Kejadian Itu

857 102 4
                                    

Azalea langsung melajukan mobilnya kejalanan dan mencoba cepat untuk menuju rumah sakit, Azalea sudah menyadari ada sebuah mobil yang mengikutinya sedari dia pergi meninggalkan rumah mertuanya tadi.  Azalea melajukan mobilnya dengan penuh rasa ketakutan dan mencoba berusaha untuk menghubungi Sakha, namun tidak ada jawaban sama sekali dari Sakha.

Di waktu yang sama, ternyata Sakha mendapatkan kabar dari orang nya tentang siapa pelakunya, Sakha meninggalkan Hpnya diruangan Ayahnya dan pergi berbicara dengan bawahannya di belakang rumah sakit.

"Ini yang saya dapatkan Tuan." Ucap Bawahan Sakha sambil memberikan sebuah map.

Sakha membukanya dan melihat semua yang ada didalam map, Sakha menarik nafas berat dan menggenggam keras tangannya sendiri untuk menahan emosi.

Mobil itu masih terus mengikuti Azalea walaupun Azalea sudah mempercepat kecepatan mobilnya, Azalea ingin sekali menangis namun dia tidak mampu karena sangat ketakutannya. Sampai akhirnya, disebuah jalan yang dipenuhi pepohonan rindang dan dilewati hanya beberapa kendaraan, mobil yang tadi mengikuti Azalea langsung menghadang mobil Azalea ketika sudah tidak ada kendaraan lewat. Disaat Azalea ingin melajukan mobilnya untuk melarikam diri, dua orang pemuda sudah dengan cepat menembak ban mobil Azalea sehingga bocor dan mobil terpaksa berhenti di tepi jalan karena menabrak pohon.

Dua orang pria itu memaksa Azalea untuk membuka pintunya, namun Azalea tetap mengunci pintu mobil dan tidak berniat untuk membukanya. Karena mereka harus bisa mendapatkan Azalea sekalipun harus membunuhnya, mereka kemudian memecahkan kaca mobil dengan keras yang menyebabkan kaca itu berserakan dan mengenai tubuh dan juga wajah Azalea. Mereka kemudian mengeluarkan Azalea yang sudah dipenuhi darah itu dan sudah terkulai lemah karena ada sebuah pecahan kaca yang besar menusuk di leher Azalea dan mengeluarkan banyak darah.

***

Sakha langsung menghubungi Azalea setelah melihat panggilan tidak terjawab di Hpnya, Sakha merasa khawatir akan terjadi sesuatu kepada Azalea dan karena itu dia langsung meminta bawahannya untuk mencari dimana keberadaan Azalea.

"Azam, tetap dirumah sakit dan jaga Arisha, jangan biarkan dia pergi kemana pun, tetap disini dan kabari Kakak jika ada sesuatu." Ucap Sakha kepada Azam dan Arisha yang duduk di samping Ayahnya.

"Kakak mau kemana?" Tanya Arisha namun tidak dijawab Sakha karena dia sudah berlari pergi meninggalkan rumah sakit.

"Kami sudah menemukan pelakunya Tuan, kami tidak menyangka Nyonya besar akan melakukan ini. Rekaman ini kami dapatkan setelah berusaha keras mencarihya, Nyonya sempat mengancam Ayah anda akan menghancurkan kehidupan anak-anaknya jika dia tidak membalikkan semua nama perusahaan atas namanya, namun Ayah anda menolak dan pergi setelah mereka bertengkar. Nyonya memang sudah mempersiapkan semua nya jika Ayah anda menolak, dia sudah menyiapkan seseorang yang mabuk dan diminta menabrak Ayah anda bagaimana pun hasilnya. Pria mabuk itu terpaksa melakukannya, karena dia berhutang puluhan juta kepada Nyonya, dan hutangnya akan dilunasi jika melakukan itu."

Ucapan itu masih terus terngiang dipikiran Sakha dan membuat emosi terus menerus melunjak jika membayangkannya. Ditambah lagi dengan ini, Azalea menghikang dan tidak bisa dihubungi, dia menjadi semakin khawatir dan takut kalau Ibu tirinya itu akan melukai Istrinya.

Sakha melajukan mobilnya kejalanan dan tentunya bawahannya sudah bergerak cepat untuk mencari keberadaan Azalea.

"Aku mohon bertahanlah sayang, aku akan membawamu kembali pulang." Ucap Sakha yang sudah sangat khawatir.

Disaat yang sama, Shezan dan Fadhlan sudah bergerak mencari keberadaan Azalea dengan menggunakan mobil Fadhlan.

Semua orang sibuk mencari Azalea, orang-orang Paman nya Azalea juga ikut mencari keberadaan keponakan kesayangannya itu.

Setelah beberapa jam pencarian, Azam baru tahu Kakaknya menghilang setelah menerika telepon dari Shezan. Sakha sengaja tidak memberitahunya agar dia tidak khawatir, namun setelah tahu hal itu Azam menggila dan berusaha pergi mencari Kakaknya. Namun, Shezan melarangnya dan berjanji akan membawa pulang kembali Kakaknya itu.

