Menginap dirumah Paman

935 102 1
                                    

Setelah menyelesaikan semua kekacauan itu, para murid dibawa kembali oleh para wali mereka. Semua orang tua murid merasa tidak enak karena melibatkan Adik dari Tuan Sakha, mereka meminta maaf dan akan menghukum anak mereka.

"Tapi, ada yang sangat ingin aku ketahui, siapa sebenarnya yang melaporkan hal ini ke polisi?" Ucap Arisha kesal.

"Aku." Sahut Azril yang berdiri di sudut ruangan sedari tadi.

Azam langsung melirik ke sumber suara dan langsung mengenali siapa itu, pria yang merupakan Adik dari wanita yang tidak menyukai Kakaknya itu. Azril berjalan mendekati Arisha dan tersenyum ke hadapan nya.

"Aku yang melaporkannya, aku membantumu bebas dari kekacauan itu." Ucap Azril.

"Membantuku jidat lu, apa kamu tahu aku sekarang dalam masalah besar karena diketahui oleh Kakakku?" Ucap Arisha kesal sambil menggertak giginya.

Azam tidak melakukan apapun bahkan tidak menatap Azril.

"Apa kamu akan diam saja? Lakukan sesuatu sebagai lelaki, dia yang membuat kita berada disini." Ucap Arisha kepada Azam.

"Apa kamu ingin aku membunuhnya disini?" Jawab Azam.

Melihat kekacauan yang tidak ada habisnya itu, Sakha menarik Arisha untuk keluar dari kantor polisi itu. Sementara Azalea masih menahan Azam didalam kantor polisi, agar mereka bisa keluar setelah Sakha pergi.

Setelah beberapa menit, Azalea membawa Azam keluar dari kantor polisi dan berencana untuk membawa Adiknya itu kembali ke rumah Pamannya.

"Kenapa Kakak tidak menyapanya? Apa kalian menyembunyikan sesuatu? Karena itulah kalian menyembunyikan pernikahan ini bukan?" Tanya Azam kepada Azalea.

"Tidak, kamu tahu bukan Tuan Sakha memiliki banyak penggemar, aku bisa mendapat masalah jika fansnya tahu dan mengikuti ku." Jawab Azalea.

Saat mereka akan berjalan menuju jalanan untuk mencari taksi, Sakha menghentikan mobilnya dihadapan mereka.

"Naiklah, aku akan mengantar kalian." Ucap Sakha.

"Tidak perlu, kami akan naik taksi saja." Jawab Azalea.

Hal itu tentunya membuat Azam dan Arisha terkejut dan menatap Azalea kebingungan, kenapa Azalea begitu sungkan dan menolak tawaran suaminya. Saat semua mata menatap nya, ditambah lagi dengan tatapan tajam Sakha, membuat Azalea tidak punya pilihan lain selain menaiki mobil itu. Azalea duduk disamping Sakha dan membiarkan Azam duduk disamping Arisha.

"Apa kamu mengenal pria tadi? Dia mengenakan seragam kita." Tanya Arisha kepada Azam.

"Aku pernah menemuinya saat Kakaknya sedang marah dengan Kak Zalea." Jawab Azam.

"Memarahimu? Siapa? Kapan itu terjadi?" Tanya Sakha tiba tiba kepada Azalea.

"Ah itu, Liyana yang dimaksud Azam dia menemuiku setelah memilih gaun pengantin, bukan apa apa." Jawab Azalea.

"Katakan padaku jika dia menemuimu dan berbuat semaunya lagi." Ucap Sakha.

Azalea langsung menatap Sakha kebingungan.

"Bukankah jika aku memberitahumu Liyana akan curiga tentang hubungan kita?" Bisik Azalea.

"Akting, apa kamu tidak melihat bocah dibelakang itu sedang memperhatikan kita?" Jawab Sakha dengan bisikan pula.

Setelah tiba dirumah Paman, mereka semua turun dari mobil dan memasuki rumah Paman yang disambut dengan hangat oleh Paman. Azam langsung masuk kekamar dan mengambil sepasang pakaian yang bisa dikenakan oleh Arisha. Sedangkan Azalea membawa Sakha kekamarnya untuk beristirahat, kemudian Azalea pergi meninggalkan Sakha.

"Pakailah ini, seragam mu kotor dan harus diganti." Ucap Azam sambil melemparkan baju kaos dan celana kain miliknya.

"Apa ini bisa dipakai? Lihatlah ukuran celananya, apa kamu bercanda? Kakiku akan tenggelam jika mengenakannya." Jawab Arisha.

"Jangan dipakai kalau begitu." Ucap Azam sambil berusaha menarik pakaian itu kembali dari tangan Arisha.

