18. Gambar Jaemin

11.2K 1.6K 301
                                    


Ganti cover hehehe

Btw yang nanyain Mas Jey, nanti ada lagi kok

Ya ampun ini udah update an yang keberapa sih hari ini?😂
.
.
.
.
.

Sudah empat hari Oci mengurus Jeff yang masih belum pulih benar. Dia bahkan tidak pergi ke kantor selama itu agar bisa menjaga Jeff karena amanah Karyn yang masih orang tua Oci. Meski sudah bercerai dengan putranya, Karyn tetap seorang Ibu untuk Oci.

"Jaemin biar dijemput Pak Gilang aja," Ujar Jeff yang duduk di kursi meja makan pada Oci yang tengah menghangatkan makan siang untuknya. Pak Gilang, bodyguard yang membantu Oci menjaga Jeff selama Karyn pergi.

"Iya," Sahut Oci. Dia kemudian mematikan kompor dan memindahkan sayur yang sudah dihangatkan ke dalam mangkuk, lalu menyajikannya untuk Jeff.

Jeff sebenarnya merasa heran, sudah beberapa hari ini Oci jarang berbicara padanya, jika Jeff tidak mengajak Oci berbicara lebih dulu, mungkin wanita itu tidak akan berbicara pada Jeff. Padahal Jeff sangat tahu, jika Oci bukan tipe orang yang pasif. Oci biasanya akan mengajak orang lain berbicara lebih dulu, "Mau kemana?" Tanya Jeff saat Oci justru keluar dari dapur tanpa makan siang terlebih dahulu.

"Beresin kamar kamu," Balas Oci kemudian meninggalkan Jeff sendiri.

Lima belas menit kemudian Jeff selesai makan, dia berdiri dari posisinya dengan bantuan tongkat. Awalnya Jeff ingin mencuci piring dan mangkuk bekas makannya, tapi Oci melihat dan segera melarang Jeff. Katanya biar dia saja yang mencuci. Jeff menurut saja, dia memilih bersandar di tembok sambil memperhatikan Oci yang tengah mencuci piring di wastafel, "Ada sesuatu yang terjadi ya Ci?" Tanya Jeff tiba-tiba.

Jeff khawatir jika terjadi sesuatu pada Oci. Apalagi semenjak mantan istirnya itu memberitahunya mengenai kabar Shania yang pindah ke apartemen ini, Oci mulai bersikap aneh. Jeff sendiri belum pernah sekalipun bertemu Shania setelah beberapa tahun lalu ketika wanita itu tiba-tiba menghilang.

Oci tak merespon ucapan Jeff. Dia pura-pura sibuk dengan pekerjaannya.

"Pasti ada sangkut pautnya sama Shania kan?" Tebak Jeff lagi, "Gelagat kamu berubah aneh semenjak Shania datang kesini. Kenapa? Boleh aku tau?"

Oci mengelap tangannya ke hand towel kemudian membalik tubuhnya menghadap Jeff, "Bukannya aku yang seharusnya nanya gitu Mas? Boleh aku tau kenapa kamu nggak pernah bilang ke aku soal Shania?"

"Jadi kamu udah tau?"

"Ya, Shan udah bilang semuanya sama aku. Dan aku juga perlu tau dari sudut pandang kamu. Kenapa kamu nggak pernah ngejelasin dan kasih tau aku gimana kamu dan Shania bisa punya hubungan?"

Jeff menghela napasnya. Dia menunduk, tak berani menatap Oci, "Karena aku takut kamu marah dan kecewa sama aku Ci..." Lirihnya, "Dan Shania ngancam aku juga untuk nggak ngasih tau kamu."

Oci tersenyum miris, "Mas, aku nggak ngerti sama jalan pikiran kamu gimana. Kalau kamu bilang dari awal dan terbuka sama aku, kita nggak akan berakhir kayak gini. Liat, apa dampak yang kita terima karena kamu yang terlalu tertutup sama aku. Bukan, bukan cuma kita, tapi orang-orang di sekitar kita, Jaemin, orang tua kamu, orang tua aku, semuanya Mas," Oci menghela napasnya, dia memijit pelipisnya yang berdenyut, "Aku kecewa sama kamu Mas. Iya aku tau, di sini Shania penyebab utamanya, tapi aku juga nggak mau tutup mata kalau kamu juga salah. Kamu salah karena nggak pernah bilang apa yang terjadi sebenarnya sama aku."

"Tapi kamu juga nggak bisa tutup mata soal aku yang masih mencintai kamu Ci," Ujar Jeff, "Kamu tau kebenarannya, aku masih mencintai kamu sampai detik ini. Aku nggak pernah punya atau menaruh perasaan aku sedikitpun pada Shania."

"Kalau kamu nggak punya perasaan sedikitpun sama Shan, kenapa malam di hari ulang tahun aku, kamu lebih memilih tinggal di rumah Shania Mas?! Kenapa?!" Emosi Oci meledak-ledak, air matanya berlomba-lomba turun, "Apa Shania itu lebih penting daripada aku bagi kamu?!"

Jeff berjalan perlahan ke arah Oci. Dia membawa wanita itu ke dalam pelukannya. Jeff mendongak, berusaha menahan air matanya yang akan jatuh. Dia tahu bagaimana sakitnya perasaan Oci saat itu dan hari ini, dan karena itu juga Jeff semakin merasa bersalah, "Malam itu aku berusaha menyelamatkan dua nyawa sekaligus Ci. Kamu dan Shania."

"Kenapa aku?" Tanya Oci lirih tanpa membalas atau melepaskan pelukan Jeff.

"Sehari sebelum ulang tahun kamu, aku memutuskan hubungan dengan Shania. Aku nggak mau lagi terlibat sama dia. Tapi Shania mengancam, dia akan membunuh kamu kalau aku berani memutuskan hubungan dengan dia," Oci menjauh setelah mendengar ucapan Jeff, ingin mendengar lebih jelas lagi apa yang sebenarnya terjadi, "Aku pikir awalnya Shania hanya main-main dengan ancaman itu. Tapi ternyata, malam waktu kita mau dinner, aku ngeliat Shania berdiri di depan pintu restoran sambil bawa pistol. Pikiran aku langsung melayang kemana-mana, dan tanpa pikir panjang aku langsung narik Shania dan bawa dia pulang."

Oci terkejut? Tentu saja. Ternyata Shania belum mengatakan semuanya pada Oci.

"T-terus maksud kamu dua nyawa sekaligus?" Tanya Oci masih belum mengerti.

"Setelah berhasil membunuh kamu, Shania berniat bunuh diri karena dia nggak mau di cap sebagai pembunuh. Waktu itu dipikiran aku cuma ada satu hal Ci, yaitu keselamatan kamu. Aku takut kehilangan kamu untuk selama-lamanya," Jelas Jeff, "Maaf kalau ternyata cara aku untuk melindungi kamu selama ini salah. Karena aku nggak tau harus gimana lagi buat melindungi kamu, Rosie."

Tubuh Oci melemas mendengarnya. Dia perlahan-lahan berjalan ke arah kursi meja makan dan duduk di sana.

Jeff menghampiri Oci. Dia meletakkan tongkatnya di lantai kemudian berjongkok di hadapan Oci. Jeff meraih tangan mantan istrinya dan menggenggamnya, "Ya, kamu benar Ci. Aku salah, dan aku mengakuinya. Tapi apa bisa kita mengulang lalu memperbaiki semuanya lagi?"

Oci menatap mata Jeff, tak ada satupun kata yang keluar dari mulutnya. Dan detik selanjutnya, wanita itu menarik tangannya dari sang mantan suami.

"Bunda!" Jaemin yang baru pulang sekolah, langsung menghampiri Oci dan Jeff saat melihat kedua orang tuanya tersebut sedang di dapur.

Oci segera mengusap air matanya yang sempat turun, begitupun dengan Jeff.

Lagi, Oci berusaha terlihat baik-baik saja di depan putranya, "Jaemin udah pulang? Itu bawa apa?" Tanya Oci saat melihat selembar kertas di tangan Jaemin.

Jaemin menunjukkannya pada Oci dan Jeff, "Ini gambar Ayah, Bunda, sama Jaemin. Bagus kan Bunda? Nanti Jaemin bikin yang ada adik kecilnya juga hehehe," Cengir anak itu.

 Bagus kan Bunda? Nanti Jaemin bikin yang ada adik kecilnya juga hehehe," Cengir anak itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Sumber : Pinterest)









K-kok nyesek sih?😭

MANTAN [END✔]Where stories live. Discover now