32. So Long

9K 1.4K 448
                                    

.
.
.
.
.

Keesokan paginya Oci, Jeff, dan Jaemin baru pulang ke Jakarta. Itupun bukan ke apartemen, melainkan rumah orang tua Oci. Rencananya wanita itu mau membicarakan mengenai Jey dengan Delia. Kenapa perlu dibicarakan? Karena Delia masih suka menjodoh-jodohkan putrinya dengan Jey tanpa tahu kalau sebenarnya Oci dan Jeff itu kembali dekat. Meski beberapa hari yang lalu Delia sempat memergoki keduanya sedang berduaan, namun wanita paruh baya itu tak berpikiran yang macam-macam lagi setelah Oci mengatakan, "Enggak lah Bu. Ini Mas Jeff cuma bantu benerin wastafel. Sayang kalau harus manggil tukang."

"Mau di gendong Ayah," Jaemin merentangkan lengannya saat Jeff memintanya untuk turun dari mobil karena sudah sampai. Anak itu bersikap manja setelah dibangunkan paksa karena harus pulang ke Jakarta pagi-pagi.

Jeff menghela napasnya. Akhirnya dia menggendong Jaemin yang semakin hari beratnya semakin bertambah. Jeff pikir dia harus cepat-cepat memberikan Jaemin adik agar putranya tersebut bisa belajar dewasa, "Ayo deh masuk," Kata Jeff sambil menggandeng tangan Oci menuju pintu rumah kediaman Arthur.

Saat pintu terbuka, Oci menjauhkan tangannya dari Jeff, "Bu..." Lirihnya kemudian memeluk Delia erat. Oci kembali menangis, dan hal itu membuat Delia bertanya-tanya.

"Kamu kenapa Ci?" Tanya Delia sambil mengusap-ngusap punggung putrinya. Karena tak mendapat jawaban dari Oci, Delia beralih pada Jeff, "Oci kenapa Jeff?"

Karena Oci tak sanggup bicara apa-apa, akhirnya Jeff yang menceritakan segalanya pada Delia. Dia menjelaskan bagaiman perlakuan yang Jey berikan pada putri Delia sehingga membuat Oci sampai seperti ini. Saat itu juga Delia merasa menyesal karena telah memperkenalkan putri tersayangnya pada pria brengsek seperti Jey.

Delia juga sempat meminta maaf pada Oci. Namun Oci bilang ini bukan salah Ibunya.

"Yaudah, kita sarapan dulu ya. Mumpung Jeff juga lagi di sini. Kita sarapan bareng aja," Ajak Delia menyudahi obrolan mengenai Jey.

"Nggak apa-apa Bu?" Tanya Jeff.

"Nggak apa-apa Mas. Kayak sama siapa aja," Sahut Oci dengan wajahnya yang masih sembab karena habis menangis.

"Bunda," Panggil Jaemin yang berada di pangkuan Jeff.

"Kenapa sayang?" Tanya Oci. Jujur, semenjak kemarin malam dia tidak terlalu memperhatikan Jaemin. Untungnya ada Jeff yang membantu mengurus putra mereka. Bahkan sebelum pulang kemari, Jeff yang memandikan Jaemin karena tahu Oci butuh waktu untuk menenangkan diri.

"Bunda jangan nangis lagi ya. Nanti mukanya jadi jelek kayak pantat panci," Ujar anak itu yang membuat para orang dewasa tergelak. Termasuk Oci.

"Belajar dari mana coba bisa ngeledek Bundanya gitu?" Tanya Oci.

Jaemin menunjukkan deretan giginya, "Ayah..."

Oci menatap Jeff sinis, "Bagus ya Mas."

Jeff melakukan hal yang sama dengan Jaemin. Dia menunjukkan cengirannya pada Oci, "Bercanda Bunda."

Selesai sarapan bersama, Jeff, Oci, dan Delia duduk di taman belakang sambil memperhatikan Jaemin yang tengah bermain kejar-kejaran dengan Kakeknya, Arthur. Selama sarapan tadi, Delia bisa melihat jika tatapan dan perhatian yang Oci berikan pada Jeff seperti seorang istri yang memperhatikan suaminya. Contohnya saat Jeff tiba-tiba tersedak, Oci segera menuangkannya air, lalu saat ada brokoli di piring Jeff, Oci menyingkirkannya, "Kalian ada rencana buat rujuk lagi?" Tanya Delia tiba-tiba, membuat Oci dan Jeff saling bertatapan.

MANTAN [END✔]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin