[27]

362 16 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

Setelah kepergian Zhea pagi-pagi sekali, Samuel mendatangkan Bella ke rumahnya. Samuel harus ke kantor hari ini karena ada hal penting yang harus dia urus. Jadi dia mengundang Bella untuk datang ke rumah untuk menemani Rhea.

Sebenarnya dari kemarin Rhea ingin masuk kuliah, tapi Samuel melarang. Dia tidak mengizinkan Rhea keluar dari rumah meski hanya ke taman depan rumah.

Kedatangan Bella membuat Rhea tersenyum senang. Mereka memutuskan untuk maraton menonton film di kamar Rhea. Rupanya ada sebuah proyektor mini di dalam kamar Rhea. Kamar yang ditempati Rhea ini hampir sama besar dengan kamar yang ditempati Samuel. Hanya berbeda di tata letak dan cat dinding yang digunakan.

Tidak terasa hari sudah berganti malam. Setelah bersenang-senang bersama Bella, Rhea kini duduk sendirian di sebuah sofa yang ada di dalam kamarnya. Bella sudah pulang beberapa jam yang lalu. Dia tidak bisa menginap, karena malam ini dia harus membuat tugas kelompok.

Rhea meletakkan laptop yang baru tadi sore diberikan Dave padanya ke atas paha. Dia terkejut saat mengetahui semua file yang ada di laptopnya dulu sudah tersimpan rapi di dalam laptop ini. Selain laptop, Dave juga memberikan ponsel baru, binder, dan dompet milik Rhea.

Rhea melirik Samuel yang masuk ke dalam kamarnya. Jas dan dasi yang dipakai Samuel tadi pagi sudah terlepas. Lengan kemeja yang dipakai Samuel digulung asal. Samuel meletakkan jas yang dipegangnya ke lengan sofa. Lalu mendudukkan dirinya di sebelah Rhea.

Samuel mengintip layar laptop di hadapan Rhea. “lagi ngapain?”

“belajar. Besok aku ada kuis” Rhea sedikit memiringkan badannya menghadap Samuel. “Sam, besok aku mau ke kampus ya? aku ada kuis besok. Enggak mungkin aku enggak ikut. Lagian aku udah enggak kenapa-kenapa kok”

Samuel diam selama beberapa saat. Menimbang-nimbang jawaban yang akan diberikannya pada Rhea. Kemudian dia mengangguk pelan. Rhea yang melihat Samuel mengangguk tentu tersenyum senang.

Samuel membiarkan Rhea untuk kembali melanjutkan kegiatan belajarnya, sementara dia pergi ke kamar untuk membersihkan diri.

Beberapa waktu kemudian, Samuel kembali masuk ke kamar Rhea dengan segelas susu coklat di tangannya. Samuel mengambil laptop Rhea dan memberikan segelas susu coklat itu sebagai gantinya. Samuel menyuruh Rhea minum dengan gerakan kepala. Rhea menuruti permintaan Samuel. Dia meminum susu itu beberapa teguk. Kemudian mengembalikan gelas itu pada Samuel.

Samuel mengelus kepala Rhea sayang. “masih mau lanjut belajar? Mau aku temenin?”

Rhea menggeleng. “enggak deh, aku udah bosen baca materinya”

Samuel tertawa mendengar jawaban jujur Rhea. Dia membawa Rhea untuk duduk di atas pahanya. Merengkuh Rhea ke dalam pelukannya. Tidak Samuel sangka, Rhea melingkarkan tangannya di pinggang Samuel. Rhea menyandarkan kepalanya di dada bidang Samuel. Sambil sesekali menyembunyikan wajahnya di dada bidang Samuel. Samuel tahu, Rhea ingin dimanja. Jadi seperti ini yang dimaksud Dewi.

“kamu wangi Sam” ungkap Rhea. Dia mendongak menatap Samuel.

Samuel tesenyum mendengar penuturan Rhea. Dia menggesekkan hidungnya ke hidung Rhea gemas.

“kamu ngapain aja hari ini?” tanya Samuel.

Rhea nampak berpikir. “hem.. tadi aku sama Bella nonton, makan, ngegosip, makan lagi, terus kita ketiduran. Kalau kamu ngapain hari ini?”

“mikirin kamu, kangen kamu, pengen cepet-cepet pulang buat ketemu kamu” jawab Samuel.

Rhea mendengus sebal. Daripada membalas Samuel, Rhea lebih memilih untuk semakin manyandarkan kepalanya pada dada Samuel. Tepukan-tepukan ringan Samuel pada punggungnya membuat Rhea mengantuk. Tidak Rhea sadari kedua matanya perlahan terpejam.

Samuel melirik wajah tertidur Rhea. Hembusan napas teratur keluar dari hidung Rhea. Samuel memutuskan untuk mengangkat Rhea dan menidurkannya di atas ranjang. Samuel menyelimuti Rhea hingga batas dada. Kemudian ia duduk di pinggir ranjang. Samuel memperhatikan wajah Rhea intens. Mencoba meyakinkan hatinya bahwa memang Rhea yang ada di sana. Bukan memandang Rhea sebagai bayang-bayang Shea.

Puas memandang wajah Rhea, Samuel bangkit. Dia mengecup kening Rhea lama sambil merapalkan kalimat sakral. Lalu keluar dari kamar Rhea.

Bantu aku meyakinkan hati aku, Rhea.

***

Next [28]

Black RainbowWhere stories live. Discover now