21. Sulpis?

10.4K 1.5K 239
                                    

.
.
.
.
.

Sudah empat hari Oci berada di rumah sakit. Operasi usus buntupun telah dilakukan pada tiga hari yang lalu. Dokter bilang operasinya berjalan lancar dan berhasil. Hanya tinggal tunggu masa pemulihan sekitar empat sampai enam minggu. Tapi lusa Oci sudah diperbolehkan pulang, dengan beberapa syarat tertentu agar kondisinya cepat membaik.

Hari ini tidak ada hal yang istimewa yang terjadi padanya. Semuanya terasa membosankan. Oci berada di rumah sakit hanya sendiri. Tak ada yang mengajaknya mengobrol, hanya ada televisi dan ponsel yang menemaninya. Kedua orang tuanya baru saja pulang untuk mengambil pakaian.

Selama Oci di rumah sakit, Jaemin dirawat oleh Jeff dan Karyn karena Delia dan Arthur menjaga putri mereka di rumah sakit. Oci juga sengaja tak membiarkan Jaemin datang karena rumah sakit tempat yang rawan untuk anak kecil. Apalagi Jaemin sangat aktif, dia bisa saja menyentuh apapun yang berada disekitarnya tanpa tahu itu berbahaya atau tidak.

"Hai Ci," Oci yang semula fokus pada layar televisi menoleh kala mendengar suara pintu terbuka bersamaan dengan suara seorang pria. Ternyata Jey.

Kalau Oci hitung-hitung ini sudah ketiga kalinya Jey datang ke rumah sakit untuk menjenguknya. Dan sudah dipastikan, Jey tidak akan datang dengan tangan kosong. Ada saja yang pria itu bawa untuk diberikan pada Oci atau Delia dan Arthur. Seperti sekarang, Jey memberikan Oci parsel buah, "Mas, kan udah aku bilang, kalau datang ya datang aja. Nggak usah bawa apa-apa, aku jadi nggak enak," Ujar Oci.

Jey terkekeh pelan, "Nggak apa-apa. Nggak ngerepotin juga. Lagian nggak enak kalau aku datang nggak bawa apa-apa," Katanya, "Kamu mau duduk?" Tanya Jey saat melihat Oci yang berusaha bangun.

Oci mengangguk, "Iya Mas," Jey dengan segera membantu wanita itu untuk bersandar pada bantal yang sebelumnya sudah dia sandarkan pada kepala ranjang, "Makasih," Ucap Oci.

"Keadaan kamu gimana? Udah baikan?" Jey ingat, terakhir kali saat dia mengunjungi Oci keadaan Ibu dari Jaemin tersebut masih terlalu lemah. Bahkan wajahnya belum secerah sekarang.

"Udah Mas. Cuma bekas operasinya kadang masih terasa sakit. Terus aku juga belum bisa berdiri terlalu lama," Jelas Oci, "Eum Mas Jey?" Panggilnya.

"Iya? Kamu mau sesuatu?"

Oci mengangguk, "Mau minta tolong kalau Mas nggak keberatan."

"Iya enggak. Asal nggak minta aku buatin rumah aja di Mars," Canda Jey yang membuat Oci terkekeh.

"Ya enggaklah. Aku mau buang air. Boleh bantuin jalan ke toiletnya?"

"Boleh dong. Ayo, aku bantu," Jey membantu Oci turun dari brankar dan menuntun wanita itu sampai depan toilet. Selama Oci menyelesaikan urusannya, Jey setia menunggu di depan toilet dan tak beranjak sedikitpun dari sana.

Lima belas menit kemudian Oci keluar, Jey lagi-lagi membantunya untuk kembali ke brankar.

"Mau aku kupasin jeruk?" Tanya Jey saat mereka sudah kembali ke tempat semula. Oci di brankar, Jey duduk disampingnya.

Oci menggeleng, nafsu makannya belum kembali.

Baru saja Jey akan membuka mulut lagi, suara anak kecil menyelanya. Ada Jaemin dan Jeff yang baru saja datang, "Bundaaa!" Pekik Jaemin girang masih menggunakan seragam taman kanak-kanaknya. Oci tebak pasti putranya baru pulang sekolah.

MANTAN [END✔]Where stories live. Discover now