Tiba-tiba

937 118 1
                                    

Setelah menyelesaikan semua syarat dan ketentuan yang diberikan, akhirnya naskah yang sudah diselesaikan Azalea dengan susah payah itu selesai juga. Mereka semua sudah berkumpul di lokasi untuk membacakan naskah pertama, namun hanya Liyana yang tidak kunjung datang padahal sudah setengah jam berlalu dari waktu yang dijanjikan. Sakha terus menatap Azalea yang sibuk dengan naskahnya dari sudut kursinya, menatap istrinya itu seakan tidak ada orang lain disana kecuali mereka berdua, sampai akhirnya tatapan itu buyar ketika orang uang ditunggu-tunggu tiba.

"Maaf kami terlambat, ada sedikit masalah yang harus diselesaikan." Ucap Asisten Liyana.

Liyana duduk tepat di samping Azalea dan membuka masker yang ada diwajahnya.

"Karena semuanya sudah disini, ayo kita bacakan naskahnya, kalian sudah mendapatkannya kan? Kami sudah mengirim kesemua orang kemarin sore." Ucap Pak Faris.

"Aku tidak akan ikut syuting ini, aku datang untuk memberitahu hal ini." Sahut Liyana.

"Kenapa tiba-tiba begini? Anda jangan membuat masalah Nona Liyana, tolong profesional." Ucap Pak Faris.

"Siapa yang mau berperan menjadi zombie? Aku tidak pernah memerankan karakter seperti ini, apa kalian ingin melihatku berdandan compang camping? Aku dikenal dengan model kecantikan, jadi bagaimana bisa aku berdandan seperti zombie." Ucap Liyana.

"Aku sudah mengingatkanmu untuk jangan mengganggu naskahku, tapi kamu bersikeras ketika tahu aku yang punya naskah ini." Ucap Azalea.

"Aku tidak akan mengganggunya lagi, bagaimana bisa kamu membuat novel begini? Apa kamu tidak punya rasa keromantisan sedikit saja? Buatlah novel romantis." Ucap Liyana.

"Kamu bisa pergi sekarang jika mau, tapi mungkin akan sulit bagimu untuk menjadi bintang drama dan film lagi, kamu tahu bukan bagaimana kerja sebuah proyek jika sudah ada aku didalamnya." Sahut Sakha.

Mendengar itu nyali Liyana benar-benar menciut, bagaimana mungkin dia bisa menerima ucapan itu, sedangkan dia sendiri tahu bahwa kehidupannya bergantung pada penghasilan nya menjadi Aktris.

"Baiklah, aku akan setuju jika ada kamu didalamnya." Ucap Liyana.

Semuanya diam dan membisu saat mendengar ucapan Liyana.

"Aku?" Ucap Sakha saat Liyana dan semua pandangan mata tertuju padanya.

"Hmm, bintang utama pria nya sedang ada masalah bukan? Aku tahu kalian menutupi dariku agar aku bisa tetap ikut dalam drama ini dan tidak menambah masalah, jika kamu ingin novel istrimu berhasil, kamu yang jadi pemeran prianya." Ucap Liyana.

"Apa kamu sudah gila? Kenapa harus aku? Aku tidak pernah berakting dan jangan menyertku kedalam hal ini." Ucap Sakha.

"Lalu apa kamu bisa menjamin pemeran prianya siapa? Aku akan bermain jika pemeran pria nya ada sekarang." Ucap Liyana.

"Aku yang akan menjadi pemeran prianya." Ucap seorang pria yang sudah berdiri di samping Sakha sambil menepuk lembut bahu Sakha.

"Fadhlan? " Ucap semua orang terkejut.

***

Setelah selesai makan siang dikantin, Arisha berjalan menelusuri lobi untuk berjalan menuju kelasnya, namun tiba-tiba segerombolan pria datang dan menghadang Arisha. Gadis itu hanya menatap mereka satu per satu tanpa mengatakan apapun.

"Kamu Arisha kan? Gadis yang dekat dengan Azam." Ucap pria itu.

"Kenapa? Ada masalah?" Ucap Arisha.

"Ingin jalan denganku?"

"Apa maksudmu?"

"Pacarmu, Azam, dia terlalu dekat dengan Fakhra pacarku. Aku tidak bisa terima ini semua, jadi jika kita jalan bersama aku mungkin akan memikirkan bagaimana melepaskan Azam dengan baik-baik nantinya." Ucap Sharim yang sudah berdiri semakin dekat dengan Arisha.

"Menjauh atau aku akan mematahkan kakimu." Ucap Arisha.

