[6]

462 30 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

Samuel memutar-mutarkan pulpen yang berada di tangan kanannya. Kakinya dihantuk-hantukkan pelan ke lantai. Sesekali arah pandangannya tertuju pada sebuah jam kecil yang berada di atas meja kerja. Beberapa detik lagi jarum panjang akan mengarah pada angka dua belas tepat. Itu artinya tamu yang dia tunggu sedari tadi akan tiba sebentar lagi.

Senyum Samuel mengembang saat kedua telinganya mendengar bunyi pintu yang diketuk. Samuel menatap ke depan, di sana ada Dave yang tengah berdiri diantara dinding kaca. Di belakangnya terlihat beberapa anak muda yang berdiri menunggu.

Samuel menganggukkan kepalanya pada Dave untuk mempersilahkan anak-anak muda itu masuk. Samuel berdiri dari kursi kebesarannya dan menyambut mereka. Sementara Dave sudah pamit undur diri dari ruang kerja Samuel.

Kedua mata Samuel menatap ke arah barisan anak muda itu. Total mereka ada tujuh orang, lima orang pria muda dan dua orang wanita muda yang sudah dikenal Samuel, Rhea dan Bella.

Salah satu anak muda itu menjulurkan tangannya ke hadapan Samuel. “Selamat pagi Pak Samuel”

Samuel membalas jabatan tangan pria muda itu. Kemudian menyuruh tujuh orang di hadapannya ini untuk duduk di sofa yang ada di dalam ruang kerja Samuel.

“Selamat pagi Pak. Perkenalkan nama saya Arga, di sini saya diamanahkan sebagai Ketua Pelaksana Global Youth Fair 4.0. Sebelumnya saya bersama teman-teman panitia berterimakasih kepada Bapak yang sudi mengundang kami ke kantor Bapak ini” Arga berujar penuh hormat.

Mendengar apa yang disampaikan Arga membuat Samuel terkekeh. Kemudian menganggukkan kepalanya sekali tanda menerima ucapan terimakasih Arga.

“Saya juga ingin memperkenalkan kepada Bapak perwakilan panitia yang hadir hari ini. Di sini ada Bella sebagai Sekretaris, Ido sebagai Ketua acara Global Urgent Issue, Resky sebagai Ketua acara Global Bazaar, Kevin sebagai Ketua acara Global Youth Award, Pule sebagai Ketua acara Global Art Festival, dan Rhea sebagai Koordinator Acara Global Art Festival,” jelas Arga memperkenalkan teman-teman seperjuangannya dalam mengangkat acara Global Youth Fair 4.0.

Samuel manggut-manggut mengerti. Ia menyilangkan kaki kanannya ke atas kaki kiri. Kemudian duduk menyandar pada sandaran sofa. Posisinya itu membuat siapa saja yang melihatnya bisa merasakan aura penguasa yang ada pada diri Samuel.

Samuel memerhatikan Rhea yang duduk jauh di ujung. Gadis itu bergaya sederhana dengan kulot hitam dan kemeja mint yang terlihat sangat cantik dimata Samuel.

Well, seharusnya kalian berterimakasih kepada wanita muda di ujung sana, karena dia lah saya bersedia melakukan hal ini”

Mendengar apa yang dikatakan Samuel, sontak Rhea menolehkan kepalanya kepada Samuel dengan raut wajah kebingungan. Samuel yang melihat wajah kebingungan Rhea terkekeh pelan.

“Saya sudah membaca proposal acara kalian, dan ya.. saya tertarik dengan acara kalian. Itu sejalan dengan misi Harvey Holdings dalam bidang pengembangan sumber daya manusia secara global”

Ketujuh anak muda itu tidak terlihat terkejut sama sekali mendengar Samuel - seorang pria berwajah bule - yang berbahasa Indonesia dengan lancar. Sebab sebelumnya Rhea dan Bella sudah memberitahukan mereka tentang hal itu.

Samuel dan ketujuh perwakilan panitia melanjutkan perbincangan mengenai keseluruhan acara, baik itu dalam hal teknis maupun non-teknis. Mereka  juga membicarakan hal paling penting dalam pertemuan ini, yaitu sponsorship.

Setelah perbincangan panjang, Samuel akhirnya setuju untuk menjadi sponsor utama. Hebatnya lagi, dia akan membiayai seluruh rangkaian acara yang ada. Itu artinya dia akan memberikan bantuan dana sejumlah dengan nominal yang tertera pada proposal acara. Bagi ketujuh anak muda itu, nominal yang ada di proposal adalah nominal yang sangat besar. Namun bagi Samuel itu bukan apa-apa. Dia hanya perlu menyisihkan sepersekian nominal dari dana perusahaan yang berlimpah.

“Kalau begitu sampai di sini saja perbincangan menarik kita hari ini. Kalian bisa menghubungi Dave selaku asisten pribadi saya mengenai pencairan dana dan kelanjutan kerjasama ini” kata Samuel mengakhiri pertemuan.

“Baik, terimakasih sekali lagi Pak. Kami permisi dulu. Selamat siang” ujar Arga menjabat tangan Samuel. Begitu juga dengan perwakilan panitia lainnya.

“oh, satu lagi. Saya masih membutuhkan Anda di sini. Ada beberapa hal penting yang perlu saya sampaikan” ujar Samuel ketika ketujuh anak muda itu hendak melangkah pergi.

Rhea yang ditunjuk Samuel hanya bisa menaikkan sebelah alisnya bingung. Begitu juga dengan teman-temannya yang lain. Mereka memberikan pandangan keheranan pada Samuel.

“Kalau gitu, kita duluan ya Rhe. Kita tungguin lo di lobby ” Arga berbisik pelan pada Rhea yang sialnya dapat didengar oleh Samuel.

Samuel tersenyum misterius. “tidak perlu. Kalian bisa pergi duluan. Silahkan, pekerjaan saya masih banyak” Samuel mengusir mereka dengan halus.

Samuel menatap tidak suka pada Arga. Sebagai sesama pria, Samuel jelas tau gerak-gerik Arga. Dia menyukai Rhea. Dan Samuel tidak akan membiarkan Arga mendapatkan Rhea. Karena Rhea hanya miliknya.

***

Next [7]

Black RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang