Pembuktian

996 106 5
                                    

Disaat Sakha hanya diam menatap Azalea karena tidak mengerti apa maksud dari perkataan gadis itu, Azalea duduk diatas kasur dihadapan Sakha dan menatap pria yang berstatus kan sebagai suaminya itu.

"Jangan berfikir berlebihan, aku hanya khawatir jika aku mengabaikanmu, bisa jadi kamu akan melakukan hal buruk didalam ruangan ini tanpa sadar. Lihatlah, obat tidur yang kamu minum mengatakan bahwa efek sampingnya akan tidur berjalan dan juga merasa gelisah." Ucap Azalea.

"Apa kamu mulai mengurusi hidupku? Aku tidak memintamu untuk khawatir padaku."

"Aku tidak ingin mengkhawatirkan mu, tapi keadaan memaksaku. Jika terjadi sesuatu padamu, bukankah orang-orang akan berfikir buruk tentang aku? Aish, aku juga melakukan ini untuk mempertahankan Citra baikku." Jawab Azalea.

"Keluar."

Azalea tersenyum miring menatap Sakha dan keluar dari ruangan itu.

"Lain kali aku akan membiarkannya walaupun dia jungkir balik disana." Gumam Azalae sambil berjalan menuju kamarnya.

***

Seperti biasanya, setelah menyelesaikan pekerjaannya, Azalea akan menghabiskan waktunya bersama dengan Shezan. Mereka menikmati kopi dan beberapa cake di cafe yang biasa mereka kunjungi.

"Bagaimana hubungan mu dengan Sakha? " Tanya Shezan.

"Jangan tanyakan tentang itu, aku benci untuk membahasnya." Jawab Azalea.

"Bersabarlah, aku akan mencari cara untuk membuat kalian berpisah agar kamu bisa kembali hidup bebas."

"Aku benar-benar menantikan itu." Jawab Azalea kemudian menyeruput kopi di hadapannya.

Setelah berbincang cukup lama, mereka kembali pulang kerumah. Shezan tinggal di Apartemen lamanya sendiri, karena Azalea yang sudah tidak tinggal disana.

Saat Azalea baru saja memegang pedal pintu, tiba-tiba pintu terbuka dan Sakha menarik tangan Azalea untuk masuk kedalam rumah.

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Azalea kebingungan.

"Ambil pakaian dan semua peralatan mu, letakkan semuanya kedalam kamarku. Selesaikan dalam 15 menit, karena 20 menit lagi orang tuaku akan datang kerumah untuk mengunjungi kita." Ucap Sakha terburu-buru.

"Tenanglah, mereka tidak mungkin memeriksa kamar kita bukan."

"Apa kamu bodoh? Ibu tiriku tidak akan membiarkan itu, dia akn mencari sekecil apapun kesalahan ku. Lakukan seperti yang aku katakan jika ingin hidup mu selamat." Ucap Sakha.

Dengan cepat Azalea berlari menuju kamarnya dan mengambil semua peralatan miliknya, karena melihat semua itu tidak mungkin dapar diselesaikan oleh Azalea dalam waktu dekat, Sakha bergerak mengambil pakaian Azalea untuk membantunya memindahkannya ke kamar nya.

"Oh stop!! Jangan sentuh itu, aku akan mengurusnya." Teriak Azalea saat Sakha akan menyentuh pakaian yang ada didalam keranjang.

Sakha tidak perduli dan menarik pakaian yang ada didalam keranjang, Sakha menghentikan tangannya saat melihat pakaian dalam milik Azalea yang ada ditangannya dan beberapa helai terjatuh di lantai. Sakha dan Azalea saling tatap karena sama-sama merasa malu, akhirnya Sakha meletakkan kembali pakaian dalam Azalea dan membawa sebuah kotak make up milik Azalea dan membawanya menuju kamarnya.

Azalea merasa sangat malu dan menutup pakaian dalamnya itu dengan sebuah selimut. Setelah perjuangan untuk memindahkan semua barangnya, akhirnya kedua orang tua dan Adik Sakha tiba kerumah mereka. Sakha membuka pintu dan membawa mereka masuk kedalam rumah, Sakha langsung melirik Azalea yang baru saja turun dari kamar Sakha.

Tale On Paper(END)Where stories live. Discover now