"Haha jangan terlalu kasar, aku hanya ingin jalan denganmu, kamu cantik dan menarik, bukankah kita pantas bersama?"

"Dari mana datangnya kepercayaan dirimu itu? Aku tidak selevel dengan mu, aku tidak jalan dengan sampah seperti mu." Ucap Arisha.

Mendengar itu benar-benar membuat Sharim marah dan melepaskan tasnya untuk menghantam tubuh Arisha, Arisha langsung menaikkan tangannya dan menyambut tas itu dengan cepat. Tidak puas dengan itu, Sharim meminta teman-temannya untuk memegang Arisha agar tidak bergerak, namun tiba-tiba,

Druss!!!

Sharim terpental ke sudut ruangan dengan keras, Arisha spontan langsung melirik siapa yang menyelamatkannya.

"Aku lupa mengatakan ini padamu, dia bukan milik Azam, dia milikku, jadi jangan ganggu dia jika ingin hidupmu aman. Aku menendangmu hari ini, kedepannya aku akan mematahkan kakimu jika berani menyentuh milikku." Ucap Azril.

Azam yang baru tiba dan melihat kejadian itu langsung berdiri di samping Arisha dan menarik tangan Arisha untuk melihat apa ada yang terluka.

"Kenapa? Apa yang terjadi?" Tanya Azam.

"Selesaikan masalahmu dan jangan bawa yang lainnya, kalian ingin membunuhnya bukan? Lakukanlah, kami akan pergi." Ucap Azril kemudian menarik tangan Arisha.

"Apa kamu sudah gila? Kenapa meninggalkan temanmu sendiri?" Ucap Arisha kepada Azril.

"Teman? Dia bukan temanku!! Aku berbicara dengannya hanya karena menyukaimu, apa kamu tidak bisa melihat pengorbananku?! " Teriak Azril kepada Arisha.

"Gila." Ucap Arisha kemudian melepaskan tangan Azril dari tangannya.

Arisha menarik tangan Azam dan membawanya pergi.

***

"Wah aku benar-benar merasa marah, bagaimana bisa dia menjadi pemeran pria disaat dia sendiri punya begitu banyak jadwal?" Ucap Shezan yang sudah mondar mandir dari tadi didepan Azalea.

"Aku tidak tahu dia akan berbuat begitu, apa aku minta saja dia berhenti?" Ucap Azalea.

"Sakha akan langsung memenggalnya jika tahu." Ucap Shezan.

Setelah melihat Shezan yang terlihat khawatir, timbul lah rasa aneh dari hati Azalea.

"Kenapa kamu begitu khawatir pada Fadhlan? Bukannya itu tidak ada kaitannya denganmu? Kamu tidak biasanya begini." Ucap Azalea.

"Apa maksudmu? Aku hanya memperdulikan dia sebagai teman." Ucap Shezan merasa gugup dan tidak berani menatap wajah Azalea.

"Katakan padaku, apa yang terjadi pada kalian?"

"Tidak ada apa-apa, hanya saja akhir-akhir ini aku merasa Fadhlan seperti pria sejati, dia melakukan banyak hal untuk ku dan melindungiku saat kamu tidak ada." Ucap Shezan.

"Haha jangan bilang kamu menyukainya." Ucap Azalea.

Shezan hanya diam dan tidak berbicara. Melihat itu, Azalea langsung menghentikan tawanya dan menatap Shezan tidak percaya.

"Benar? Kamu benar-benar suka sama dia?" Ucap Azalea tidak percaya.

"Aku juga tidak tahu, rasanya sangat aneh dan tidak seperti biasanya." Jawab Shezan.

Baru saja Azalea akan memeluk Shezan, tiba-tiba Sakha sudah menarik tangannya dan membawanya kedalam pelukannya. Shezan dan Azalea spontan langsung menatap Sakha terkejut, bagaimana bisa pria itu masuk kedalam perusahaannya tanpa pemberitahuan sebelumnya.

"Apa aku mengizinkanmu memeluk orang lain selain aku?" Ucap Sakha yang masih memeluk pinggang Azalea.

"Lepaskan, Shezan ada disini." Jawab Azalea pelan sambil mencoba melepaskan tubuhnya dari Sakha.

"Kenapa? Kita sudah menikah apa masalahnya."

"Masalahnya tidak ada pada kalian, tapi padaku, hatiku benar-benar terbakar melihat kemesraan kalian. Apa kalian tidak bisa mengasihani jomblo ini?" Ucap Shezan.

Azalea tersenyum dan masih mencoba melepaskan tubuhnya dari pelukan Sakha.

Tale On Paper(END)Where stories live. Discover now