Pesta Kecil

913 117 3
                                    

Setelah mengemasi semua peralatan, mereka sudah siap untuk berangkat ke tempat tujuan mereka. Sakha memasukkan semua barang bawaan mereka kedalam mobil dan membiarkan Azalea duduk dimobil sambil menunggu nya. Sakha kemudian melajukan mobilnya kejalanan bersama dengan Azalea.

"Kemana kita akan pergi?" Tanya Azalea.

"Tidur saja, kamu akam tahu saat tiba nanti." Jawab Sakha.

"Aku perlu tahu, jika tidak kamu bisa saja menjualku nanti." Gumam Azalea.

"Hmm aku akan menjualmu dan membeli rumah baru dengan uang itu." Jawab Sakha sambil tersenyum miring.

Azalea langsung menatap Sakha sinis tanpa mengatakan apapun.

Setelah melakukan perjalanan beberapa jam, akhirnya mereka tiba disebuah desa yang penuh dengan tumbuhan hijau. Ada sawah, pepohonan besar dan banyak tumbuhan lainnya yang sangat enak dipandang. Mereka kemudian berjalan menuju ketepian laut dengan jalan kaki, Sakha mengenggam tangan Azalea agar tidak terjatuh dan tidak mengenai akar kayu.

Setelah berjalan sekitar beberapa menit, akhirnya mereka tiba disebuah rumah panggung yang cukup besar berada di tepi pantai yang mana rumahnya langsung menghadap ke laut. Seorang perempuan paruh baya turun dari rumah setelah melihat kedatangan Sakha dan langsung memeluk Sakha dengan bahagia. Azalea hanya memperhatikan mereka dan melihat ekspresi Sakha yang terlihat sangat bahagia.

"Anak bujangku akhirnya pulang juga, bagaimana kabarmu? Kenapa kamu semakin kurus? Lihatlah tulang pipi mu terlihat." Ucap Wanita itu sambil menyentuh pipi Sakha.

"Itu hanya perasaan Ibu saja, aku sudah menjaga tubuhku dengan baik. Ah Bu, kenalkan ini istriku, Azalea." Ucap Sakha yang langsung menarik tangan Azalea untuk berdiri disampingnya.

"Wah dia benar-benar cantik, dimana kamu mendapatkan gadis secantik ini?" Ucap wanita itu sambil memegang tangan Azalea.

"Aku juga tampan jadi pantas untuknya." Sahut Sakha.

Wanita itu tidak mempedulikan Sakha dan menarik tangan Azalea untuk masuk kedalam rumahnya.

"Masuklah, kamu jangan sungkan. Nama Ibu Aniq, panggil saja Ibu ya karena Ibu juga Ibu nya Sakha." Ucap Ibu Aniq.

"Ibu?"

"Iya, bukan Ibu kandungnya tapi Ibu angkatnya. Ibu teman dari Ibunya Sakha, sejak kecil Sakha sering kerumah Ibu untuk menginap dan bermain disini dengan Fachrul." Ucap Ibu Aniq sambil membawa Azalwa masuk kedalam rumah.

Azalea hanya tersenyum dan mengikuti wanita paruh baya itu. Sementara Sakha masih membawa semua barangnya masuk kedalam rumah.

Karena mereka sudah tiba dirumah, Ibu Aniq membawa mereka untuk memasak dan membuat pesta untuk malam ini. Ibu Aniq tinggal seorang diri dirumah setelah suaminya meninggal dan mereka berpisah tanpa memiliki seorang anak pun. Karena itulah, Sakha dan Fachrul sudah menjadi seperti anak bagi mereka.

Sakha sibuk mengumpulkan barang-barang masakan kemudian sibuk menyiapkan tempat pesta didepan rumah, sedangkan Ibu Aniq dan Azalea sibuk memasak didapur untuk menyiapkkan sajian pesta mereka malam ini.

"Masuklah kekamar, mandi dan bersihkan tubuhmu, setelah itu kita akan makan malam." Ucap Ibu Aniq.

Azalea mengikuti kemauan Ibu Aniq dan masuk kedalam kamar. Karena Sakha masih diluar, Azalea hanya mengenakan handuk dan mencoba mencari peralatan mandinya didalam tas yang tadi dibawanya. Azalea berusaha mencari lulurnya, tapi masih belum bisa menemukannya. Setelah ketemu, Azalea langsung berdiri dan tersenyum dengan kemenangan. Namun, senyuman itu segera sirna saat Sakha yang tiba-tiba membuka pintu dan masuk kedalam kamar. Azalea dan Sakha sama-sama terpaku sejenak, mereka sama-sama kebingungan harus melakukan apa. Sampai akhirnya Azalea berteriak.

