Bonus Chapter (II)

9.5K 1.1K 212
                                    

Apa kabar kalian setelah FF ini ending????

.
.
.
.
.

"Bunda nda boyeh pelgi," Ryujin yang kini sudah menginjak usia dua tahun, memeluk Oci tiba-tiba yang sedang memasukkan pakaian-pakaiannya dan Jeff ke dalam koper karena besok pagi mereka akan berangkat ke Berlin. Tempat yang ingin sekali Jeff kunjungi sejak lama bersama sang istri, namun baru tahun ini mereka memiliki waktu untuk berangkat ke sana.

Kenapa baru tahun ini? Disamping Jeff yang banyak sekali pekerjaan, terlebih dia baru membuka cabang perusahaan baru di negara tetangga, Oci juga tidak bisa meninggalkan anak keduanya yang saat itu masih butuh asi. Tapi karena sudah dua bulan ini Ryujin berhenti asi, jadi Oci sudah bisa menitipkan putrinya pada orang tuanya selama dia dan Jeff pergi ke Berlin.

Oci tersenyum, dia mengangkat tubuh putrinya menjauh dari koper lalu pergi ke ruang keluarga. Ada Jaemin yang sedang mengerjakan tugas sekolah di sana. Wanita itu kemudian duduk di sofa, "Bunda pergi sebentar doang kok dek. Nanti adek sama Kakak main di rumah Oma Karyn sama nenek Delia. Iya kan Kak?" Tanya Oci pada putranya.

Jaemin menoleh lalu mengangguk, "Nanti Jinjin sama Kakak main bareng di rumah nenek."

"Tuh, sama Kakak ya?" Timpal Oci.

Ryujin menggeleng, dia semakin menyembunyikan wajahnya di dada sang Bunda. Jika Jaemin sangat dekat dengan Jeff, maka Ryujin sangat dekat dengan Oci. Anak berusia dua tahun yang memiliki julukan, Princess di keluarga Mahesa itu tidak suka jika berada jauh dari Bundanya.

Jaemin yang melihat adiknya tampak murung, meninggalkan PRnya kemudian duduk disamping Oci. Pria kecil itu mengelus kepala sang adik penuh sayang, "Nggak apa-apa. Nanti Jinjin Kakak beliin es krim. Mau nggak?"

"Emang Kakak punya uang?" Tanya Oci sambil menahan tawanya.

Jaemin mengangguk, "Punya dong. Kan Kakak nabung."

Oci tersenyum. Jaemin memang Kakak yang baik, meski masih belia dia rela melakukan apapun demi adiknya. Bahkan beberapa waktu lalu, saat Ryujin terkena demam selama seminggu, Jaemin rela tidak makan es krim selama itu juga. Katanya dia akan makan jika Ryujin sudah sembuh, supaya mereka bisa makan es krim bersama.

"Mau ya Kakak beliin es krim?" Tanya Jaemin sekali lagi, "Tapi jangan nangis waktu ditinggal Bunda sama Ayah."

Ryujin akhirnya tersenyum, dia mengangguk beberapa kali, menyetujui ucapan Kakaknya. Tak berselang lama, Jeff pulang setelah seharian kerja. Dia mengecup pipi istri dan anak-anaknya bergantian seperti biasa, "Kakak, main sama Jinjin dulu ya, Bunda mau siapin makan Ayah dulu," Kata Oci yang dibalas anggukan Jaemin.

Oci dan Jeff meninggalkan anak-anak mereka di ruang tengah, sedangkan keduanya pergi ke kamar, "Ini barang-barang yang mau dibawa besok Bund?" Tanya Jeff melihat ada dua koper berukuran sedang di kamarnya.

"Iya," Sahut Oci seraya membantu suaminya melepaskan dasi, "Langsung mandi ya, aku mau nyiapin makan malam dulu."

Jeff tersenyum, dia menahan pinggang istrinya yang akan beranjak pergi. Lalu mendaratkan kecupan ringan di kening Oci, "Nggak sabar ih besok," Ujar Jeff gemas.

Oci terkekeh. Diapun sama, tidak sabar ingin menghabiskan waktu berdua bersama Jeff. Karena selama ini waktu keduanya hanya diberikan untuk anak-anak mereka dan pekerjaan, jarang sekali pasangan suami istri itu bisa berdua-duaan. Terlebih ada si kecil Ryujin yang selalu menempel pada Ibunya.

MANTAN [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang