Jatuh Sakit

1K 120 6
                                    

Malam berlalu begitu saja dan pagi datang menyambut mereka. Sakha dan Azalea keluar dari kamar dan duduk di meja makan untuk sarapan bersama keluarga Sakha yang sudah menunggu di meja makan. Semua makanan tersedia diatas meja, mereka mulai menyantap makanan yang ada diatas meja. Saat Sakha akan mengambil piring, Ibu menyerahkan sepiring nasi yang sudah ada lauk pauk diatasnya kepada Sakha. Sakha menatap Ibu tirinya itu tanpa ekspresi dan akhirnya meraih piring itu.

"Makanlah, Ibu menyiapkan itu untukmu." Ucap Ibu.

"Apa? Kenapa dia bertingkah seolah perduli." Gumam Arisha.

Sakha hanya diam dan menatap piring nya itu tanpa menggerakkan tangannya untuk memakan nya, Azalea menarik kursi nya untuk lebih dekat dengan Sakha dan mengambil cumi-cumi saos pedas yang ada di piring Sakha dan memindahkannya ke dalam piringnya.

"Apa yang kamu lakukan? Kenapa mengambil miliknya? Kamu bisa mengambil dari piring lain, apa maksudmu melakukan itu hah?" Ucap Ibu tidak suka kepada Azalea.

"Ah maaf, Sakha tidak bisa makan cumi-cumi, dia alergi seafood, dia akan mulas dan demam seharian jika memakannya." Jawab Azalea polos.

Semuanya langsung menatap Azalea kebingungan setelah mendengar itu.

"Kamu alergi cumi-cumi? Sejak kapan?" Tanya Ayah kebingungan.

"Sejak kecil." Jawab Sakha pelan.

"Ah ternyata karena itulah Ibumu tidak pernah memasak cumi-cumi atau pun seafood, Ayah bahkan tidak tahu tentang itu." Ucap Ayah merasa bersalah.

"Maafkan aku, aku tidak tahu, seharusnya aku tidak melakukan itu." Sahut Ibu.

"Tidak masalah, tapi setidaknya bukankah anda harus meminta maaf kepada Istriku? Kenapa memarahinya disaat anda tidak tahu apa-apa?" Ucap Sakha.

Azalea langsung menatap Sakha khawatir, dia merasa Sakha tidak mengucapkan kalimat yang enak untuk didengar.

"Tidak perlu, itu hal wajar bagi manusia, karena tidak tahu. Setiap manusia juga bisa buat kesalahan." Jawab Azalea kemudian memasukkan nasi kedalam mulutnya.

Sementara Sakha hanya menatap Azalea dan melihat bagimana gadis itu mencoba untuk menenangkan hati orang lain, padahal hatinya sendiri sedang gundah.

***

Dengan air mata yang mengalir, Shezan berlari keluar dari cafe sambil menutup wajahnya dengan tas agar orang-orang tidak mengenalinya. Shezan berusaha menghindari orang-orang yang lewat agar mereka tidak mengenalinya. Dengan tangis, Shezan berjalan penuh dengan hati-hati menuju mobilnya. Saat Shezan akan keluar dari taman cafe, tiba-tiba seseorang datang dari belakang dan menutupi kepala Shezan dengan sebuah jas. Spontan Shezan langsung menoleh dan melihat siapa yang datang, karena tidak mengatakan apapun, pria itu membuka topi nya dan mengenakan nya keatas kepala Shezan.

"Apa kamu tidak tahu bagaimana berbahayanya jika seorang Aktris keluar sendirian dengan keadaan seperti ini?" Ucap Fadhlan sambil memegang jas yang ada dikepala Shezan.

Shezan hanya terpaku melihat Fadhlan, ada bekas air mata yang berada di ujung mata Shezan.

"Masuklah, aku akan menyetir untukmu." Ucap Fadhlan.

Namun Shezan tetap diam dan tidak bereaksi.

"Apa yang kamu lakukan? Kenapa diam saja? Apa kamu ingin penggemar menemui kita disini dan mengira kita punya hubungan Asmara?" Ucap Fadhlan.

Mendengar itu, Shezan langsung masuk kedalam mobil dan membiarkan Fadhlan mengendarai mobilnya.

"Kenapa kamu bisa menemuiku disana?" Tanya Shezan setelah mengusap air matanya.

Tale On Paper(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang