66. Drop Out

1.1K 558 78
                                    

Siapakah yang akan di Drop Out? Hayo, penasaran 'kan? Apakah Galan, Yuri, Tania, Dito—Oscar?

Dahalh, baca sendiri.

Tolong kasih tahu jika ada typo/kalimatnya kurang pas. Maklum, nulisnya lagi ngantuk.

***

Tentu Yuri tidak akan meninggalkan kantin begitu saja. Ia mengancam Galan—kalau kejadian ini akan mengantarkannya ke meja BP. Ia juga memperingatkan, kalau masalah ini akan menjadi masalah panjang.

"Oh, ya?" Galan membalas pendek, dengan nada remeh. Kawananya diam, tengah menahan tawa. Betapa tidak, kuah bakso beserta mie yang tadi dilemparkan Galan—hinggap, menjuntai di wajah Yuri.

"Lihat nanti, aku akan menuntut balasan setimpal!" Yuri melengos, keluar dengan sisa malu tak tertahankan.

Seluruh tawa meledak. Tidak hanya teman-temannya Galan, tapi juga seluruh kantin. Sungguh drama yang lucu, kata mereka.

Kecuali teman-teman Yuri, mereka yang tidak tertawa. Ketiganya melirik Galan, lebih tepatnya—ngeri jika menatap matanya langsung. Makanya mereka tidak berani membela Yuri.

Galan hanya tersenyum kecut. "Coba saja kalau berani. Aku akan buat masalah ini semakin rumit," ucap Galan setelah teman-teman Yuri ikut keluar.

Ia duduk kembali. Raka dan lainnya menepuk pundaknya. Tertawa, melihat pembalasan yang begitu dramatis.

"Bagus sekali kawan. Orang seperti Yuri, kalau tidak diberi pelajaran—tidak akan berhenti," ujar Raka.

Galan hanya tersenyum kecil. Dia juga tidak tahu. Tiba-tiba tangannya refleks melempar.

"Nah, kalau begitu 'kan terlihat gentleman," ledek Oscar, seraya menyeringai lebar.

"Super gentleman's!" Pekik Dito.

"Dari dulu Galan juga gentleman," Rino membela.

"Sudahlah, kenapa kalian malah meributkan kata-kata gentleman." Galan menengahi.

Raka tergelak. Sebagai gantinya, ia meminta Cak Mamat untuk membuatkan bakso lagi. Namun, Galan menolak. "Tidak perlu. Sebentar lagi jam istirahat selesai," pungkasnya.

Raka mengangguk. Tidak jadi memesan. Ia kemudian mengajak yang lain untuk segera menghabiskan baksonya, dan kembali ke kelas.

***

Biologi, itulah pelajaran sekarang. Mr. Hendry, pengajarnya. Pengajar yang masih terbilang muda tersebut, tidak mau dipanggil Pak. Jadi para muridnya memanggilnya Mr, sebagai tanda hormat mereka.

Di sekolah ini, bagi guru yang tidak mau dipanggil Pak, entah masih lajang ataupun masih muda—tapi sudah menikah, murid-murid akan memanggilnya Mr, termasuk Mr. Kenny—ia juga tidak mau dipanggil Pak.

"Darimanakah asal air di dalam kelapa? Apakah semua itu dari rembesan air hujan? Atau dari mana? Apakah mendadak ada sendiri?" Mr. Hendry melontarkan pertanyaan. "Ada yang bisa menjawab?"

Di tengah penjelasan guru, tiba-tiba Pak Arman mengetuk pintu, meminta izin—memanggil Galan.

Tanpa diperintah dua kali, Galan bergegas keluar. Terlihat dari daun pintu, Pak Arman membisikkan sesuatu. Galan balas berbisik.

Raka, Dito, dan Oscar tidak penasaran. Mereka bisa menebak apa yang sedang mereka bisikan. Pasti ulah Yuri. Siapa lagi kalau bukan Yuri? Bukankah Yuri sudah bilang kalau masalah ini bisa masuk ke meja BP? Tidak salah lagi.

Pun demikian dengan Tania, Galan tadi sudah menceritakan dugaannya, kalau ia segera dipanggil BP. Ternyata benar. Galan juga membuat rencana kejutan buat Yuri, jika persoalan ini bisa menjadi senjata makan tuan buat Yuri. Lihat saja nanti.

Bangkitnya Sang Pusaka (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang