Udang

971 104 6
                                    

Semua persiapan untuk pergi menuju lokasi syuting sudah selesai, hari ini semua kru dan yang bersangkutan akan berangkat hari ini. Agar tidak menimbulkan kecurigaan, Azalea berangkat pagi-pagi dan menunggu di perusahaan nya bersama Shezan dan Fadhlan. Sedangkan Sakha berangkat bersama Arya menuju lokasi.

Setelah melakukan perjalanan beberapa jam, mereka tiba di tempat tujuan mereka. Tempat yang akan menjadi syuting itu merupakan tempat yang menyatu dengan alam dan dekat dengan pedesaan. Azalea menarik koper miliknya dan beberapa peralatan untuk make up menuju penginapan, Shezan memilih kamar yang berdampingan dengan kamar Azalea, karena jika terjadi sesuatu, Shezan bisa mudah menghubungi Azalea. Sedangkan kamar Liyana berada di lantai atas penginapan, dimana lantai itu hanya ditempati oleh Liyana, Sakha, Fachrul dan juga Fadhlan.

Setelah menyelesaikan semuanya, sudah waktunya bagi mereka untuk makan malam. Pak Farhan sudah menyiapkan sebuah tempat tradisional yang mewah berada di dekat pedesaan, yang bisa mereka jadikan tempat makan malam bersama. Saat sudah waktunya untuk pergi, Fadhlan segera keluar dari kamarnya dan berjalan menuju lamar Azalea.

"Zalea, keluarlah ayo makan malam bersama." Ucap Fadhlan setelah mengetuk pintu kamar Azalea.

Azalea langsung keluar dari kamar dan menghampiri Fadhlan. Melihat rambut Azalea yang beterbangan di ditepi pipinya, Fadhlan berencana menyingkirkan rambut itu agar tidak membuat Azalea risih. Namun, saat Fadhlan akan menyentuh rambut Azalea, dengan cepat tangan Sakha menangkap tangan Fadhlan untuk menahan apa yang dilakukannya. Liyana yang berdiri disamping Sakha tentu terkejut melihat reaksi Sakha.

"Jagalah sikapmu sebagai sepupuku, apa kamu semudah itu menyentuh wanita?" Ucap Sakha.

Azalea yang tidak mengerti apa maksud Sakha langsung menatap Sakha tanpa reaksi, sedangkan Sakha sudah menatapnya tajam. Setelah Shezan keluar dari kamar dan melihat keberadaan mereka, Shezan langsung menarik tangan Azalea untuk pergi tanpa memperdulikan mereka.

Karena Sakha dan Fachrul merupakan orang terpandang disana, Pak Farhan sudah menyiapkan kursi ditengah untuk mereka. Saat Liyana berencana duduk di samping Sakha, Sakha langsung menendang kursi itu ke kaki Azalea yang berdiri di samping Fadhlan.

"Duduklah disitu, ada yang ingin aku bicarakan mengenai pekerjaan." Ucap Sakha.

Azalea kemudian duduk disamping Sakha walaupun tatapan mata Liyana seakan ingin membunuhnya. Pak Farhan menyampaikan sepatah kata terima kasih kemudian memulai makan malam mereka. Mereka menikmati makan malam itu bersama, namun Sakha tidak menyentuh sedikit pun makanan yang ada disana.

"Aku tidak bisa makan seafood." Bisik Sakha ditelinga Azalea.

"Lalu apa yang akan kamu makan? Disini hanya menyediakan makanan seafood." Jawab Azalea yang juga berbisik.

"Pesanlah sesuatu, katakan kamu menginginkannya." Ucap Sakha.

Azalea langsung menggeleng tanda menolak keinginan Sakha. Namun Sakha langsung menendang kursi Azalea agar gadis itu mengikuti perkataannya. Azalea menarik nafas berat sambil menutup matanya, kemudian mengumpulkan keberaniannya untuk berbicara.

"Ah, Pak Farhan, bolehkah aku memesan steak? Hehe. " Ucap Azalea malu-malu.

Pak Farhan sudah mengeluarkan ekspresi kesal kepada Azalea, karena merasa tidak enak dihadapan Sakha dan Fachrul.

"Bawakan sepiring steak." Ucap Fachrul kepada seorang pelayan yang berdiri di sampingnya.

Pelayan itu langsung menunduk dan pergi mengambilkan pesanan. Sakha menatap Fachrul dan dapat melihat bagaimana pria itu memperhatikan Azalea. Saat steak tiba, Azalea langsung mendorong piring steak itu ke samping Sakha, agar suaminya itu bisa menikmatinya.

Entah apa maksudnya, tapi Liyana sudah berjalan ke samping Sakha sambil membawakan sepiring udang saus. Liyana kemudian meletakkan sepotong udang saus itu ke piring Sakha sambil tersenyum, membuat semua mata tertuju kepada mereka berdua. Kecuali Fachrul, tatapan hanya tertuju kepada Azalea dan ingin melihat bagaimana reaksi gadis itu setelah melihat suaminya mendapatkan perlakuan seperti itu.

"Makanlah, ini tanda terima kasih ku dan kerja sama kita, ini juga untuk harapanku semoga drama ini lancar." Ucap Liyana.

Sakha hanya menatap sepotong udang yang ada dipiringnya itu, mencoba untuk menolak namun semua mata tertuju kearah nya. Jika dia menolak dengan alasan alergi nya, itu akan membuatnya terlihat buruk, karena bagaimana pun Sakha tidak ingin orang-orang mengetahui kekurangannya.

Dengan berat hati, Sakha mencoba mengangkat tangannya untuk menusuk udanh itu dan memasukkannya perlahan kedalam mulutnya. Fachrul sudah menatap Sakha, karena bagaimana pun dia tahu bahwa Sakha tidak bisa makan seafood. Sedangkan Azalea, hanya fokus makan dan tidak memperdulikan Sakha, karena memang dia tidak tahu Sakha alergi akan seafood.

Setelah itu, semuanya menikmati makan malam dan sibuk berbincang. Azalea permisi kekamar mandi untuk membersihkan wajahnya, melihat Azalea yang keluar dari ruangan, Sakha pun ikut permisi dan keluar dari ruangan itu. Fachrul hanya menatap mereka dan tahu bahwa Sakha akan meminta Azalea melakukan sesuatu, sebagai istrinya.

Azalea langsung terkejut saat Sakha sudah menggenggam tangannya dan terlihat kesakitan. Azalea membantu Sakha untuk tetap berdiri, karena tubuh Sakha yang terlihat sangat lemah.

"Apa yang terjadi denganmu?" Tanya Azalea kebingungan.

"Bawa aku pergi dari sini, cepat, cepatlah!! " Ucap Sakha dengan nada suara nya yang keras.

Azalea langsung memopong tubuh Sakha untuk kembali ke penginapan, mencoba mengumpulkan tenaga nya untuk menaiki tangga agar tiba di kamar Sakha.

"Aaishh, aahhkk!!! Kenapa kamu sangat berat?! Apa yang kamu makan, aishh!! " Ucap Azalea sambil mengatur nafasnya yang terengah-engah karena mengangkat tubuh Sakha.

"Tutup mulutmu atau akan aku bunuh kau." Jawab Sakha dengan suara lemas.

"Aku yang akan membunuhmu disaat kamu tidak berdaya seperti ini." Ucap Azalea pelan.

Azalea menarik tubuh Sakha dan mencoba meletakkannya keatas kasur, namun saat Azalea akan menurunkan tubuh Sakha keatas kasur, Azalea malah ikut terjatuh keatas kasur dan tertindih tubuh Sakha yang lebih besar darinya. Azalea mendorong tubuh Sakha untuk menyingkir dan mencoba mengeluarkan dirinya dari dekapan tubuh Sakha.

"Bangunlah dulu, biarkan aku keluar." Ucap Azalea mencoba berbicara disaat tubuhnya sudah tertutupi seutuhnya dengan tubuh Sakha.

Disaat yang bersamaan juga, semua orang sudah kembali dari makan malam dan kembali ke penginapan. Liyana berjalan menuju kamar Sakha, berencana untuk berbicara dengan Sakha, namun Fachrul langsung menutup pintu kamar Sakha yang sedikit terbuka dan menghalangi Liyana.

"Apa yang kamu lakukan?" Ucap Liyana.

"Sakha sedang tidak bisa diganggu, tadi dia memintaku untuk melarang siapa pun yang ingin datang ke kamarnya." Jawab Fachrul.

Dengan putus asa, Liyana melangkah berat untuk kembali ke kamarnya. Sementara  Fachrul menghela nafasnya panjang dan berjalan menuju kamarnya.

"Apa kamu tidak akan menyingkir? Bangunlah, biarkan aku keluar, bagaimana jika seseorang masuk dan melihat ini?" Ucap Azalea.

"Memang apa yang kita lakukan idiot, diamlah, tubuhku sangat lemah. Aku tidak bisa bergerak sedikit pun, bahkan untuk menggerakkan tanganku." Jawab Sakha pelan.

"Setidaknya katakan kenapa kamu bisa begini, bisa jadi ini hanya alasanmu." Ucap Azalea.

"Udangnya, itu karena udangnya. Apa kamu pikir aku akan membiarkanmu menyentuhku begini jika bukan karena aku sakit?" Jawab Sakha lemas.

"Hah, kamu yang menyentuh ku sialan." Gumam Azalea.

Tale On Paper(END)Where stories live. Discover now