[7]

471 27 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

Kini tinggallah Rhea sendiri duduk di ujung sofa. Rhea sungguh tidak mengerti mengapa Samuel menyuruhnya untuk tinggal terlebih dahulu di sini. Langkah kaki Samuel yang mendekat membuat jantung Rhea berdegup cepat. Rasa khawatir mulai menyelimuti dirinya. Apalagi saat aura penguasa Samuel menyebar cepat di ruangan ini.

Samuel duduk tepat di bagian kosong di sebelah kanan Rhea. Dirinya mengangkat Rhea dan mendudukkan gadis itu di atas pangkuannya. Samuel lalu memeluk Rhea erat. Menghirup aroma bayi yang ada di tubuh Rhea.

Rhea yang terkejut dengan perlakuan Samuel refleks mendorong dada pria itu sekuat tenaga. Lalu bangkit dari pangkuan Samuel. Rhea berdiri menjauhi Samuel sambil menatap pria itu penuh amarah. Seenaknya saja pria di hadapannya ini memeluk Rhea.

Melihat reaksi terkejut Rhea yang berlebihan malah membuat Samuel terkekeh. Dia tersenyum miring pada Rhea yang menatapnya penuh amarah.

“apa yang Bapak lakukan!” seru Rhea sedikit menaikkan nada bicaranya.

Samuel mengendikkan kedua bahunya santai. “meluk kamu”

Rhea melongo mendengar ucapan kelewat santai dari Samuel. “karena enggak ada lagi yang perlu dibicarakan, saya permisi dulu. Selamat siang Pak” ujar Rhea sembari mengambil tote bag putihnya di atas sofa.

Baru satu langkah melangkah, gerakan kaki Rhea terhenti oleh cekalan Samuel pada tangan kirinya. Samuel menghentakkan tangan Rhea kuat. Mengakibatkan tubuh Rhea terhuyung jatuh ke arahnya. Langsung saja Samuel menahan tubuh Rhea dengan menempelkan tangan kirinya pada pinggang gadis itu.

Rhea membelalakkan kedua matanya ketika sadar dengan posisinya dan Samuel saat ini. Rhea mendorong dada Samuel sekuat tenaga berusaha menjauhkan tubuhnya dari Samuel. Ini tidak benar. Mereka terlalu dekat. Tubuh mungil Rhea yang hanya sebatas dada Samuel membuat Rhea kesulitan menjauhkan tubuhnya dari tubuh Samuel.

Rhea bisa merasakan hembusan napas Samuel saat pria itu menundukkan kepalanya. Samuel menatap Rhea intens. Membuat gerakan mendorong dada Samuel yang dilakukan Rhea terhenti. Kini Rhea benar-benar terhipnotis dengan bola mata hazel yang dimiliki Samuel. Terlihat tajam dan teduh sekaligus.

Samuel semakin mendekatkan wajahnya pada Rhea. Sedetik kemudian ia mengecup ringan bibir mungil Rhea.

I’m hungry. Kita makan siang dulu” ujar Samuel pelan yang masih bisa didengar oleh Rhea.

Samuel melepaskan tangannya dari pinggang Rhea. Tangan kanannya ia gunakan untuk menggenggam tangan kiri Rhea yang masih terkejut oleh ulah dirinya.

Rhea akhirnya tersadar dari keterkejutannya atas perbuatan Samuel. Spontan ia menghentakkan tangan kirinya kuat. Bermaksud melepaskan tangan Samuel. Beruntung, Rhea berhasil melakukannya.

Samuel yang kehilangan miliknya menoleh kepada Rhea yang menatapnya penuh amarah. Lebih parah daripada sebelumnya.

“maksud Bapak apa tiba-tiba mencium saya. Ini pelecehan Pak. Saya bisa melaporkan Bapak ke polisi” seru Rhea menggebu-gebu.

Samuel tidak menggubris perkataan Rhea. Ia kembali menggenggam tangan Rhea yang bebas. Melihat hal itu membuat Rhea kembali menarik tangannya kuat.