Namun, Arisha menyembunyikan pakaian itu kebelakang tubuhnya dan memasuki kamar Azam untuk berganti pakaian.

"Keluarlah, aku harus ganti pakaian, apa kamu mencari kesempatan untuk bisa mengintipku?" Ucap Arisha kepada Azam yang berdiri di ambang pintu.

Azam langsung menutup pintu dan berjalan menuju dapur untuk melihat Kakaknya yang sedang memasak untuk makan malam. Paman sibuk berbicara dengan Sakha setelah Sakha mengganti pakaian nya, Paman berusaha membuat Sakha merasa nyaman dan betah dirumahnya.

"Aku ingin minum, aku akan kedapur." Ucap Sakha.

"Aku akan mengambilkannya." Jawab Paman yang langsung berdiri.

"Tidak usah Paman, aku bisa melakukannya." Jawab Sakha.

Setelah tiba didapur, Sakha dapat melihat Azalea yang sedang sibuk memasak berbagai macam makanan bersama dengan Azam yang berdiri di sampingnya. Sakha berjalan kesamping Azalea dan menggerakkan tangannya kepada Azam, sebagai isyarat untuk meminta Adik iparnya itu pergi dari dapur. Azam langsung beranjak pergi dan meninggalkan Azalea dan Sakha yang masih didapur. Azalea hanya diam dan fokus memasak setelah melihat Sakha tiba disana.

"Tanganmu akan terluka jika memotongnya dengan cara begitu, aku akan melakukannya, siapkan saja kaldunya." Ucap Sakha sambil mencoba mengambil pisau dari tangan Azalea.

Azalea tidak membantah dan menyerahkan pisau kepada Sakha, Azalea kemudian memeriksa kaldu yang sudah diletakkan nya diatas kompor sedari tadi. Mereka sibuk dengan tangan mereka masing masing, Azalea sibuk mengaduk kaldu dan Sakha sibuk memotong bahan makanan yang akan dimasak.

Kringg,,, kringg,,

"Halo?" Ucap Azalea.

"Kamu dimana? Kenapa pergi tanpa memberitahu? Apa kamu tahu berapa banyak pekerjaan yang kamu tinggalkan? Kita akan mengadakan syuting, kenapa kamu malah bermain main?!" Teriak Pak Farhan dari balik telepon.

Sakha langsung memperhatikan Azalea dan penasaran siapa yang menelepon.

"Maafkan aku Pak, aku akan menyelesaikan nya dirumah nanti, tolong kirimkan padaku berkas nya dalam bentuk word." Jawab Azalea kemudian menutup teleponnya.

Karena perhatian nya tertuju kepada Azalea dan tangannya terus bermain dengan benda tajam itu, Sakha tidak sengaja melukai tangannya dan langsung menjatuhkan pisau diatas meja. Azalea yang sadar dengan itu langsung berjalan menuju Sakha dan menarik tangan Sakha yang terluka. Azalea mencoba memasukkan tangan Sakha kedalam mulutnya, namun Sakha langsung menariknya untuk melarangnya.

"Apa yang kamu lakukan? Tangan ku sedang jorok dan kamu malah ingin memasukkannya kedalam mulutmu?" Ucap Sakha.

"Ah maaf, aku kebingungan karena ingin menghentikan pendarahan nya." Jawab Azalea.

Azalea kemudian menarik tangan Sakha dan membawanya menuju keran air dan membasuh tangan Sakha disana. Azalea kemudian membersihkan tangan Sakha dan membawa Sakha untuk duduk di kursi, kemudian Azalea mengobati luka Sakha dan membalutnya.

"Seharusnya luka nya akan baik baik saja sekarang." Ucap Azalea.

Sakha menatap gadis yang ada di hadapan nya itu dengan tatapan aneh, Sakha kebingungan kenapa gadis itu bisa sangat ketakutan saat melihat Sakha terluka.

"Berhati hati lah dengan pisau, kamu tidak bisa melukai tubuhmu sendiri disaat kamu harus menyelesaikan banyak pekerjaan di hotelmu." Ucap Azalea.

"Apa pedulimu, aku yang terluka kenapa kamu yang ribut." Jawab Sakha.

Azalea langsung menatap Sakha kesal.

"Aku masih punya rasa kemanusiaan, karena itu aku membantumu. Aku tidak sepertimu yang tidak pernah perduli dengan orang lain. Aishh!! Aku seharusnya membiarkan dia memotong tangannya dan akan kujadikan sup hari ini." Jawab Azalea kesal kemudian pergi meninggalkan Sakha.

"Oii!! Aish istri kampret." Jawab Sakha yang tidak kalah kesal.

Tale On Paper(END)Where stories live. Discover now