[35]

394 17 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

Sore berganti malam. Langit jingga pun menjadi sangat gelap seperti saat ini. Beruntung bandara memiliki cukup banyak penerangan untuk menerangi malam gelap ini. Kedua tangan Rhea terulur untuk memeluk Shea erat. Seakan mengatakan pada dunia bahwa dia tidak ingin berpisah secepat ini dengan Shea.

Setelah curhat penuh air mata tadi, Rhea dan Shea lantas tidak langsung bermusuhan. Mereka saling mengerti satu sama lain. Rhea juga tidak menyalahkan Shea. Karena ini memang sudah jalan yang harus dilaluinya. Takdir sudah membawanya ke situasi sulit ini.

Rhea memandang ke seluruh penjuru koridor bandara. Mencari sosok tinggi tegap yang mungkin sudah ada di bandara saat ini. Tangannya melambai pada Samuel yang dicarinya.

Melihat isyarat Rhea untuk mendekat, Samuel berjalan pelan menghampiri Rhea. Samuel mendadak berhenti saat melihat Rhea berdiri berdampingan bersama Shea di depannya. Tidak peduli dengan keterkejutan Samuel, Rhea malah semakin menarik Samuel untuk mendekat.

“Sam kenalin ini kakak aku, Shea” ujar Rhea memperkenalkan Shea pada Samuel.

Samuel tidak merespon. Dia hanya diam menatap Shea yang juga balas menatapnya. Melihat hal itu membuat Rhea menggigit bibirnya menahan tangis yang akan keluar kapan saja. Rhea bisa melihat Samuel dan Shea saling bertatapan dalam. Mencurahkan perasaan rindu satu sama lain.

“hem.. aku ke toilet dulu ya, dan aku rasa ada banyak hal yang perlu kalian bicarain”

Usai mengatakan itu, Rhea berjalan sangat pelan menjauhi Samuel dan Shea. Langkah kakinya terasa sangat berat meninggalkan dua orang yang sangat disayanginya itu. Terlebih hatinya takut untuk melepas Samuel berdua dengan Shea. Tapi ini adalah keputusannya untuk mempertemukan Samuel dan Shea. Karena itu, Rhea pun harus siap dengan segala konsekuensi yang akan ia tanggung.

Rhea memperhatikan Samuel dan Shea dari kejauhan. Rhea berbohong. Sebenarnya dia tidak ingin ke toilet. Itu hanya alasan yang Rhea buat agar bisa meninggalkan Samuel dan Shea berdua. Rhea yakin banyak hal yang belum terselesaikan diantara Samuel dan Shea.

Di sisi lain, Samuel tidak bisa berhenti memandang wajah cantik Shea. Wajah yang selalu ia dambakan tiap malam, kini hadir di depan wajahnya. Samuel bisa melihat raut wajah canggung yang hadir di wajah Shea. Wajar saja mereka sudah tidak bertemu selama bertahun-tahun.

I'm not going to ask how you're doing, because I think you're fine.  How about your family, I hope they are fine too ” ujar Samuel seteah terdiam cukup lama.

Shea tersenyum. “mereka baik-baik saja. Bagaimana denganmu, aku rasa kamu juga baik. Bahkan sudah memiliki calon istri” kata Shea sedikit menggoda Samuel.

she's your sister, for god shake ” dingin Samuel.

Shea menatap Samuel tajam. “since when did you know Rhea is my sister?

Samuel tersenyum miring. “Kamu tau jawabannya. Aku bisa dengan mudah mendapatkan informasi apapun”

don't hurt her Sam, she doesn't know anything ” ujar Shea memohon. “Rhea itu hanya terlihat kuat di luar. Tapi hatinya lebih lembut dari selembar kapas. Dia itu rapuh Samuel. Aku mohon sama kamu jangan sakiti dia. Apapun tujuan kamu mendekati Rhea, tolong jangan buat Rhea terluka”

Samuel memasang wajah datarnya. “kenapa memangnya? Kamu ingin mengatakan kalau aku mendekati Rhea dengan tujuan tertentu?”