"Tenanglah, Kak Azalea akan ditemukan secepatnya." Ucap Arisha kepada Azam yang sudah menunduk dan tidak bisa berbicara kepada siapa pun.

"Biarkan dia sendiri, dia butuh waktu untuk menenangkan dirinya." Ucap Azril kemudian membawa Arisha untuk duduk di sofa yang berada tidak jauh dari Azam.

***

Setelah beberapa jam pingsan, Azalea akhirnya membuka matanya dan mencoba menjernihkan pikirannya. Tetesan darah yang mengalir di dahinya menghalangi sedikit pemandangannya, Azalea menatap disekitarnya dan mencoba mencari dimana dia berada.

Sebuah ruangan kosong penuh dengan barang rongsokan dan sangat panas, dari celah celah dinding yang bolong Azalea dapat melihat ada beberapa pria yang menjaga diluar. Azalea menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menjernihkan pikirannua dan mencoba mencari cara untuk keluar.

"Hei, kamu sudah bangun, bagaimana tidurmu? Apakah nyenyak?" Ucap Ibu mertua nya yang sudah berdiri dihadapannya.

Azalea menatap benci serta tidak percaya kepada Ibu mertuanya itu, namun Azalea tidak bisa berbicara karena mulutnya yang ditutupi kain. Ibu mertuanya itu membuka penutup mulut Azalea dan tersenyum jahat.

"Haruskah mengorbankan nyawa orang lain demi harta? Apa Ibu harus begini?" Ucap Azalea.

"Hmm tentu, aku sudah bertahun-tahun menemani si tua bangka itu, bahkan aku rela membunuh temanku sendiri agar bisa mendapatkan posisinya, tapi setelah perjuangan itu dia malah mengembalikan hartanya kepada Anaknya. Tentu aku akan bertindak, karena dari awal aku melakukan semua ini demi hartanya."

"Anda yang membunuh Ibu Sakha? Bagaimana bisa anda melakukan itu? Apa anda tidak punya perasaan?! " Teriak Azalea yang mulai emosi.

"Hahaha, kamu tidak seharusnya marah karena ini, seharusnya kamu marah karena hal lain yang kulakukan."

"Apa maksud anda?"

"Azalea, jangan kamu pikir aku tidak tahu siapa kamu. Setelah skandal antara kamu dan Sakha tersebar, aku sudah mencari tahu siapa kamu, bahkan aku mendapatkan info yang tidak didapatkan oleh Sakha. Aku mengetahui siapa orang tuamu dan siapa keluargamu, apa kamu bahkan tahu bagaimana kematian antara Ayah dan Ibumu terjadi? Hahaha, ini sungguh menggelikan karena aku harus menyaksikannya dari awal." Tawa Ibu Mertua Azalea itu pecah.

"Katakan yang sebenarnya sialan!!" Teriak Azalea.

"Haha benar, kamu harus begini, karaktermu dan Sakha benar-benar sudah hampir mirip sekaranng."

Azalea mencoba mengatur nafasnya, karena tubuhnya yang lemah dan darah yang masih mengalir di dahi dan lehernya membuatnya tidak bertenaga.

"Kamu harus bertahan, kamu tidak boleh mati sekarang, setidaknya kamu harus mendengarkan semua sebelum mati." Ucap Ibu Mertuanya.

Azalea hanya bisa menatap lemah wanita yang ada dihadapannya itu, Ibu mertuanya itu kemudian berjalan mendekatinya dan meletakkan sebuah kain ke leher Azalea.

"Jangan mati sekarang, karena aku akan memberimu hadiah dulu. Dengarkan aku, orang tuamu meninggal saat ingin menyelamatkan Ibunya Sakha. Saat itu Ibu Sakha sedang berada di pondok kecil tempat biasa dia bersantai, hari itu aku sudah berencana membunuhnya, saat aku akan membunuhnya, anehnya orang tuamu datang kesana dan bertanya tentang tempar wisata ditempat itu. Karena Ibumu terlanjur melihatku membawa pisau saat ingin menusuk Ibu Sakha, aku hanya bisa keluar dan mengubah rencanaku. Aku membakar pondok itu, karena bagaimana pun mereka yang tahu semua itu harus mati. Ayahmu membawa Ibumu keluar dan masuk kembali ke pondok untuk menyelamatkan Ibu Sakha, saat itu aku menabrak Ibumu dan itulah yang menyebabkan ginjalnya terluka dan membuatnya sekarat, aku membunuh mereka semua dan lucunya anak dari mereka berjodoh dan mencoba untuk melawanku. Hahahaha"

Seketika tubuh Azalea membeku dan tidak bisa digerakkan sama sekali, bagaimama bisa dia tertawa setelah menceritakan kisah yang mengerikan seperti itu, Azalea merasa sesak didadanya dan tanpa sadar air matanya sudah mengalir deras di pipinya.

Tale On Paper(END)Where stories live. Discover now