"Aaakhkhhhh!!! " Teriak Azalea sambil menutup dadanya.

Sakha spontan langsung mengalihkan pandangan nya agar Azalwa berhenti berteriak. Mendengar itu, membuat Ibu Aniq terkejut dan segera berlari kedalam kamar mereka.

"Kenapa? Apa yang terjadi? Kenapa Azalea berteriak?" Tanya Ibu Aniq yang sudah berdiri didepan Sakha dan menatap Azalea yang terlihat syok di sudut kamar.

"Ah, itu, dia mau mandi dan aku tidak sengaja masuk." Jawab Sakha gugup.

"Lalu apa masalahnya? Bukannya kalian sudah menikah? Kenapa harus berteriak karena itu?" Tanya Ibu Aniq.

Sakha dan Azalea terpaku dan mencoba berfikir bagaimana membuat Ibu Aniq tidak curiga. Dengan cepat Sakha berjalan kearah Azalea dan menatap Azalea dengan gugup.

"Maafkan aku." Ucap Sakha tanpa suara kepada Azalea.

"Apa yang ingin kamu lakukan?" Ucap Azalea yang juga tanpa suara saat melihat Sakha semakin mendekat.

Sakha memegang mendekati Azalea dan memeluk bahu kecil gadis itu tanpa menyentuh bahu Azalea secara langsung sambil tersenyum, Azalea terpaku dan tidak bisa melakukan apapun saat Sakha berada didekatnya saat dia hanya mengenakan handuk.

"Dia takut kecoak Bu, saat dia ingin mandi dan aku tidak sengaja masuk ternyata ada kecoak, karena itulah dia berteriak, itu maksudku." Ucap Sakha yang berusaha mencoba menahan tangannya agar tidak menyentuh bahu Azalea.

"Yasudah, kamu tunggu saja dikamar, takutnya nanti dia ketakutan lagi. Ibu akan menyiapkan makan malam kita." Ucap Ibu Aniq.

Sakha dan Azalea sama-sama tersenyum dan mengangguk. Setelah Ibu Aniq keluar dan menutup pintunya, Sakha langsung menjauh dan Azalea langsung berjalan kesudut.

"Maafkan aku, aku hanya tidak ingin Ibu berfikir yang tidak-tidak." Ucap Sakha.

Karena terlalu malu, Azalea masuk ke kamar mandi dan meninggalkan Sakha yang masih terlihat gugup dan kaku.

"Huufffttt, kenapa jantungku berdetak kencang sekali? Aahhh tubuhku lemas sekali." Gumam Sakha yang kemudian duduk diatas kasur.

Setelah kekacauan disore itu, mereka sudah menyiapkan semua makanan diatas meja ditepi pantai yang dihiasi dengan lilin dan lampu yang ada disekitar sana. Sakha dan Azalea sudah duduk berdampingan dan Ibu Aniq duduk dihadapan mereka, saat mereka sedang asik makan dan berbincang, tiba-tiba seorang datang dan berjalan mendekati mereka. Sakha langsung meletakkan kembali sendoknya diatas piring dan Ibu Aniq langsung terlihat kebingungan, sementara Azalea hanya menatapnya sambil memasukkan makanan kedalam mulutnya.

"Ah kamu disini, kenapa tidak mengabari Ibu saat kamu akan kesini?" Ucap Ibu Aniq terlihat kebingungan.

"Aku ingin membuat kejutan, siapa sangka ternyata aku yang mendapat kejutan nya disini." Jawab Fachrul.

"Duduklah, ayo makan malam bersama." Ucap Ibu Aniq.

Fachrul dudul dihadapan Azalea dan tersenyum kepada Azalea, saat Azalea baru menggerakkan bibirnya dan ingin membalas senyuman Fachrul, dengan cepat Sakha menutup wajah Azalea dengan kedua tangannya dan menatap tajam kearah Fachrul.

"Jangan tersenyum pada istriku." Ucap Sakha.

"Haha apa kamu menjadi kekanakan seperti ini setelah mencintai seorang gadis?" Ucap Fachrul.

"Urus dirimu sendiri, jangan urusi aku." Ucap Sakha.

"Kapan kamu akan membuka tanganmu? Aku ingin makan." Ucap Azalea dengan polosnya.

"Apa kamu masih sanggup makan saat melihatku marah seperti ini?" Ucap Sakha.

"Lalu, haruskah aku puasa saja malam ini?" Ucap Azalea.

Sakha langsung menjitak kepala Azalea karena kesal melihat Azalea yang sangat polosnya.

Tale On Paper(END)Where stories live. Discover now