[33]

350 15 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

“Sam, kalau kita ke pantai dulu boleh? Aku mau lihat pantai” tanya Rhea.

how about tomorrow? It’s too late now ” tolak Samuel halus.

Rhea memandang Samuel memelas. Memohon agar permintaannya dikabulkan. Samuel menghela napas. Dia menyuruh Pak Asep untuk mampir ke pantai terlebih dahulu. Mendengar itu membuat Rhea tersenyum senang. Dia berterimakasih pada Pak Asep membuat Samuel menatapnya kesal.

Rhea melangkah senang menuju jalan kayu di atas air yang memang disediakan di sana. Rhea berhenti ketika merasa spot yang dipilihnya terasa indah. Jalan kayu di atas air ini dihiasi dengan lampu-lampu temaram yang ditempel di sepanjang jalan.

Rhea memandang lurus ke hamparan air laut yang ada di depannya. Menghirup napas dalam-dalam merasakan hawa air laut yang tercium kuat.

Rhea menoleh ke belakang saat merasakan sebuah kain menutupi bahunya. Ada Samuel di sana yang menghampirkan jas miliknya di bahu Rhea. Rhea tersenyum berterimakasih pada Samuel. Samuel merapatkan jas pada bahu Rhea dengan cara memeluk Rhea dari belakang. Dia membiarkan Rhea menyenderkan kepalanya di dada bidang Samuel.

Selama beberapa saat Samuel dan Rhea sama-sama diam. Membiarkan indra pendengaran mereka merasakan suara menenangkan dari deburan ombak laut. Gerakan berulang dari gulungan ombak memanjakan mata keduanya.

“Sam, aku mau nanya boleh?” tanya Rhea memecah keheningan.

Samuel menundukkan kepalanya menatap Rhea. Kemudian bergumam mengiyakan.

“mantan kamu ada berapa?” tanya Rhea.

“kenapa memangnya?” balas Samuel bingung. Tumben Rhea menanyakan mantannya. Rhea menyuruh Samuel untuk segera menjawab pertanyaannya.

“satu” jawab Samuel akhirnya.

“seriusan cuma satu? Aku enggak percaya, masa iya mantan kamu cuma satu?”

Samuel mengangguk. “only one, yang lain sekedar dekat saja”

Rhea ber-oh saja menanggapi perkataan Samuel. “dia pasti cantik ya, mirip model-model terkenal. Kenapa kalian putus?”

Samuel menatap lurus ke depan, mengingat kenangannya dengan Shea.

she left me. She chose another man over me. She is married and has children now. I still don't understand why she chose that guy over me. What's so great about him? Is it because they are one profession? I was angry then. Then I came to their wedding. But.. she looks happy there

Samuel datang ke pernikahan Mbak Shea? Kenapa aku enggak lihat muka dia di sana?

“dia tahu kalau kamu datang ke pernikahannya?”

Samuel menggeleng.

“kalian putus baik-baik?”

Samuel tersenyum miring. “aku rasa iya” Samuel mengecup puncak kepala Rhea. “enggak usah bahas dia lagi. Aku udah lama lupain dia. Lagipula sekarang aku punya kamu. Kamu yang bisa membuat hati ini kembali menghangat. Kamu yang berhasil membuat aku jatuh ke dalam perangkap pesona kamu. Itu kamu, Rhea”

Rhea memutarkan badannya. Kepalanya mendongak menatap Samuel. Dia memegang pipi kiri Samuel. Rhea menatap Samuel lama. Entah kenapa ada rasa terluka di hati Rhea. Rhea kini sadar, Samuel masih mendambakan Shea. Dibalik sikap acuh Samuel saat bercerita tadi, Rhea bisa merasakan kerinduan mendalam dari Samuel kepada Shea.

Tangan Rhea terulur memeluk Samuel. Erat. Sangat erat. Seolah-olah tidak menginginkan Samuel pergi. Rhea salah selama ini. Tidak perlu jantung berdebar cepat untuk membuktikan cinta. Dengan memandang orang itu saja harusnya Rhea tau. Karena dia bisa merasakan perasaan itu. Rhea mencintai Samuel. Rhea menginginkan Samuel. Tapi tidak bisa. Hal itu tidak boleh dilanjutkan. Samuel tidak bisa menjadi miliknya. Samuel masih memiliki orang lain di hatinya. Bukan orang lain, tetapi kakaknya sendiri.

Shea.

Rhea tidak mungkin mendambakan Samuel di saat Samuel mendambakan orang lain di hatinya. Belum lagi kemungkinan selama ini Samuel hanya menganggapnya sebagai Shea karena kemiripan wajah mereka. Bukan tidak mungkin kan hal itu terjadi.

“kamu kenapa?” tanya Samuel melihat Rhea yang bersikap aneh saat ini.

Rhea menggeleng. “aku cuma mau dipeluk. Dingin Sam di sini”

Samuel balas memeluk Rhea erat. “kalau gitu kita pulang aja sekarang”

Rhea mendongak menatap Samuel. “aku boleh minta gendong?”

Samuel terkekeh mendengar pertanyaan Rhea. Tentu saja boleh. Dengan senang hati Samuel akan menggendong Rhea. Rhea melingkarkan kedua tangannya di leher Samuel saat Samuel mengangkat tubuhnya dalam gendongan.

Sampai di dalam mobil pun, Samuel tidak melepaskan Rhea. Dia membiarkan Rhea duduk di pangkuannya. Rhea tidak menolak. Dia bahkan melingkarkan tangannya memeluk Sam. Entah kenapa saat-saat Samuel memangku dirinya membuatnya senang. Apalagi saat Samuel memeluk dan mengelus punggungnya pelan. Membuat mata Rhea terpejam seketika. Seperti saat ini.

Samuel mengecup puncak kepala Rhea. Lagi. Dia membiarkan Rhea tertidur di dada bidangnya. Meski dengan sejuta pertanyaan yang muncul di otaknya kini atas sikap Rhea yang sedikit mencurigakan.

***

Next [34]

Black RainbowWhere stories live. Discover now