[22]

346 15 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

Rhea merebahkan badannya di atas ranjang. Dia baru saja selesai mandi setelah seharian bergumul dengan tugas-tugas yang tidak ada habisnya. Rencana untuk tidurnya buyar saat melihat nama ‘Ibu Negara’ di layar ponsel.

“Halo Ma,” sapa Rhea. “Rhea sehat-sehat aja kok Ma, terlampau sehat malahan”

Dewi tertawa mendengar penuturan anak tengahnya ini. Dia bahkan belum berbicara satu kata pun, namun Rhea sudah menjawab pertanyaan yang memang selalu dia tanyakan pada Rhea tiap kali menelfon.

Karena kamu udah jawab pertanyaan yang belum Mama tanya, sekarang Mama mau nanya hal yang lain sama kamu. Kamu kenal sama yang namanya Samuel Harvey?

Rhea menautkan kedua alisnya bingung. Kenapa Mamanya bisa tau mengenai Samuel.

“iya Rhea kenal Ma. Dia itu pemilik Harvey Holdings, sponsor utama acara Rhea kemarin”

Dewi bergumam di seberang telfon. “benar kamu sudah dilamar Samuel?

“Hah? Tunggu dulu, kok Mama jadi bahas Samuel sih. Mama kenal Samuel darimana coba. Terus siapa yang bilang Samuel lamar Rhea. Ada-ada aja deh Mama”

jangan bohong Rhea. Tadi siang Samuel datang ke rumah, ketemu sama Papa dan Mama. Dia bilang ingin menjalin hubungan yang serius sama kamu. Jadi dia datang ke rumah untuk meminta izin Papa dan Mama. Dia juga bilang kalau udah lamar kamu, tapi kamunya belum jawab ” jelas Dewi.

Rhea melongo tidak percaya mendengar penuturan Dewi. Samuel ke rumah orang tuanya? Bukannya tadi dia mau ke Surabaya? Rumah orang tuanya kan ada di Malang.

“k-kok bisa dia ke rumah, Ma? Bukannya dia ke Surabaya?” tanya Rhea.

mana Mama tau. Tapi sih tadi pas pamitan dia bilang mau langsung ke bandara soalnya ada flight ke Surabaya ” ujar Dewi. “kamu belum jawab pertanyaan Mama. Jadi bener kamu udah dilamar Samuel?

Rhea terdiam beberapa saat. Jadi Samuel sengaja ke Malang dulu demi bertemu orang tuanya?

“Hah? Oh.. iya Ma. Tapi enggak bisa disebut ngelamar juga sih, masa iya dia ngelamar Rhea di koridor bandara. Aneh banget,”

Dewi terkekeh pelan. “apa dia memperlakukan kamu dengan baik?

Rhea memandang lurus ke depan. Mengingat semua hal yang sudah dilakukannya bersama Samuel. Samuel itu memang pemaksa tapi dibalik sikap pemaksanya itu Rhea bisa merasakan Samuel adalah orang yang baik. Dia selalu menjaga Rhea.

“dia.. baik. Dia orang yang baik Ma. Keluarganya juga terhormat. Mama bisa cari di internet. Semuanya tentang keluarga dia ada di sana”

kamu cinta sama dia? ” tanya Dewi setelah terdiam cukup lama.

Rhea terdiam. Cinta. Rhea tidak tau apa itu cinta. “Rhea enggak tau definisi cinta itu apa Ma. Rhea juga belum yakin dengan hati Rhea sendiri. Kami belum terlalu saling mengenal. Makanya Rhea belum jawab dia, Ma”

yasudah, Tidak apa-apa. Kata Samuel, dia juga enggak maksa kamu untuk jawab lamaran dia dengan cepat. Dia ngasih kamu ruang untuk mikirin hal ini dulu. Tapi Mama rasa dia anak yang baik, tutur katanya juga sopan sama Papa dan Mama. Tapi kamu jangan menggantung hati Samuel terlalu lama, Rhe. Kasihan dia

“iya Ma, Rhea butuh waktu dulu, Ma” cicit Rhea.

Setelah memberikan wejangan terakhir kepada Rhea, Dewi mengakhiri telfon. Rhea meletakkan ponsel di atas ranjang. Pandangannya menatap lurus ke langit-langit kamar. Rhea tidak tau apa yang harus dilakukannya sekarang. Ini semua terlalu cepat. Lagipula, Rhea tidak merasakan apa-apa. Ataukah Rhea hanya tidak sadar. Entahlah. Rhea tidak tau.

***

Next [23]

Black RainbowWhere stories live. Discover now