“Pak lepasin tangan saya. Lepas Pak, lepas!”

Samuel memberhentikan langkah kakinya. Ia menatap Rhea tajam. “enggak akan dan enggak akan pernah. Karena kamu harus selalu ada di sampingku, Rhea. C’mon. I’m hungry

“kalau Bapak lapar yaudah makan aja sana. Enggak usah tarik tangan saya gini. Lagian saya mau pulang, saya masih ada kelas lagi habis ini” Ujar Rhea balas menatap tajam Samuel. “lepasin Pak, atau saya laporin Bapak ke polisi”

Samuel terkekeh. “enggak akan bisa Rhea. Polisi itu bukan tandingan aku. Oh, aku baru ingat. Kita tadi belum tanda tangan kontrak sponsor, kan? Jangan salahin aku kalau tiba-tiba aja aku batalin sponsor untuk acara kamu itu”

Samuel melepaskan tangan Rhea. Dia bersedekap dada di hadapan Rhea yang terlihat menggemaskan di matanya.

“jadi, kamu pilih yang mana. Ikut denganku makan siang dan kontrak sponsor aman. Atau.. pergi dari sini, yang artinya sponsor itu batal”

Rhea menatap Samuel marah. Bisa-bisanya Samuel mengancam Rhea dengan sponsor acara. Rhea mengulum bibirnya kesal. Ia tidak mungkin memilih pilihan kedua. Itu artinya dia harus mencari sponsor baru untuk acara, dan itu tidak mungkin. Karena acara tidak lama lagi akan berlangsung.

okay, kalau gitu saya ikut Bapak. Tapi jangan tarik-tarik tangan saya. Saya bisa jalan sendiri” kata Rhea pada akhirnya.

Samuel tersenyum puas. Dia sudah tau kalau Rhea akan memilih ikut dengan dirinya. Samuel berjalan duluan yang diikuti Rhea di belakangnya. Mereka berjalan bersama menuju lift yang langsung berhenti di basement gedung. Di ujung jalan Rhea bisa melihat sebuah mobil sedan mewah yang terparkir. Ada dua orang yang berjaga di samping mobil itu.

Saat sampai di depan mobil, Rhea bisa melihat kedua orang itu menundukkan kepala memberi hormat pada Samuel. Samuel membalas sapaan mereka dengan menepuk pundak salah satu penjaga. Samuel membukakan pintu mobil dan menyuruh Rhea masuk dengan gerakan kepala. Lalu ia berjalan ke pintu mobil satunya yang sudah dibukakan oleh salah satu penjaga di sana.

“kita ke restoran biasa Pak” titah Samuel pelan pada Pak Asep yang sudah siap di balik kemudi.

“Baik Mas Sam” balas Pak Asep.

Sejak pertama kali bekerja dengan keluarga blasteran ini, Pak Asep akan memanggil Samuel dan Angelica dengan panggilan Mas dan Mbak sesuai permintaan majikannya, Puspa. Menurut Puspa, hal itu dilakukan agar kedua anaknya bisa mengenal budaya jawa, tempatnya berasal.

Rhea memperhatikan semua hal yang dilakukan Samuel. Aura Samuel terlihat lebih kalem sekarang, tidak seperti saat di ruang kerjanya tadi. Samuel juga terlihat ramah kepada sekretaris dan penjaga yang menyapanya. Rhea menatap Samuel bingung. Apa yang terjadi. Kenapa dia tiba-tiba berubah menjadi baik seperti ini.

Mesmerized by my good looks, ain't it? ” tanya Samuel penuh percaya diri.

Rhea mendengus kasar mendengar hal itu. Dia memilih memalingkan muka ke arah jendela mobil yang menampilkan deretan gedung-gedung tinggi di sepanjang jalan yang mereka lalui daripada harus menghabiskan tenaga meladeni omongan narsis Samuel.

***

Next [8]

Black RainbowWhere stories live. Discover now