Tidak Terduga

899 108 0
                                    

Arisha dan Azam masih diam dan tidak mengatakan sesuatu, Azam terus melirik Arisha yang duduk disampingnya, ingin sekali dia bertanya tapi sepertinya Arisha tidak dalam mood yang baik.

"Aku ada kelas, aku masuk dulu." Ucap Arisha yang sudah berdiri di hadapan Azam.

Azam langsung mengangguk, namun saat Arisha baru saja melangkah, Azam langsung menggapai tangan Arisha dan menatapnya.

"Kenapa?" Tanya Arisha.

"Minta maaflah pada Azril, ini bukan salahnya dan jangan kasar padanya."

"Kenapa aku harus melakukan itu? Dia bahkan tidak punya rasa kemanusiaan dan membiarkan temannya sendiri disakiti."

"Dia sedang emosi dan karena itu dia melakukannya, apa kamu ingat kejadian di gang saat aku dikeroyoki?  Jika dia tidak menganggapku temannya, dia akan membiarkan ku babak belur. Arisha, sadarlah, dia melakukan itu karena menyukaimu, dia sakit hati saat orang lain menyakitimu. Dan kejadian tadi dia marah padaku karena mereka mengira kamu pacarku." Ucap Azam.

"Azam, kita semua sudah mengenal cukup lama, aku tahu yang dikatakannya hanya omong kosong, aku tahu dia mengatakan menyukaiku untuk main-main, berhenti membelanya."

"Apa kamu pikir dia akan ikut berteman denganku jika bukan karenamu? Kakaknya membenci Kakakku, dan dia ikut membenci ku karena itu, tapi anehnya dia malah mendekati ku saat tahu kamu berteman denganku. Renungi, dan coba pikirkan apa yang sudah dilakukannya untukmu." Ucap Azam.

Arisha langsung mendorong tangan Azam untuk menjauh dan berjalan pergi.

***

Setelah membersihkan tubuhnya, Sakha berjalan keluar dari kamar sambil mengeringkan rambutnya. Sakha berjalan mendekati Azalea yang sedang sibuk memasak didapur, Sakha memeluk lembut pinggang Azalea dan mencium lembut pipi gadis itu.

"Menjauhlah atau aku akan memasukkanmu kedalam panci ini." Ucap Azalea.

Sakha hanya tersenyum dan berdiri di belakang Azalea.

"Ayah tadi meneleponku, dia menanyakan kabarmu dan hubungan kita."

"Hubungan kita? Apa maksudnya?" Tanya Azalea kebingungan.

"Apa kamu benar-benar tidak tau atau pura-pura tidak tau?" Tanya Sakha sambil tersenyum miring.

Azalea menggeleng tanpa menoleh ke arah Sakha, Sakha kembali mendekati Azalea dan memeluk gadis itu dari belakang.

"Baby." Bisik Sakha ditelinga Azalea.

Azalea yang sedang mencicipi masakannya, spontan langsung terbatuk dan menutup mulutnya untuk menhaan batuk itu. Sakha langsung mengambilkan air dan mengelus-elus lembut punggung Azalea.

"Berhati-hatilah, tidak bisakah kamu menjaga dirimu sendiri agar tidak membuatku khawatir?" Ucap Sakha kesal.

"Bukankah kamu yang membuat aku begini?"

"Apa maksudmu?" Tanya Sakha kebingungan.

"Baby, apa kamu perlu mengatakan itu dengan berbisik di telinga ku? Aku benar-benar ingin memukulmu sekarang." Ucap Azalea kesal.

Sakha langsung tersenyum setelah mendengar itu dan kembali memeluk tubuh Azalea.

"Apa kamu tidak ingin memikirkan tentang ucapan Ayah? Kita sudah hampir setahun menikah." Ucap Sakha yang masih memeluk Azalea.

"Aku akan menendangmu jika masih mengatakan itu." Jawab Azalea yang masih sibuk dengan masakannya.

***

Sudah beberapa bulan dari tayang drama yang dibuat oleh Azalea, semuanya berjalan lancar sesuai dengan keinginan. Nama Azalea benar-benar melambung karena bisa menghasilkan novel yang bagus dan bisa dinikmati banyak orang. Sakha secara khusus mengadakan pesta untuk merayakan keberhasilan itu, semua orang diundang untuk memeriahkan acara itu.

