49. Acara Keluarga

8.8K 1.3K 281
                                    

.
.
.
.
.

Kabar kehamilan Oci sudah sampai ke telinga keluarga dan teman-temannya, semua merasa bahagia dan ikut senang akan kehamilan kedua Oci. Bahkan Jaemin yang sejak dulu memimpikan sang calon adik, terus memamerkannya pada teman-temannya dan nenek kakeknya.

Dan orang yang paling posesif semenjak Oci mengandung adalah Jaemin. Anak itu bahkan tak bosan untuk menyentuh perut Bundanya dan mengajak ngobrol sang adik semenjak kandungan Oci menginjak tiga minggu sampai lima bulan seperti saat ini, "Bunda mau kemana?" Tanya Jaemin saat Ibunya bangun dari ranjang. Padahal dia sedang asik memamerkan mainan barunya pada janin yang berada di perut Oci.

"Bunda mau pipis, terus siapin makan Ayah," Ujar Oci. Dia dan Jeff tidak bisa pulang bersama sore tadi, karena suaminya itu pergi keluar kota untuk urusan pekerjaan. Bahkan pagi tadi saat berangkat ke kantor dan mengantar Jaemin ke rumah Delia, Oci membawa mobil miliknya sendiri. Memang Ibu hamil itu masih bekerja sampai kandungannya menginjak bulan ke lima seperti sekarang, dan untuk ke depannya Oci masih belum bisa memutuskan untuk berhenti dan full menjadi ibu rumah tangga atau tetap bekerja dan menitipkan anak-anaknya pada orang tuanya.

Sejujurnya untuk mengajukan resign Oci masih merasa berat. Karena selama ini dia yang menjadi tulang punggung dan memenuhi kebutuhan hidup orang tuanya saat Arthur mulai pensiun. Dan lagi pekerjaan mendisgn seperti ini adalah impiannya sejak dulu.

Saat akan masuk ke dalam kamar mandi, Oci merasakan tangannya di pegang seseorang. Begitu dia menoleh, ternyata Jaemin pelakunya, "Bunda Jaemin pegangin ya, biar nggak jatuh," Katanya sambil menunjukkan deretan gigi susunya pada Oci.

Oci tersenyum. Benar, buah memang jatuh tak jauh dari pohonnya. Sifat dan sikap Jaemin sangat mirip dengan Ayahnya. Keduanya sangat manis, apalagi jika sudah memperlakukan Oci. Tapi wanita itu menyayangkan karena Jaemin mewarisi sifat memalukan Jeff juga. Ada kalanya Jeff dan Jaemin membuat Oci malu dan sebal akan tingkah keduanya.

"Makasih ya Kakak, kamu tunggu di luar aja, Bunda nggak apa-apa kok," Ucap Oci begitu sudah di dalam kamar mandi.

Jaemin mengangguk kemudian kembali ke kasur dan melanjutkan acara mainnya.

Setelah buang air, Oci pergi ke dapur untuk menghangatkan makan malam yang dia beli di restoran tadi untuk Jeff. Wanita itu tak sempat memasak makan malam karena sedikit lelah akibat kehamilannya. Belum lagi sampai saat ini Oci masih suka merasakan morning sickness. Hanya saja tidak terlalu parah seperti awal-awal kehamilan dulu.

Bersamaan dengan makan malam yang sudah siap, Jeff masuk ke dalam apartemen. Oci langsung menyuruh suaminya untuk makan karena dia tahu Jeff belum makan malam, "Kamu udah makan Bund?" Tanya Jeff begitu duduk di kursi meja makan.

"Udah tadi. Aku makan di restorannya sama Jaemin."

Jeff mengangguk paham. Dia mulai makan dengan ditemani Oci disampingnya. Wanita yang tahun ini sudah menginjak umur dua puluh tujuh itu menyandarkan tubuhnya di kursi, lalu tangannya bergerak mengelus perutnya dari luar gaun tidur yang dia gunakan. Mulai kemarin sore, Oci sudah bisa merasakan tendangan si kecil dari dalam perutnya, "Si kecil aktif ya moms," Celetuk Jeff ikut meletakan tangannya di atas perut Oci.

Oci mendengus, dia menyenggol lengan suaminya, "Mulai lagi deh."

Jeff terkekeh, "Serius nanya, ini si dedek nendang lagi?"

"Belum. Tapi tadi waktu di ajak ngobrol Jaemin dia nendang terus."

