Ancaman

828 96 0
                                    

"Berikan dia makan, paksa dia walaupun dia menolak, dia harus tetap hidup sampai aku bisa memancing Sakha untuk menyerahkan semuanya. Dan ingat, jangan ada satu pun dari kalian yang menggunakan Hp, aku akan membunuh kalian jika Sakha bisa mengetahui keberadaan tempat ini." Ucap Mertua Azalea itu kemudian berlalu pergi.

Ibu mertuanya itu pergi meninggalkan Azalea yang masih menangis sendirian didalam gudang, tubuh dan hati nya sudah benar-benar hancur, Azalea merasa sangat pusing dan pandangan menghitam seketika.

***

Sudah berhari-hari Sakha tidak makan dan tidur demi mencari Azalea, dia benar-benah hilang akal setelah mencoba semua cara namun tidak juga bisa mendapatkan keberadaan Azalea. Saat Sakha sedang duduk di depan meja kerjanya selama seharian, tiba-tiba Fachrul datang dan dududk dihadapannya. Tentunya emosi Sakha semakin melunjak saat melihat orang yang dibencinya itu ada dihadapannya.

"Aku bukan ingin menertawakanmu atau pun memperburuk suasana, aku datang untuk menjelaskan semuanya." Ucap Fachrul setelah melihat eksperi Sakha yang sudah marah.

"Kamu sudah bosan hidup? Apa aku terlihat seperti ingin mendengarkan ucapanmu? Pergilah, sebelum aku benar-benar kehilangan kendali."

"Dengarkan aku sekali ini saja, untuk pertama dan terakhir, jika kamu tidak mendengarkan aku, Azalea mungkin tidak akan pernah bisa kamu daparkan lagi."

Mendengar itu Sakha langsung menatap tajam ke arah Fachrul, bagaimana bisa dia menyebut nama wanita yang sangat dicintainya itu saat dia sendiri sudah hilang akal karena tidak bisa menemuinya.

"Dengarkan aku Sakha, kamu perlu bergerak cepat sebelum mereka membunuh istrimu."

"Apa maksudmu?" Ucap Sakha.

"Aku akan menceritakan dari awal agar kamu mengerti, kejadian saat Ibumu meninggal karena terjadi kebarakan di pondoknya, saat itu aku menyaksikan Ibu tirimu membunuh Ibu kandungmu, dia membakar pondok itu. Saat itu aku berada disana karena aku ingin menemui mu, karena aku pikir kamu disana. Setelah membakar pondok itu, Ibu tirimu menabrak seorang wanita yang berjalan keluar dari pondok itu, kemudian dia pergi setelah memastikan semuanya habis terbakar. Saat itu, aku menyaksikan semuanya dan kamu datang kemudian mengira aku membakar pondok itu karena aku berlari, tapi saat itu aku berlari untuk memanggil bantuan, bantuan segera tiba setelah aku mengatakannya kepada orang tuaku. Aku mengatakan semua yang aku lihat kepada orang tuaku, aku sudah berencana untuk melaporkan Ibu tirimu, tapi saat itu kamu bahkan tidak membiarkan aku berbicara dan membenciku sejak itu, aku ingin mengatakan kepada Ayahmu, namun Ayahmu bahkan seperti tidak bisa mengurus dirinya sendiri lagi setelah melihat kejadian itu. Aku merasa tertekan dan sering kali dihantui mimpi buruk, hingga akhirnya orang tuaku mengajakku untuk pindah keluar negeri agar jauh dari kejadian itu."

Sakha terdiam dan menunduk saat mendengar itu semua, saat itu mereia terlalu kecil dan tidak mengerti situasinya, Sakha yang sangat sedih dan frustasi menyalahkan Fachrul yang tidak bersalah, karena terlalu frustasi dan dropnya dia.

"Dan sekarang, kejadian itu terjadi lagi Sakha. Setelah pulang dari luar negeri, aku terus menyelidiki kasus ini dan mencoba mencari bukti untuk menjerumuskan Ibu tirimu ke penjara, namun aku tidak sekuat itu untuk menemukan semuanya dengan cepat, karena itu dari dulu aku mencoba menjelaskannya padamu agar kamu bisa membantuku, aku tahu kamu punya kekuatan untuk melakukan semua ini. Bergeraklah cepat Sakha, Azalea tidak berada di negara ini, dia dibawa pergu jauh oleh Ibu tirimu agar kamu tidak bisa menemukannya. Saat ini, Liyana bahkan kerja sama dengan Ibu tirimu, lihatlah berita, sekarang kabar tentang kamu dan Azalea menikah diatas kontrak sudah tersebar, Liyana mendapatkan semuanya. "

"Dari mana dia tahu?"

"Ibu tirimu, dia memasang penyadap suara di rumahmu dan mendapatkan bukti pembicaraan kalian tentang pernikahan kontrak. Aku tidak ingin mengatakan ini, tapi posisimu sekarang benar-benar sangat di khawatirkan. Ayahmu masih belum sadarkan diri, para pemegang saham mulai mendesakmu meminta penjelasan, istrimu masih belum ditemukan dan semua orang bahkan mencaci Azalea karena mengatakan bahwa dia merayumu untuk menikahinya demi harta."

Sakha langsung menekan pelipisnya dengan keras setelah mendengar semua itu

"Akla sialan!! Aku akan membunuhmu." Ucap Sakha keras memaki Ibu tirinya itu.

Sakha langsung menarik kunci mobilnya dan berjalan keluar dari ruang kerjanya, diikuti oleh Fachrul yang ada di belakangnya.

"Tunggu, bagaimana kamu bisa masuk?" Tanya Sakha kepada Fachrul setelah sadar pintu rumahnya terbuka.

"Cinta benar-benar membuat seseorang lupa, kamu tidak mengunci pintu dan karena itu aku bisa masuk." Jawab Fachrul.

"Kerahkan semua orangmu dan aku akan melakukan hal yang sama, kita harus temukan Azalea terlebih dahulu." Ucap Sakha.

Fachrul langsung mengangguk tanda menyetujui ucapan Sakha.

Baru saja mereka melangkah meningalkan rumah, tiba-tiba telepon Sakha berbunyi.

"Halo?" Ucap Sakha.

"Halo putraku tersayang, bagaimana kabarmu? Apa kamu baik-baik saja? Ibu khawatir kalau kamu akan baik-baik saja disaat wanita mu pergi meninggalkanmu." Ucap Ibu tiri Sakha dari balik telepon.

"Dimana istriku? Dimana?!! Jangan berani-beraninya kamu menyentuhnya atau kamu akan merasakan akibatnya." Teriak Sakha.

"Hahaha Sakha Sakha, kamu sekarang tidak punya kekuatan apa-apa karena secara perlahan orang-orangmu akan meninggalkanmu. Aku dengar, perusahaan sedang menuntutmu tentang kebenaran pernikahanmu? Kenapa kalian harus melakukan itu? Kenapa harus menikah diatas kontrak, seharusnya kalian tidak melakukan itu. Tapi tenanglah Sayang, Ibu akan menikahkanmu dengan Liyana setelah menyingkirkan istrimu yang sekarang."

"Katakan dimana istriku, jangan membuatku nekad untuk membunuhmu!! "

"Sakha tenanglah, Ibu tidak akan langsung membunuhnya sebelum Ibu mendapatkan apa yang Ibu inginkan. Ibu akan mengirimkan foto istrimu dan silahkan buat keputusan."

Foto langsung masuk ke Hp Sakha dan dengan cepat Sakha langsung memeriksanya. Sakha langsung mengerutkan dahinya setelah melihat bagaimana keadaan Azalea, wanita yang dicintainya itu sudah berlumuran dan diikat disebuah kursi  diruangan tanpa penghuni.

"Aku akan membunuhmu, lihatklah aku akan membunuhmu!! " Teriak Sakha setelah melihat foto istrinya.

"Lakukan itu setelah kamu berhasil menemukan Ibu, Ibu tidak akan melakukan apapun padanya lagi sampai kamu menuruti kemauan Ibu. Akan ada berita bahwa Azalea yang memaksa mu untuk menikahinya, sebenarnya kamu hanya mencintai Liyana dan akan segera menikah dengannya. Setelah itu, silahkan tanda tangani untuk pemindahan nama warisan mu dan juga milik Adikmu, pindahkan semuanya atas nama Ibu."

"Berhenti memanggil dirimu sebagai Ibuku, aku tidak punya Ibu wanita jalang sepertimu. Aku akan melakukan nya dan jangan pernah sentuh sehelai pun rambut istriku, jika kamu melakukan nya, aku benar-benar akan membuatmu menyesal karena melakukan ini kepadaku." Ucap Sakha kemudian menutup teleponnya.

Fachrul langsung menarik kerah baju Sakha dengan emosi.

"Apa kamu sudah gila? Kenapa kamu harus menyetujuinya?! Apa kamu tidak berfikir bagaimana sakitnya hati Azalea nanti saat dia mendengar kamu mengatakan itu semua didepan publik?! " Teriak Fachrul.

Bumm!!

Fachrul langsung terjatuh ke lantai setelah mendapatkan sebuah pukulan dari Sakha.

"Aku akan melakukan nya, aku akan mengurusi semua masalahku dan jangan menentangku, silahkan pergi jika kamu tidak ingin membantu." Ucap Sakha kemudian berjalan pergi.

Tale On Paper(END)Where stories live. Discover now