Part 15

1K 109 1
                                    

Waktu berjalan begitu saja, sampai akhirnya tiba hari pernikahan yang tidak ditunggu oleh kedua mempelai itu. Dengan gaun berwarna silver yang super mewah miliknya, Azalea dibantu oleh kedua orang karyawan untuk membawanya bejalan menuju pelaminan, dimana semua orang sudah menunggunya. Sakha terlihat tampan dengan setelah jas nya yang berwarna silver berkilau dengan wataknya yang keras membuatnya terlihat gagah. Tanpa senyum sedikit pun dari kedua mempelai itu, mereka menghadap Paman Azalea dan memulai akad mereka. Akad dilaksanakan dengan lancar dan Sakha dapat menyelesaikan akadnya dalam sekali sebut. Sang istri menyalami suami dan bertukar cincin, beberapa kamera menyimpan momen bahagia itu, namun hanya orang orang Sakha yang boleh mengambil foto, agar wajah Azalea tidak tersebar keluar nantinya.

Setelah selesai bertukar cincin, semua orang yang ada disana menuntut Sakha untuk mencium istrinya. Hal itu, tentu membuat keduanya menjadi terkejut dan jadi salah tingkah, Azalea dan Sakha sama sama enggan melakukan itu. Namun, untuk menunjukkan bahwa pernikahan itu memang didasarkan Cinta, Sakha menahan kemauannya dan memaksakan diri untuk mencium pipi Azalea.

Saat Sakha akan mendekat ke arah pipi Azalea, gadis itu menjauhkan wajahnya agar Sakha tidak dapat menciumnya. Namun, Sakha langsung menatapnya sinis.

"Kenapa? " Ucap Azalea tanpa suara kepada Sakha.

"Kemarilah, jangan membuat semuanya kacau." Jawab Sakha sambil menggertak giginya.

"Tidak mau, bukankah kita sudah menandatangi bahwa tidak ada kontak fisik?" Ucap Azalea.

Sakha langsung menarik pinggang Azalea untuk mendekat dan menutup matanya untuk menarik nafas panjang, kemudian dengan cepat Sakha mengecup lembut pipi Azalea. Azalea ingin sekali menangis dan ingin menendang Sakha menjauh, namun itu hanya sekedar niat dihatinya yang tidak bisa dilakukannya.

Setelah acara itu, semuanya menikmati hidangan dan pesta yang dibuat secara tertutup itu. Dimedia sudah tersebar bahwa Sakha menikah hari ini, namun tidak satu pun dari media yang menyebarkan siapa wanita yang dinikahi Sakha, mereka mengatakan bahwa itu dilakukan karena alasan pribadi. Satu persatu tamu datang untuk memberikan selamat dan doa untuk Sakha dan Azalea. Semua terlihat bahagia dan menyambut meriah pernikahan itu, kecuali dua orang remaja yang masih saja menatap tajam satu sama lain itu. Ya, mereka adalah Azam dan Arisha, mereka sama sekali tidak pernah membayangkan akan memiliki hubungan semacam itu, mereka juga tidak pernah mengharapkan untuk dekat satu sama lain.

"Matamu bisa keluar jika terus menatapku." Ucap Azam sambil menggoyang goyangkan gelas berisikan jus jeruk miliknya.

"Apa kita harus punya hubungan semacam ini? Aku tidak ingin menjadi bagian dari keluargamu." Ucap Arisha.

"Kamu pikir aku mau? Siapa juga yang akan menginginkan menjadi bagian dari keluarga penyihir sepertimu." Jawab Azam.

"Aku akan menghancurkan mu, kita lihat saja."

Azam tersenyum miring mendengar ucapan yang keluar dari mulut Arisha.

Shezan yang menjadi sahabat Azalea satu satunya itu, menghampiri Azalea dan memeluk erat sahabatnya itu untuk memberikan ucapan salamat.

"Aku berharap semoga kamu bahagia, walaupun ini pernikahan palsu, setidaknya aku berharap kamu akan bahagia dan tidak disiksa." Ucap Shezan.

Azalea hanya tersenyum kepada sahabatanya itu, kemudian mereka sesekali melirik sinis kepada Sakha yang duduk disamping Azalea, yang terlihat tidak perduli sama sekali dengan obrolan mereka. Setelah Shezan, Paman dan Adiknya menghampiri mereka dan memeluk Azalea untuk memberikan selamat. Sakha terlihat kembali berakting dengan tersenyum bahagia sambil memeluk erat pinggang Azalea, Azalea yang merasa risih, sesekali mendorong tangan Sakha untuk menjauh.

"Bahagialah anakku, semoga kehidupanmu akan jadi lebih baik. Jaga anakku Tuan Sakha." Ucap Paman.

"Jangan memanggilku begitu Paman, panggil aku Sakha saja, kita sudah menjadi keluarga." Jawab Sakha sambil tersenyum manis.

"Manis sekali bibirmu mengatakan kita keluarga, padahal semua ini hanya pernikahan sandiwara diatas kertas." Gumam Azalea dalam hati.

Karena terkepung macet dan beberapa kendala lainnya, Fachrul baru bisa tiba diacara setelah selesai akad. Fachrul juga penasaran siapa wanita yang bersedia menikah dan menerima sikap buruk Sakha itu. Dengan senyum miring, Fachrul memasuki ruangan dan berjalan menuju pelaminan untuk memberikan selamat kepada Sakha dan Istrinya. Namun, langkah Fachrul langsing goyah saat melihat wajah Azalea yang duduk disamping Fachrul. Wajah yang tadinya ceria dan berseri seri, sekarang secara drastis berubah dengan wajah kesedihan. Dengan langkah pelan, Fachrul berjalan mendekati Sakha dan Azalea.

"Azalea? Kamu, kamu yang menjadi istrinya? " Ucap Fachrul sambil tersenyum paksa.

"Iya, kami memutuskan untuk menikah hari ini." Jawab Azalea.

"Kapan kalian mulai bersama? Bukankah saat di perusahaanmu, kalian masih berselisih paham? " Tanya Fachrul yang merasa tidak puas.

"Kenapa kamu ingin tahu tentang urusan orang lain? Bereskan saja kekacauan dalam hidupmu sendiri." Jawab Sakha.

Sakha langsung menarik tangan Azalea untuk turun dari pelaminan.

"Mau kemana?" Tanya Azalea.

"Pergi, aku muak melihat wajah orang disini." Jawab Sakha.

Fachrul hanya berdiri sambil menatap mereka pergi, dalam hatinya masih ada rasa terkejut, tidak percaya dan juga kecewa.

"Apa ini? Apa aku lagi lagi kalah dari Sakha mengenai wanita?" Gumam Fachrul.

Setelah berada diruangan, Sakha langsung mengganti setelan nya dengan pakaian biasa dia kenakan, setelan jeans dengan baju kaos polos biasa yang dibaluti dengan jaket. Sakha kemudian melemparkan kunci kehadapan Azalea yang duduk diatas sofa yang masih mengenakan gaun pengantin.

"Aku sudah meminta temanku mengantarmu, bawa kunci itu untuk membuka rumahku." Ucap Sakha.

"Kamu mau kemana?" Tanya Azalea penasaran.

"Kenapa kamu ingin tahu? Urusi kehidupan masing masing, apa kamu lupa dengan syarat itu?" Jawab Sakha kemudian berjalan pergi dari ruangan itu.

"Aish sialan, kenapa aku menerima pernikahan seperti siksaan ini? Aku benar benar tidak waras." Gumam Azalea sambil berdiri untuk mencoba membuka gaunnya.

Setelah dibantu oleh beberapa karyawan untuk membukakan gaun dan membersihkan riasannya, Azalea berganti pakaian dan menarik tasnya untuk pergi keluar dari gedung itu. Azalea menarik nafasnya berat dan berjalan keluar dari geudng. Arya yang Azalea sebagai satu satunya ornag terdekat Sakha, membukakan pintu untuk Azalea dan membawanya melaju menuju jalanan.

Setelah beberapa menit, mereka berhenti tepat disebuah rumah yang luar biasa indahnya. Rumah itu terlihat megah dan mewah, namun dia juga memiliki sisi Indah yang bersatu dengan alam, rumah itu benar benar seperti rumah impian Azalea selama ini. Setelah memasuki pagar, Arya mengeluarkan barang barang milik Azalea dan membawanya masuk kedalam rumah.

"Silahkan dibuka rumahnya Nyonya." Ucap Arya.

Azalea langsung membukakan pintu dan masuk kedalam rumah yang super bersih itu, bagaimana bisa rumah ini sangat bersih saat yang tinggal didalamnya adalah seorang lelaki yang super sibuk. Arya kemudian membawa Azalea untuk menuju sebuah ruangan yang berada di sisi kanan rumah, dan membawa masuk barang barang Azalea.

"Ini kamar anda Nyonya, silahkan beristirahat. Saya harus pamit pergi untuk menemui Tuan Sakha." Ucap Arya.

"Baiklah, terima kasih." Jawab Azalea.

Saat Arya berjalan menuju pintu, Azalea mengejar Arya karena penasaran akan sesuatu.

"Bagiamana kalian bisa mendapatkan barang barangku?" Tanya Azalea.

"Tuan Sakha meminta saya untuk membereskannya, dan dikoper yang berwarna biru muda dan berwarna hijau itu adalah barang baru dari Tuan Sakha yang harus anda kenakan. Itu baru setengah, kami akan mengirim yang lainnya lagi kepada anda." Jawab Arya kemudian menundukkan kepalanya dan pergi.

"Apa ini? Apa dia juga membelikan aku semua barang untuk menjalankan misi pernikahan sandiwara ini?" Gumam Azalea.

Tale On Paper(END)Where stories live. Discover now