"Sayang dia sama Kakaknya. Ya nak?" Tanya Jeff pada si janin, "Oh ya Bund, besok kan hari Minggu, di rumah Mami ada acara kumpul keluarga. Kamu mau dateng kan?"

Oci mengangguk, "Tadi Mami juga udah nelepon aku sih. Tapi besok pulang dari rumah Mami temenin aku potong rambut yuk Mas, gerah deh panjang gini. Apalagi nanti aku nyusuin si dedek."

"Iya sayangku cintaku istriku," Balas Jeff lalu mengecupi gemas pipi istrinya yang terlihat lebih berisi dari biasanya, membuat Oci tertawa karena kegelian.

*****

Pukul sepuluh pagi, Jeff, Oci, dan Jaemin berangkat ke rumah Karyn. Sampai sana sudah banyak keluarga dari Jeff yang datang. Sebenarnya tidak ada acara khusus, keluarga besar Karyn itu datang karena sudah lama tidak berkumpul saja. Bahkan seingat Oci dia bertemu keluarga besar Jeff ini sekitar empat tahun yang lalu. Dan saat pernikahan keduanya dan Jeff kemarin, keluarga dari suaminya itu tidak banyak yang datang karena rata-rata sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Sesampainya di sana, ketiganya disambut hangat oleh keluarga besar Jeff.

Karena banyak anak kecil juga, Jaemin akhirnya pergi ke taman belakang dan bermain bersama sepupu-sepupunya, lalu Jeff mengobrol bersama para pamannya di ruang keluarga, sedangkan Oci pergi ke dapur untuk membantu Karyn dan tante Jeff yang sedang menyiapkan makanan untuk siang nanti.

"Udah berapa bulan Ci?" Tanya Mariska, adik dari Karyn.

"Lima bulan tante," Balas Oci sopan sambil menunjukan senyumnya.

"Dijaga baik-baik ya. Jangan terlalu capek," Tambah Mariska.

"Iya, makasih tante," Ucap Oci, kemudian dia menghampiri Karyn yang tengah mengaduk sesuatu di atas kompor, "Mi, ada yang bisa aku bantu nggak?"

Karyn menggeleng cepat, "Kamu duduk aja. Istirahat, biar Mami sama tante-tantenya Jeff yang masak."

"Nggak apa-apa Mi. Ini wortel belum di potong kan? Biar aku yang potong ya," Kata Oci lalu membawa wortel tersebut ke meja makan untuk dipotong-potong sebelum di olah.

"Kamu masih kerja Ci?" Oci mendongak saat seseorang mengajukannya pertanyaan. Itu juga salah satu tante Jeff yang datang, Nina namanya.

Oci mengangguk, "Iya tante."

Nina duduk di hadapan Oci, "Kenapa nggak berhenti? Emangnya nggak capek kerja dalam kondisi hamil gini? Apalagi kamu harus jaga Jaemin juga kan?"

Oci tersenyum tipis, "Aku belum kepikiran untuk berhenti tante. Terus kalau untuk capek enggaknya ya sedikit sih. Tapi aku selalu usahain untuk nggak terlalu capek."

Nina terkekeh, "Kamu aneh juga ya," Ucap wanita itu yang membuat Oci bingung.

"Maksudnya?"

"Ya dulu kan kamu ngebet banget minta Jeff supaya ceraiin kamu, tapi sekarang kalian malah balik lagi. Makanya, dulu seharusnya kamu jangan sok-sokan minta cerai. Ngerepotin doang kan ujung-ujungnya."

Jujur, hati Oci sakit mendengarnya. Namun dia berusaha sebisa mungkin untuk tidak marah apalagi sampai terpancing emosi. Karena mau bagaimanapun juga, Nina adalah salah satu tante dari suaminya. Dan lagi orang memang selalu ada yang pro juga kontra kan? Mungkin Nina salah satu orang yang kontra akan membaiknya hubungan Jeff dan Oci.

Oci mengangkat kedua sudut bibirnya, "Terimakasih tante Nina untuk ucapannya, aku anggap itu sebagai masukan. Supaya lain kali aku bisa berpikir sebelum bertindak dan nggak akan merepotkan tante lagi seperti sekarang."




Ntapsss sekali Bunda. Btw Bunda galaknya kalau sama Ayah alay doang kayaknya wkwkwkwk😂

MANTAN [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang