Bantuan

942 110 9
                                    

Setelah bersusah payah dan penuh tenaga, akhirnya Azalea mampu menyingkirkan Sakha dari atas tubuhnya dan mendorong Sakha ke samping nya untuk menjauh. Azalea berbaring di samping Sakha sebentar agar bisa mengambil nafas dan merilekskan tubuhnya yang terlalu kelelahan menampung berat tubuh Sakha.

Azalea kemudian melepaskan sepatu dan kaus kaki Sakha, membuka jas nya, kemudian berusaha membuka kancing baju Sakha agar suaminya itu bisa tidur dengan nyaman. Namun, saat Azalea baru menyentuh kancing baju yang kedua, tangan Sakha dengan cepatnya menahan tangan Azalea yang ingin membuka bajunya.

"Singkirkan tanganmu." Ucap Sakha pelan sambil melemparkan tangan Azalea menjauh.

"Bagaimana ini? Apa ada obat yang kamu minum saat mengalami ini? Atau aku harus melakukan sesuatu?" Tanya Azalea.

"Koper, ambil obatku di koper." Jawab Sakha pelan.

Azalea berjalan mendekati koper dan berusaha mencari obat yang diinginkan Sakha, Azalea kemudian membantu Sakha duduk agar mudah meminum obatnya. Setelah itu Sakha hanya diam dan tidak bergerak sama sekali, Sakha terlihat kedinginan dan keringat dinginnya bercucuran diatas dahinya. Azalea berencana ingin kembali ke kamarnya, namun melihat kondisi Sakha yang seperti itu membuatnya berat hati untuk meninggalkan pria yang sudah berstatuskan menjadi suaminya itu.

Akhirnya, Azalea mengompres Sakha dan menyelimuti tubuh Sakha yang kedinginan. Semlaman, Azalea mengompres Sakha dan membersihkan tubuh Sakha dari keirngat. Sampai akhirnya, gadis itu tidak sadar bahwa pagi telah tiba dan dia tertidur di lantai dengan menyandarkan kepalanya di kasur.

"Aish!! " Ucap Sakha terkejut saat melihat Azalea yang tertidur sambil memegang kompres ditangannya.

Sakha berjalan perlahan agar tidak membangunkan gadis itu dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

"Tuan Sakha apa anda didalam? Saya membawakan sarapan untuk anda." Ucap Arya dari luar pintu.

Sakha berjalan membuka pintu dan meraih senampan sarapan yang disiapkan untuknya.

"Bawakan saeapan milik Azalea kemari." Ucap Sakha.

"Kenapa? Apa Nyonya tidak boleh sarapan?" Tanya Arya.

"Bawakan saja kemari." Ucap Sakha kesal.

Arya kemudian bergegas mengambil nampan sarapan milik Azalea dan mengantarkannya kembali kepada Sakha. Fachrul yang kebetulan keluar dari kamarnya, melihat Sakha yang mengambil sarapan untuk Azalea. Fachrul. Menarik nafasnya berat dan berjalan meninggalkan kamarnya.

***

Pagi sekali Sheezan keluar dari kamarnya dengan senyum yang sangat bahagia karena itu adalah hari pertamanya memulai syuting kembali setelah sekian lama, Fadhlan yang baru saja keluar dari kamarnya melihat ekspresi gadis yang sedang bahagia itu.

"Kenapa? Apa yang membuatmu senang?" Tanya Fadhlan.

"Kenapa kamu kepo sekali? Menyingkirlah." Jawab Sheezan kemudian berjalan meninggalkan Fadhlan.

"Sheezan, dimana Azalea? Kenapa dia tidak kunjung keluar dari kamarnya?" Ucap Fadhlan yang membuat Sheezan menghentikan langkah kakinya.

"Hmm kamu benar, aku juga tidak melihatnya semenjak kembali dari makan malam kemarin." Jawab Sheezan.

"Apa ini? Apa dia ketiduran lagi?! " Ucap Fadhlan syok.

Mereka kemudian menggedor pintu kamar Azalea dan membangunkan gadis itu, namun tentunya tidak ada reaksi apapun dari dalam kamar.

***

"Aakhh!! " Ucap Azalea sambil meregangkan seluruh tubuhnya karena terasa sakit semua.

Sakha yang duduk diatas sofa memperhatikan gadis itu sambil menyantap sebuah roti di tangannya.

"Aish!! Kenapa tidak bersuara?" Ucap Azalea kesal karena terkejut saat melihat Sakha duduk di sofa tanpa bersuara.

"Mandi dan sarapan lah." Jawab Sakha.

Azalea mengangguk dan berjalan menuju pintu kamar untuk kembali ke kamarnya, namun Sakha langusng menahan tangan Azalea untuk melakukan itu.

"Kenapa? " Tanya Azalea.

"Diluar masih banyak orang, mereka akan curiga jika melihat kita bersama dikamar ini. Mandilah disini dan sarapan, Arya membawakan sarapan milikmu." Ucap Sakha.

"Lalu bagaimana dengan pakaian ku?" Tanya Azalea.

"Kenakan bajuku." Ucap Sakha.

"Tapi,"

"Ikuti saja ucapanku, apa kamu tidak mengerti dengan yang aku katakan?! " Ucap Sakha setengah berteriak.

Azalea langsung menunduk ketakutan dan berjalan menuju kamar mandi.

Setelah selesai mandi dan sarapan, Sakha mencoba membawa Azalea untuk keluar dari kamar. Karena sudah waktunya bagi mereka untuk menuju ke lokasi syuting, tentunya semua kru akan menunggu mereka.

Sakha membuka pintu perlahan dan melirik apakah masih ada orang diluar. Saat sudah mulai aman, Sakha memainkan tangannya mengisyaratkan kepada Azalea untuk keluar. Azalea pun berjalan perlahan dan keluar dari kamar Sakha bersamaan dengan Sakha. Saat mereka pikir sudah aman, ternyata Liyana berjalan dari tangga menuju kamar Sakha, berniat untuk membawa Sakha ke lokasi syuting bersama. Sakha dan Azalea mulai panik dan kebingungan harus bagaimana, tentu Liyana akan curiga jika melihat Azalea ada dilantai atas sedangkan kamarnya dilantai bawah. Sampai akhirnya,

"Sudah aku katakan lakukan tugasmu dengan baik! Apa kamu digaji untuk bermain?! " Bentak Sakha kepada Azalea.

"Hmm? " Ucap Azalea kebingungan.

"Beraktinglah seolah kita sedang berdebat bodoh, bertingkahlah seolah kamu melakukan kesalahan." Gumam Sakha pelan agar Liyana tidak mendengarnya.

"Akhh, benar-benar . Maafkan saya Tuan, saya hanya berniat membangunkan Tuan karena sudah waktunya syuting, Tuan perlu melihat kinerja nya." Ucap Azalea sambil menunduk.

Liyana yang menyaksikan itu berjalan mendekati Sakha dan Azalea untuk melihat apa yang terjadi

"Kenapa? Apa ada yang terjadi?" Tanya Liyana.

"Maaf Nona Liyana, saya hanya meminta Tuan Sakha untuk turun menuju lokasi. Saya tidak tahu bahwa itu akan mengganggu Tuan Sakha." Jawab Azalea berpura-pura.

"Seharusnya kedepannya kamu tidak melakukan itu, dia punya Arya yang mengurusi itu. Sakha maafkan saja dia, dia memang tidak becus dalam bekerja. Ayo kita kelokasi syuting." Ucap Liyana.

Sakha kemudian berjalan meninggalkan kamar dan menuju lokasi syuting bersama Liyana.

"Aish, kenapa aku bereaksi seakan ketahuan berselingkuh dengan suami orang lain." Gumam Azalea kemudian berjalan menuju kamarnya untuk mengganti baju.

Cuaca hari itu terhitung sangat panas, semuanya menyucurkan keringat karena kepanasan. Kecuali, mereka yang mempunyai posisi yang tinggi, mereka diberi tempat dan fasilitas yang sangat layak. Sementara gadis biasa seperti Azalea harus kesana kemari untuk bekerja, sudah dari pagi Azalea berjalan dan bergerak kesana kemari tanpa berhenti. Sampai akhirnya tubuh Azalea yang mungil itu tidak mampu menahan nya, apalagi tadi malan tidurnya juga tidak nyenyak dan sarapannya tadi pagi juga tidak puas, karena ketakutan melihat Sakha. Akhirnya, Azalea terjatuh dan pingsan saat mencoba membawakan beberapa tas make up untuk Shezan. Semua pandangan tertuju kepada Azalea dan terkejut melihat gadis yang begitu ceria itu jatuh sakit. Sakha ingin membantu Azalea, namun diurungkannya karena takut orang-orang akan curiga. Namun, saat beberapa pria akan mencoba mengangkat Azalea, Sakha tidak bisa diam melihat gadis itu disentuh oleh pria.

"Aishh, aku pasti sudah gila." Gumam Sakha yang langsung berdiri dan berjalan menuju Azalea.

Sakha mengangkat tubuh Azalea dan membawanya menuju ruang Dokter, namun karena banyaknya alat peraga untuk syuting, membuat nya menghalangi langkah Sakha.

"Apa kalian buta?!! Singkirkan semua ini, berikan aku jalan!! " Teriak Sakha.

Semua kru kemudian bergegas membereskan alat peraga itu dan membiarkan Sakha pergi membawa Azalea. Liyana yang tadinya duduk di kursinya langsung berdiri karena terkejut melihat apa yang dilakukan Sakha, sementara Fachrul menatap Sakha dan membuang pandangannya karena tidak tahan melihatnya.

Tale On Paper(END)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu