bisa ngerayain pesta pernikahan yang ke sepuluh, dua puluh, tiga puluh, empat puluh, bahkan seratus tahun kalau kita masih punya umur."

Oci menepuk-nepuk lengan Jeff, "Sabar ya, sebentar lagi," Katanya lalu pergi meninggalkan Jeff sendirian.

"Lho sayang?! Mau kemana?!"

Oci menghentikan langkahnya, dia memutar tubuhnya lalu menatap Jeff sinis, "Sayang sayang. Sembarangan aja!" Ketusnya.

Jeff menunjukkan deretan giginya. Dengan usil dia berlari untuk memeluk Oci dan terus mengucapkan panggilan sayang meski tahu Oci tidak menyukainya, "Sayang sayang sayang. Jeff sayang Oci."

"Maaas," Oci berusaha melepaskan Jeff. Tapi memang dasarnya pria itu kuat, Oci tak berhasil mendorong Jeff menjauh darinya. Pada akhirnya dia tertawa karena mendapat perlakuan seperti itu dari mantan suaminya, "Dasar Bapaknya Jaemin cringe."

"Nggak apa-apa cringe, yang penting disayang sama kamu."

"Tau dari mana kalau aku sayang kamu emang?"

"Kalau kata Jazz sih dari matamu matamu kumulai jatuh cinta~" Jeff mulai bernyanyi yang membuat Oci kembali tertawa. Ada saja ulah pria itu yang bisa membuatnya merasa bahagia saat dekat dengan Jeff.

*****

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam lewat tiga puluh menit. Oci dengan dress berwarna merahnya sudah siap untuk pergi ke pesta. Hanya tinggal menunggu kedatangan Jey saja. Awalnya Oci akan mengajak Jaemin juga. Bahkan dia sudah memakaikan putranya jas kecil, tapi tiba-tiba saja sepuluh menit yang lalu Jaemin tertidur di sofa selagi menunggu kedatangan Jey. Akhirnya pria kecil itu tak jadi ikut dan tinggal bersama Jeff di vila.

Mendengar suara ketukan pintu, Oci segera beranjak dari sofa untuk membukanya. Dia yakin kalau itu Jey. Ternyata dugaannya benar, ada Jey yang malam ini terlihat lebih berwibawa karena menggunakan tuxedo, "Udah siap kan? Yuk kita ke pestanya sekarang?" Ajak Jey.

"Udah Mas. Tunggu sebentar ya, aku mau pamit dulu sama Mas Jeff," Oci kembali masuk untuk pamit pada Jeff yang sedang menemani Jaemin tidur.

"Udah dateng si Jey?" Tanya Jeff melihat Oci yang masuk ke dalam kamar.

"Iya. Aku pamit ya Mas. Kalau Jaemin bangun atau apa panggil aku aja, lokasi acaranya cuma di depan situ kok."

Jeff mengangguk paham. Dia mengizinkan Oci untuk pergi.

Suara-suara musik dan riuhnya orang yang berpesta membuat Jeff penasaran. Akhirnya dia meninggalkan Jaemin sendiri lalu pergi keluar untuk melihat acara yang sedang berlangsung tersebut. Jeff bisa melihat Oci sedang tertawa dengan beberapa orang di sana. Wanita itu memang mudah akrab dengan orang baru.

Namun saat di tengah-tengah pesta, tiba-tiba saja semua musik mati dan hanya ada satu lampu yang mengarah pada Oci yang membuat wanita itu terkejut.

Jey, dengan membawa buket bunga di tangannya menghampiri Oci. Jeff yang ingin tahu lebih jelas, akhirnya mendekat untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"Buat kamu," Ucap Jey sambil menyerahkan buket bunga tersebut pada Oci.

Oci yang masih bingung dan tidak tahu apa maksud Jey melakukan ini, menerima buket itu dengan ragu.

Jey tersenyum saat pemberiannya diterima oleh wanita berumur dua puluh enam tahun tersebut, "Mungkin kamu kaget karena tiba-tiba aku ngelakuin ini disaat pesta orang tua aku lagi berlangung. Tapi Ci, aku udah merencanakan semuanya. Malam ini, di depan para tamu dan orang tua aku, aku berniat melamar kamu dan menjadikan kamu sebagai istri aku," Jelas Jey yang membuat Oci dan Jeff terbelalak, "Jadi, apa kamu bersedia untuk menerima aku sebagai suami kamu?"

Oci melihat ke sekelilingnya. Para tamu undangan dan juga orang tua Jey meminta Oci untuk menerima pria itu. Hingga tatapan Oci bertemu dengan Jeff.

Jeff menggelengkan kepalanya pelan. Namun dia tidak mau memaksa Oci. Karena semua keputusan ada di tangan wanita itu. Jeff sudah pernah bilang bukan? Kebahagiaan Oci, akan menjadi kebahagiaannya juga.








GAES FOLLOW IG ASEM YA NAMANYA @asam_asin buat kalian yang mau follback, dm asem aja😆❤

MANTAN [END✔]Where stories live. Discover now