Part 13

1K 95 1
                                    

"Arisha, pulanglah lebih awal hari ini. Kita harus memilih gaun untuk persiapan pernikahan Kakakmu." Ucap Ayah dari balik telepon.

"Pernikahan? Kakak? Kapan dia akan menikah? Kenapa dia tidak mengatakan apapun padaku?" Ucap Arisha.

"Pernikahannya terjadi begitu saja, pulang saja." Jawab Ayah.

Arisha langsung menutup telepon nya dan merasa kesal. Bagaimana bisa, Kakak nya tidak memberitahunya apapun tentang hal sepenting itu. Karena rasa kesalnya, Arisha enggan untuk kembali kerumah dan melajukan mobilnya menuju warung internet yang biasa dikunjungi nya saat dia bosa dirumah. Arisha melemparkan tasnya didalam mobil dan memasuki warung internet yang dipenuhi dengan remaja. Arisha memilih kursi yang letaknya tidak jauh dari meja kasir dan mulai memainkan game yang biasa dimainkannya. Namun, karena hatinya sedang tidak enak dan kesal, dia tidak berkonsentrasi dan malah berakhir kalah dalam permainan.

"Aishh!!! Kenapa mouse ini tidak bisa digunakan? Apa kalian mencoba menipu ku? Kalian sengaja memberikan yang rusak?! " Teriak Arisha kepada Ibu kasir.

"Dasar bocah ini, kamu selalu membuat masalah ketika datang kesini, kamu bosan hidup?!" Teriak Ibu itu.

"Aish, warnet kampret." Ucap Arisha kemudian berjalan keluar dari warung internet itu.

Seorang pria yang memperhatikan Arisha sedari tadi tersenyum miring melihat tingkah Arisha.

***

"Dimana rumah Pamanmu?" Tanya Sakha kepada Azalea yang menyandarkan kepalanya ke jendela mobil.

"Kenapa? Apa kita akan kesana? "

"Lalu? Apa kita langsung menikah tanpa meminta izinnya? "

"Baiklah." Jawab Azalea kesal.

Setibanya dirumah Pamannya, Azalea membawa Sakha untuk masuk ke dalam rumah. Saat itu, Paman sedang berada diatas meja makan bersama Azam untuk makan malam.

"Azalea, kenapa datang tanpa memberitahu? Pam, "

Ucapan Paman terhenti saat melihat Sakha yang berdiri disamping keponakan nya itu. Bagaimana mungkin orang terpandang sepertinya tiba dirumah Paman.

"Tuan Sakha? Benar kan? Anda Tuan Sakha." Ucap Paman histeris.

Sakha tersenyum dan mengangguk untuk menunjukkan rasa hormatnya kepada Paman. Azam yang penasaran siapa yang datang, langsung berjalan menuju ruang depan.

"Aish sial." Gumam Azam sambil memutar tubuhnya kembali agar Sakha tidak dapat melihat nya.

Namun, Sakha sudah melihat bocah itu sebelum dia berbalik.

"Masuklah, kita makan malam bersama." Ucap Paman.

Mereka kemudian berjalan menuju meja makan untuk makan malam bersama.

"Azam. " Teriak Azalea ketika Azam sudah menaiki tangga untuk kabur.

"Aishhh." Gumam Azam sambil menutup matanya.

"Kemarilah, kita makan bersama Kakak mu dan Tuan Sakha." Ucap Paman.

Azam akhirnya tidak punya pilihan selain kembali berjalan menuju meja makan. Sakha yang melihat Azam duduk dihadapannya, hanya menatap pria itu tanpa mengatakan apapun, seperti tidak terjadi apapun diantara mereka. Setelah selesai makan malam, Paman terus membawa Sakha untuk berbincang, Paman terlihat sangat senang dan antusias melihat keberadaan Sakha. Sampai akhirnya, dia menanyakan pertanyaan yang membuatnya penasaran sedari tadi.

"Anu, Tuan Sakha, boleh saya bertanya kenapa anda berada disini? Bagaimana anda bisa mengenal Azalea? " Tanya Paman.

"Untuk meminta restu anda." Jawab Sakha sambil tersenyum.

Tale On Paper(END)Where stories live. Discover now