Dari awal mulai tayang drama, Fadhlan tidak pernah bertemu dengan Shezan, karena mereka sama-sama sibuk dengan kegiatan mereka. Pada akhirnya, mereka bertemu di pesta itu tanpa disangka-sangka. Shezan sibuk mencicipi manisan yang ada disana seorang diri, Fadhlan yang menyaksikan itu langsung berjalan mendekati Shezan dan meletakkan segelas minuman dihadapan Shezan.

"Berhentilah memakan manisan itu, gigimu bisa bermasalah." Ucap Fadhlan.

"Maaf, apa aku mengenalmu?" Ucap Shezan.

"Kamu sudah gila? Aku akan memukulmu jika berani seperti itu." Jawab Fadhlan.

Shezan hanya diam dan tidak memperdulikan Fadhlan.

"Apa aku melakukan kesalahan? Katakan padaku." Ucap Fadhlan merasa tidak nyaman.

"Apa aku perduli jika kamu membuat kesalahan? Tidak sama sekali."

"Lalu kenapa menjauhiku?"

"Kita memang tidak pernah dekat dari dulu." Jawab Shezan ketus.

"Hah, Azalea sudah memberitahuku, kamu begini karena khawatir aku akan kelelahan dengan jadwalku bukan? Shezan, kenapa kamu begitu misterius? Haruskah kamu melakukan ini agar aku bisa menyadarinya sendiri?" Ucap Fadhlan.

"Aku tidak perduli." Jawab Shezan.

Disebuah ruangan, Sakha sudah duduk bersama dengan Ayahnya tanpa ada yang lain. Sakha tidak tahu apa tujuan Ayahnya memanggilnya ke ruangan itu, disaat Sakha sedang mengadakan pesta untuk istrinya.

"Kamu sudah berjuang keras selama ini dan Ayah mengakuinya, usia Ayah semakin tua dan Ayah hanya ingin kalian bahagia." Ucap Ayah.

"Ayah, aku akan memiliki keturunan jika waktunya tiba, sekarang Azalea masih belum siap."

"Iya Ayah tau, Ayah juga mengerti dan yang Ayah bicarakan bukan tentang itu saja. Perusahaan kita, Ayah tidak bisa lagi menjalaninya, Ayah ingin istirahat dirumah dan menghabiskan waktu berlibur, bisakah kamu mengambil alih? Ayah sudah menyiapkan semua wasiat dan sudah membaginya untukmu dan Arisha. Ayah ingin kamu mengontrol semuanya sampai Arisha tumbuh dewasa." Ucap Ayah.

"Ayah, aku bukan tidak mau, tapi apa istri Ayah akan baik-baik saja? Tidak mungkin dia tidak mengharapkan apapun dari harta Ayah."

"Ayah sudah menyiapkan sebuah perusahaan untuknya, Ayah akan memberikan padanya jika sudah waktunya."

Setelah membicarakan hal itu, Sakha meminta supir pribadi Ayahnya untuk mengantar Ayah kembali pulang kerumah untuk beristirahat.

Namun, belum lama sejak Ayah nya kembali, Sakha tiba-tiba mendaapatkan telepon dari rumah. Setelah mendengar telepon itu, Sakha langsung pergi dari pesta bersama dengan Azalea, Arisha yang merasa tidak nyaman itu membawa Azam untuk ikut pergi dengan Kakak mereka.

Setibanya dirumah sakit, Sakha langsung berlari menuju ruangan tempat Ayannya di operasi. Semua Dokter sibuk untuk memberikan pertolongan kepada Ayahnya. Ibu tiri Sakha sudah menangis tersedu-sedu di sudut ruangan, Sakha hanya bisa menekan keras dahinya setelah melihat semua ini.

"Dimana supir yang membawa Ayah pulang?" Tanya Sakha kepada salah seorang karyawan dari rumah Ayahnya yang ada disana.

"Dia meninggal ditempat dan tidak bisa diselamatkan, sekarang kami sedang menghubungi keluarganya."

Sakha lagi-lagi menekan keras dahinya saat mendengar itu, karena tidak ada yang bisa ditanyakan.

"Tuan, ada yang ingin saya katakan, ini sangat aneh. Biasanya Ayah anda tidak akan meminta berhenti dijalan, namun setelah dari pesta, saya mengecek cctv dari polisi dan melihat mobil Tuan besar berhenti disebuah gedung dan pergi setelah sekitar 20 menit. Tidak jauh dari itu, sebuah mobil menabrak mobil Tuan besar dengan keras, pihak polisi sudah menangkap pelaku dan pelaku ternyata sedang mengasumsi alkohol."

"Cari tau tempat apa yang dikunjungi Ayah dan cari identitas pelaku." Ucap Sakha.

Tale On Paper(END)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