[28]

331 14 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

Tidak terasa sudah satu minggu Rhea tinggal di rumah mewah Samuel. Rhea sudah bisa masuk kuliah lagi. Samuel sudah mengizinkannya sejak hari Rhea memiliki kuis yang harus diikuti. Samuel akan mengantar dan menjemput Rhea. Namun, jika Samuel tidak bisa menjemput, Samuel akan mengirim Pak Asep untuk mewakilinya.

Satu minggu tinggal di rumah Samuel juga membuat Rhea semakin akrab dengan para pekerja yang ada di sini, terumata Bi Irum. Rhea sering mendapat kisah masa kecil Samuel dari Bi Irum.

Hubungan Rhea dan Samuel pun semakin dekat. Sikap manja Rhea membuat Samuel menjadi sedikit lebih lembut. Dia tidak terlalu memaksa seperti biasanya. Tapi Rhea belum menjawab lamaran Samuel. Dia belum siap untuk menjawabnya.

Seorang pelayan mengetuk pintu kamar Rhea. Rhea mempersilahkan pelayan itu untuk masuk.

“Maaf Mbak, Mbak ditunggu Mas Samuel di ruang kerjanya sekarang” kata pelayan itu kepada Rhea.

Rhea mengangguk. “okay, terimakasih ya”

Setelah pelayan itu pergi, Rhea berjalan keluar kamar menuju ruang kerja Samuel yang ada di lantai dua, masih satu lantai dengan kamar tidurnya. Rhea mengetuk pintu ruang kerja Samuel. Lalu masuk ke dalam ketika Samuel menyuruhnya untuk masuk.

Ternyata di dalam ruang kerja ada Dave. Dia terlihat sedang membicarakan sesuatu yang penting pada Samuel. Rhea menyapa Dave yang hanya dibalas sebuah senyuman. Rhea mendudukkan dirinya di sofa empuk di dalam sana sesuai dengan instruksi Samuel.

Setelah menyuruh Rhea duduk, Samuel kembali berbincang dengan Dave. Sangat lama hingga membuat Rhea bosan menunggu. Beruntung Rhea membawa ponsel, jika tidak mungkin dia sudah tertidur sedari tadi.

Saat yang Rhea tunggu tiba. Samuel dan Dave akhirnya selesai berbincang. Dave menunduk hormat pada Rhea saat berlalu keluar.

Rhea memandang Samuel meminta penjelasan. “kenapa kamu nyuruh aku ke sini kalau cuma buat ngeliatin kamu dan Dave ngobrol hal yang bahkan aku enggak ngerti sedikit pun?”

Samuel tersenyum miring. “that's your punishment

“hukuman apa? Emangnya aku ngapain?” tanya Rhea tak mengerti.

Samuel berjalan mendekat. Dia mengurung Rhea dengan kedua tangan kekarnya.

“siapa yang nyuruh kamu naik motor tadi siang? Bukannya aku udah pernah bilang kalau kamu dilarang naik motor lagi?”

Rhea terdiam. Dia mengaku salah kali ini. Tadi siang dia memang dibonceng oleh Bella dengan menggunakan motor saat mereka ingin makan siang di luar kampus. Melihat aksi diam Rhea membuat Samuel semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah Rhea.

“siapa juga yang nyuruh kamu buat dekat-dekat sama Arga?”

Arga is my friend, Sam. Dan untuk masalah motor, okay, I was wrong. I should have turned down Bella's offer.  Sorry

Samuel mengangguk senang mendengar permintaan maaf Rhea. Kemudian mengelus rambut Rhea. “good girl

Samuel mendudukkan dirinya di sebelah Rhea. Hendak membawa Rhea ke dalam pelukannya. Namun gerakannya terhenti saat ponsel Rhea berbunyi. Diliriknya Rhea yang tersenyum senang melihat nama yang tertera di layar ponsel.

“Mbaaak” seru Rhea pada layar ponsel yang menampilkan wajah cantik Shea.

Rhea memutarkan tangan kanannya mencari angle video yang bagus dan yang pasti tidak menampilkan wajah Samuel.

kamu apakabar Rhe? Gimana tangan kamu, udah mendingan?

Rhea mengangguk. Dia menunjukkan tangannya yang menggantung di depan dada. “udah kok Mbak. Lihat nih, udah hampir sembuh”

Rhea sama sekali tidak menyadari perubahan raut wajah Samuel sejak Rhea menerima video call dari Shea. Samuel terlihat sedikit gelisah. Samuel bahkan memutuskan untuk menjauh dari Rhea. Dia kembali ke posisi awalnya, duduk di kursi kebesaran miliknya yang ada di ruangan ini.

Cukup lama Samuel menatap kosong layar laptop yang ada di hadapannya. Raganya memang ada di sana, tapi pikirannya entah sudah berada di mana. Sedari tadi Samuel hanya mendengarkan pembicaraan Rhea dan Shea. Sebuah senyum miring terbit di wajah Samuel. Dia senang bisa mendengarkan suara Shea lagi. Lebih jelas dan lebih lama daripada sebelumnya.

Brengsek

Samuel merasa menjadi seorang pengecut. Jelas-jelas ada Rhea di depannya. Tapi kenapa hati dan pikirannya malah tertuju pada Shea. Samuel memandang wajah bahagia Rhea yang tengah mengobrol dengan Shea. Samuel tahu, dia tidak boleh menyakiti hati Rhea. Lihatlah tawa bahagia Rhea. Apa jadinya jika Rhea tau Samuel dan Shea pernah menjalin hubungan. Karena cepat atau lambat Rhea pasti akan mengetahui fakta menyakitkan itu.

Rhea yang sudah selesai berbincang dengan Shea menghampiri Samuel.

“Sam, aku udah boleh keluar dari sini belum?”

“belum” jawab Samuel datar. Dia pura-pura terlihat sibuk di depan laptop.

Rhea berdecak sebal mendengar jawaban Samuel. Ia melangkah pergi menuju jejeran buku-buku tebal yang ada di ruang kerja Samuel. Jumlahnya sangat banyak hingga mampu menutupi permukaan dinding. Rhea membaca satu persatu judul buku itu. Semuanya berbahasa asing.

“Sam.. kemarin aku ikut Bi Irum ke ruang bawah tanah. Aku enggak tau kalau kamu punya alkohol sebanyak itu” kata Rhea pelan. Badannya membelakangi Samuel, masih memperhatikan deretan buku-buku milik Samuel.

Rhea memutar badannya menghadap ke arah Samuel. “kalau aku mau coba boleh enggak?”

Samuel menoleh pada Rhea. Dia menaikkan sebelah alisnya ke atas. Tumben Rhea membahas mengenai alkohol. Samuel bangkit dari duduknya. Dia menghampiri Rhea yang menyender di rak buku.

do you wanna taste it?

Rhea mengangguk cepat. “may i?

Samuel tersenyum. “of course. Why not. But, you have to kiss me first. Here, on my lips ” ujar Samuel mengelap bibirnya dengan gerakan sensual.

Rhea bergidik ngeri melihat Samuel yang seperti itu. Daripada terjadi sesuatu yang tidak-tidak, Rhea memutuskan untuk segera kabur dari sana. Meninggalkan Samuel yang tertawa keras menyaksikan aksi kabur Rhea.

***

Next [29]

Black RainbowWhere stories live. Discover now