Shea diam memandang wajah tampan Samuel. “aku enggak tahu. Apa karena kami mirip jadi kamu menganggap Rhea adalah aku? Atau karena kamu ingin membalas perbuatan aku dulu yang ninggalin kamu dan lebih memilih laki-laki lain? Untuk yang terakhir, aku minta maaf sama kamu karena udah begitu jahat. Tapi kamu juga sudah tau sendiri alasannya. Aku enggak bisa nolak permintaan Mama dan Papa”

“kamu bisa Shea!” desis Samuel tajam. “kamu hanya enggak mau mencoba memperjuangkan hubungan kita”

Shea menundukkan kepalanya dalam. Dia tahu, dia salah. Ini semua salahnya. Tapi mau bagaimana, semuanya sudah terjadi. Tidak ada lagi yang bisa Shea lakukan. Dia hanya harus menjalani takdir yang sudah dipilihnya.

“maafkan aku Sam. Aku memang salah. Tapi aku mohon sekali lagi, kalau kamu hanya ingin menyakiti Rhea, jauhi dia Sam. Jangan libatkan Rhea diantara kita. Dia enggak bersalah Sam. Rhea enggak tahu apa-apa. Tapi kalau kamu benar-benar menyayangi Rhea, aku mohon jaga hatinya. Jangan buat dia terluka Sam. Dia terlalu lemah untuk menahan luka itu”

Samuel menghembuskan napasnya kasar. Dia menatap Shea yang menatapnya memohon. Samuel sangat membenci wajah sendu itu. Dia tidak ingin melihatnya di wajah Shea. Karena itu juga membuat hatinya terusik.

I know that, because I'm not you ” ujar Samuel tajam pada Shea.

Shea tersenyum lirih. “thank you Sam.  Once again, I'm sorry for what I did earlier

Rhea yang dari kejauhan melihat keheningan diantara Samuel dan Shea, memutuskan melangkahkan kakinya untuk mendekat. Dia menatap Shea yang mengusap air matanya diam-diam dan Samuel yang membuang pandangan ke sembarang arah.

Shea menatap Rhea sendu. Ditangkupnya pipi kiri Rhea. “Mbak masuk ke dalam dulu ya. Kamu hati-hati di sini. Jangan sampai sakit lagi. Mbak sayang kamu”

Rhea mengangguk. Lalu membalas pelukan Shea. Shea berjalan masuk ke dalam pintu keberangkatan tanpa memandang ke belakang sekalipun. Rhea yang melihat itu hanya bisa tersenyum getir.

Since when did you know I was Mbak Shea's sister? ” tanya Rhea dingin pada Samuel.

I don't want to talk about it ” balas Samuel balik menatap Rhea.

“jawab aku Sam!” seru Rhea menahan amarah. “sejak kapan?”

since we met at the cafe. I told Dave to find out all information about you

Rhea mengepalkan tangannya kuat. “kamu deketin aku cuma karena aku mirip sama Mbak Shea? Atau karena rasa sakit hati kamu itu sama Mbak Shea? Apapun alasannya, kamu jahat, Samuel. Kamu jadiin aku pelampiasan. Aku enggak tahu kalau kamu sejahat ini. Harusnya aku enggak luluh dengan semua perhatian kamu itu. I'm fucking stupid

Rhea menanggalkan kalung yang dipakainya. Dia mengambil tangan kanan Samuel dan meletakkan kalung itu di sana. Lalu Rhea berlari pergi manjauhi Samuel dengan air mata yang mulai turun membasahi pipi. Rhea masuk ke dalam sebuah taksi kosong yang ada di sisi koridor. Ia menyuruh taksi itu untuk pergi dari sana sekarang juga.

Shit

Samuel menyumpah serapah saat melihat kepergian Rhea. Dia segera berlari menuju parkiran mobil. Sial. Kenapa dia harus memarkir mobil sejauh itu. Samuel mencoba mengejar taksi yang ditumpangi Rhea. Dia bahkan mencoba menelfon Rhea berkali-kali. Tapi ponsel Rhea tidak aktif. Rhea mematikan daya ponselnya. Membuat Samuel hanya bisa mengumpat berkali-kali.

“DAVE LACAK KEBERADAAN RHEA SEKARANG JUGA!” teriak Samuel pada Dave yang tersambung di telfon.

***

Next [36]

Black RainbowWhere stories live. Discover now