Rencana

919 99 2
                                    

Liyana menutup mulutnya karena tidak percaya apa yang baru saja disaksikannya, sementara Arisha menatap Kakaknya tidak percaya.

"Apa aku harus menunjukkan sesuatu yang lebih agar kalian percaya?" Ucap Sakha.

"Aish!! Hentikan!! Ada anak dibawah umur disini, memang siapa yang mengatakan kami tidak percaya? Kami disini hanya untuk makan malam, aish menyebalkan. Gadis ini juga siapa tiba-tiba merusak selera makanku." Ucap Arisha kemudian bergumam saat melihat Liyana.

Setelah selesai makan malam, Ayah mengeluarkan dua lembar kertas dan memberikan nya kepada Sakha.

"Maafkan Ayah, Ayah pernah bilang padamu bahwa Ayah terkenan penyakit parah. Ternyata, hasil itu salah dan itu milik orang lain, hal itu bisa terjadi karena hasil tes kami yang tertukar. Dokter mengatakan bahwa Ayah hanya mengalami anemia saja, akan bisa pulih setelah pola makan da istirahat yang tepat." Ucap Ayah.

Sakha terpaku saat mendengar itu, bagaimana bisa hal seserius itu bisa menjadi sebuah kesalahan. Ada begitu banyak yang ingin Sakha ungkapkan, namun dirungkannya. Dia bahkan rela menerima pernikahan itu setelah tahu Ayahnya sakit, dia benar-benar bisa gila setelah tahu semua itu. Seharusnya dia tetap menjadi bujangan sampai hari ini, namun karena kesalahan itu dia harus menjadi seorang pria yang sudah menikah, bahkan menikah dengan gadis yang tidak dikenal dan dicintainya itu.

"Apa ini? Turun hujan?" Ucap Arisha yang berdiri di samping jendela.

"Apa kami boleh menginap disini? Arisha bisa kena flu kalau dia pulang malam ini, kamu tahu kondisinya kan." Ucap Ayah.

"Tentu, menginaplah." Jawab Sakha karena dia sendiri tahu bagaimana lemahnya fisik Adik kesayangan nya itu.

"Liyana, menginaplah disini. Kamu tidak bawa mobil kan." Ucap Ibu.

"Hmm aku diantar oleh supirku, tapi aku akan minta dia menjemputku Tante." Jawab Liyana.

"Menginaplah, sudah terlalu malam juga, kamu bisa kembali pagi -pagi besok." Sahut Ayah.

Saat Ayah sudah berbicara, siapa pun tidak bisa membantahnya. Akhirnya mereka menginap dirumah Sakha malam ini.

"Kenapa kamar ini dikunci Sakha? Apa boleh Ibu dan Ayah tidur disini?" Tanya Ibu sambil menarik-narik pedal pintu kamar milik Azalea..

"Tidak, disana ada barang penting yang aku simpan. Tidurlah dikamar tamu." Ucap Sakha yang melihat Azalea sudah khawatir.

Setelah semuanya masuk ke kamar dan hanya tersisa Ibu dan Liyana, Ibu membawa Liyana untuk berbicara.

"Tetaplah awasi mereka, Tante yakin ada sesuatu yang aneh dari pernikahan mereka."

"Tapi Tante, bagaimana bisa aku tidak tahu tentang pernikahan mereka? Kenapa Tante tidak memberitahuku." Jawab Liyana.

"Apa kamu pikir Tante bisa buka mulut? Sakha akan membunuh Tanye jika dia tahu. Tenang saja, Tante punya banyak kecurigaan diantara hubungan mereka, pastikan kamu menemukannya agar kamu bisa memiliki Sakha." Ucap Ibu.

Sakha menatap Azalea yang ada dihadapannya itu, gadis itu terlihat serius mendengarkan pembicaraan Ibu mertua dan wanita yang ingin dijodohkan dengan suaminya itu, sampai dia tidak lagi merasa gugup saat tubuh Sakha menghadang tubuhnya ditangga agar mereka tidak kelihatan.

Melihat Azalea yang masih fokus mendengarkan, Sakha menarik tangan Azalea dan menutup mulut gadis itu agar tidak bersuara dan membawanya masuk ke dalam kamar.

"Kamu dengar sendiri apa rencana mereka, jadi tutupilah sebaik mungkin agar tidak ketahuan." Ucap Sakha.

"Apa yang terjadi jika ketahuan? " Tanya Azalea.

