Perkara Baju

1K 122 5
                                    

Setelah Sakha dan Azalea pergi, Liyana terlihat murung dan merasa malu menghadapi kedua orang tuanya.

"Tegakkan kepalamu, aku membesarkanmu bukan untuk menjadi pengecut. Untuk apa kamu merawat dirimu sampai secantik jika kamu bisa kalah dari gadis kampung itu, rebut Sakha dan jangan biarkan dia lepas. Ingat, aku membesarkanmu bukan untuk menjadi kalah, kamu harus menang. Apa kamu tahu seberapa besar keuntungan yang akan kita dapat jika kamu menikah dengan Sakha? Dia pengusaha terhebat dan terkaya, bahkan perusahaan Ayahnya kalah, jadi rebut kembali Sakha." Ucap Ibu kemudian masuk kedalam rumah.

Liyana menarik nafas berat dan menekan pelipisnya keras.

***

Setibanya dirumah orang tua Sakha, Paman dan Azam sudah pulang dan mereka terlambat datang untuk mengantar keluarga Azalea itu.

"Karena kalian sudah disini, menginaplah." Ucap Ibu.

"Tidak, kami akan pulang." Jawab Sakha.

"Menginap lah, Ayah kesepian dirumah, Ayah butuh teman bicara, Ayah suka berbicara dengan Azalea, jadi Ayah bisa berbicara dengan jika kalian menginap." Sahut Ayah.

"Kenapa harus membawa istriku bicara, padahal istrinya juga ada." Gumam Sakha.

Karena Sakha tidak punya pilihan lain dan Azalea terlihat setuju dengan saran itu, akhirnya mereka menginap di rumah orang tua Sakha. Sebelum masuk kekamarnya, Ayah memanggil Sakha dan membawanya berbincang diruang kerja Ayahnya. Sementara Azalea menunggu dikamar sambil bermain Hp. Saat Azalea asik sendiri, tiba-tiba Arisha datang tanpa mengetuk pintu, Azalea yang terkejut langsung duduk dan menatap Arisha kebingungan.

"Ah maafkan aku, aku tidak terbiasa mengetuk pintu kamar ini, maklumi saja, akhlak ku memang sedikit bermasalah." Ucap Arisha sambil berjalan mendekati Azalea.

"Kenapa? Apa ada sesuatu?"

"Tidak ada, aku hanya ingin bicara dengan Kakak Ipar, kita tidak pernah berbicara berdua." Ucap Arisha.

"Hmm kamu benar, kita tidak pernah punya waktu untuk itu." Jawab Azalea.

"Kak, apa kalian benar-benar menikah karena Cinta? Bukan karena aku curiga, aku hanya tidak percaya, karena selama ini Kak Sakha tidak pernah mendekati wanita mana pun."

"Itu terjadi begitu saja, aku tidak bisa menceritakan nya secara jelas." Jawab Azalea mencoba menutupi.

"Tapi setidaknya dia sekarang sudah membaik, dulu dia seperti bukan manusia, aku bahkan tidak tahu dia normal atau tidak." Ucap Arisha yang sudah berbaring diatas kasur.

"Kenapa?"

"Dia dulu membenci wanita, semenjak Ayah menikah lagi, dia merasa wanita itu hanya perusak dan pengancur segalanya. Dia bahkan mengacuhkan ku dulu, sampai akhirnya setelah setahun dia menemuiku dan memperlakukan aku dengan baik."

"Apa maksudmu menemuimu? Apa kalian terpisah?"

"Hmm, setelah Ayah menikah Kak Sakha kabur dari rumah dan mencoba berusaha sendiri. Siapa sangka kesuksesan memang ditakdirkan untuknya, usaha nya lancar bahkan melebihi perusahaan Ayah. Dia membangun usaha dengan Kak Arya, yang sekarang menjadi Sekretaris nya."

"Wah dia benar-benar nekat, apa dia tidak takut hidup sendiri diluar sana?"

"Pasti takut, tapi terkadang kebencian melawan rasa takut dan khawatir seseorang." Jawab Arisha.

"Hah tidak heran dia membenci semua wanita." Ucap Azalea.

"Arisha, apa kamu dekat dengan Azam?" Tanya Azalea penasaran.

Tale On Paper(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang