[21]

378 19 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

Rhea memandang ke sekeliling koridor bandara Soekarno-Hatta. Di malam hari seperti ini pun bandara masih terlihat ramai dengan orang-orang. Baik yang ingin pergi atau pun sekedar menemani. Seperti yang dilakukan Rhea.

Tadi sore Samuel datang ke kost untuk mengajaknya – memaksa – makan malam bersama. Sudah satu minggu lamanya Rhea tidak bertemu dengan Samuel. Ternyata Samuel kembali ke New York kemarin. Rhea baru mengetahui hal itu. Pantas saja Samuel tidak terlihat batang hidungnya selama satu minggu ini, dan membuat Rhea sedikit tenang. Namun, ada sedikit rasa.. kehilangan?

Rhea tertawa dalam hati memikirkan hal itu. Bisa-bisanya otak yang tidak seberapa besar ini memikirkan hal aneh seperti itu. Rhea mendongak menatap Samuel yang memanggilnya. Mereka berada ditengah-tengah koridor sekarang.

Samuel menatap Rhea dalam. Tangannya terulur ke leher Rhea. Dia memakaikan sebuah kalung berbentuk partikel salju di sana. Rhea hanya bisa menahan napas saat merasakan wajahnya dan wajah Samuel sangat dekat. Rhea memegang liontin kalung itu dan menatap Samuel bertanya.

Samuel menangkup pipi kiri Rhea. “I want you to be by my side. Accompany me for the rest of my life

Rhea tidak merespon. Dia hanya menatap Samuel tepat di manik mata hazel milik pria itu. Mencari sebuah ketulusan di sana.

I love you Rhea ” ungkap Samuel dengan suara beratnya.

Mendengar itu membuat Rhea terdiam. Jantungnya berdetak cepat. Terkejut dengan ungkapan cinta Samuel. Kemudian Samuel mengecup kening Rhea lama. Rhea yang terhanyut refleks memejamkan kedua matanya.

“ini maksudnya apa Sam?” tanya Rhea akhirnya.

Rhea benar-benar tidak paham dengan apa yang dilakukan Samuel. Apakah Samuel baru saja melamarnya? Di tengah bandara seperti ini?

Samuel terkekeh. Lalu mengacak rambut Rhea pelan. “I just proposed to you

Rhea mendelik sebal. “and you do that in the middle of an airport corridor like this?

Samuel tertawa lagi. Dia merasa lucu melihat ekspresi kesal Rhea.

“memangnya kenapa? Ini out of the box. Yaudah, nanti kamu pulang dianter Pak Asep, aku masuk dulu” pamit Samuel.

Samuel memeluk Rhea erat. Tidak ingin berpisah dari gadis mungilnya ini. Baru beberapa jam yang lalu Samuel sampai di Indonesia, dan kini dia harus pergi lagi ke Surabaya.

Sebenarnya bisa saja Samuel langsung berangkat ke Surabaya, tapi Samuel merindukan Rhea. Jadilah dia menjemput Rhea di kost dan mengajaknya makan malam bersama. Setidaknya rasa rindunya bisa terobati walau hanya sedikit.

Samuel melepaskan pelukannya pada Rhea yang hanya diam saat dipeluk. Samuel mengelus pipi kanan Rhea dengan ibu jarinya.

Bye calon istri, jangan nakal. Awas aja sampai kamu deket-deket laki-laki lain. I will punish you again and again ” kata Samuel mengancam “like this

Samuel mengecup bibir Rhea singkat. Membuat Rhea membelalakkan kedua matanya terkejut. Rhea langsung menghadiahi samuel pukulan di lengan pria itu. Bukannya meringis sakit, Samuel malah tertawa.

“dasar Samuel gila!” umpat Rhea. “dan aku bukan calon istri kamu. Lagian kamu ngapain sih ngasih aku kalung begini. Nih, aku balikin”

Saat Rhea hendak membuka kalung salju itu, Samuel langsung menahan tangan Rhea. “jangan dilepas. Biarin dia ada di sana sampai kamu jawab lamaran aku”

“tapi Sam..” seru Rhea tertahan.

Dilihatnya wajah memelas Samuel. Setelah menimbang-nimbang beberapa saat, akhirnya Rhea menganggukkan kepala setuju. Samuel tersenyum puas. Rhea tidak akan pernah bisa melawannya.

Samuel memeluk Rhea lagi dan mencium pipi Rhea singkat sebelum benar-benar menjauh bersama Dave yang setia menemani Samuel kemana pun dia pergi. Samuel hanya bisa tertawa mendengar teriakan Rhea di kejauhan.

Rhea menatap kepergian Samuel dengan kesal. Malam ini dia sudah banyak kecolongan. Samuel dengan seenaknya memeluk dan mencium dirinya. Rhea menghembuskan napas pelan. Dia memutar otak mencerna apa yang baru saja terjadi. Samuel melamarnya. Hal yang tidak pernah telintas sedikit pun di pikiran Rhea.

Lamunan Rhea buyar saat Pak Asep datang menghampirinya dan bertanya apakah Rhea sudah mau pulang sekarang atau nanti.

Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Entahlah.

***

Next [22]

Black RainbowWhere stories live. Discover now