"Apa kamu pikir kita akan aman? Hotel dan semua usaha ku akan hancur karena Citra burukku, dan kamu juga akan menjadi musuh masyarakat karena berani berbohong dan menikahi pria idaman di negeri ini."

"Aish, aku benar-benar ingin menyumbat mulutnya agar dia berhenti berbicara." Gumam Azalea dalam hati.

Ketika Azalea keluar dari kamar mandi setelah membasuh wajahnya, Sakha sudah berbaring diatas sofa yang ada dihadapan Televisi. Dengan menarik nafas berat, Azalea berjalan keatas kasur dan menarik selimut untuk beristirahat.

Tok!! Tokk!!

"Sakha, bangunlah. Kami ingin menikmati sarapan buatanmu." Teriak Ibu dari luar kamar sambil membentuk pintu kamar.

Spontan Sakha dan Azalea terbangun dan saling tatap karena kebingungan harus melakukan apa, akhirnya Sakha menarik selimut dan bantalnya, kemudian meletakkan nya diatas kasur dan membuka pintu. Ibu melirik kesana kemari untuk mencari celah yang menjanggal didalam kamar anak tirinya itu, kemudian dia tersenyum dan meminta Sakha dan Azalea untuk turun agar bisa sarapan bersama.

***

"Apa kamu memiliki jadwal hari ini? Aku tidak melihat Azalea." Ucap Fadhlan kepada Shezan yang asik bermain Hp.

"Aku ada pemotretan pagi ini, dia sedang diperjalanan kemari." Ucap Shezan.

"Kenapa dia sangat lama? Aku sangat merindukannya."

"Oi, aku ingatkan ya, jangan mencoba untuk merayu atau mendekatinya, kamu akan menyesalinya nanti." Ucap Shezan.

"Kenapa aku harus menyesalinya disaat aku benar-benar menyukainya, aku tidak sepertimu yang suka berganti pacar dan berpindah hati dengan mudahnya, seharusnya kamu yang berhati-hati." Jawab Fadhlan.

Saat Shezan ingin memukul Fadhan, tiba-tiba dia berhenti karena melihat Azalea yang sudah berdiri disamping nya.

"Aku akan mendadanimu, apa aku terlambat?" Tanya Azalea.

"Tidak, kamu selalu tepat waktu." Jawab Shezan sambil tersenyum.

"Setelah jadwalmu selesai ayo makan malam bersama, aku akan membuat pesta untuk kita dirumahku." Ucap Fadhlan.

"Apa yang kamu katakan? Sudah aku katakan berhenti mengganggunya, dan juga apa kamu tidak punya kerjaan? Atau kamu sudah pindah ke perusahaan kami? Aku selalu melihat mu disini." Ucap Shezan.

"Aku sangat ingin pindah kesini, tapi perusahaan ku tidak membiarkan Intan permata mereka pergi begitu saja." Jawab Fadhlan.

"Ide yang Bagus, bisakah aku bergabung?" Sahut Liyana.

Fadhlan, Shezan dan Azalea langsung menatap gadis itu saat mendengar ucapannya, ada kejanggalan yang mereka rasakan.

"Ini hanya acara untuk persahabatan kami." Ucap Fadhlan.

"Ei kenapa kamu begitu, Tuan Fachrul juga pasti ingin datang, iyakan Tuan?" Ucap Liyana saat melihat Fachrul yang baru saja tiba.

"Datang kemana?"

"Mereka ingin mengadakan pesta, Azalea juga akan ikut." Ucap Liyana.

"Kenapa dia membawa namamu?" Bisik Shezan.

Azalea hanya diam dan menatap Liyana aneh, ada rasa tidak enak dan penasaran dengan apa yang direncanakan gadis itu.

Liyana sengaja membawa nama Azalea dihadapan Fachrul, karena dia tahu dan mendengar bahwa selama ini Fachrul sangat memanjakan nya dan perduli padanya, walaupun Azalea tidak menyadari hal itu. Jadi, Liyana berfikir bahwa Fachrul mungkin saja menyukai Azalea.

"Baiklah, ayo bergabung jika begitu. Untuk kalian yang punya waktu juga silahkan bergabung." Ucap Fadhlan karena merasa tidak enak setelah semua orang menyaksikan pembicaraan mereka.

Liyana tersenyum mendengar ucapan Fadhlan, seolah ada kemenangan yang sedang menantinya, entah apa yang direncanakannya, yang pasti dia ingin membuat Azalea terluka.

Tale On Paper(END)Where stories live. Discover now