[16]

388 22 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

Langit sudah mulai menampakkan semburat jingga miliknya. Membuat siapa saja yang melihat itu akan terpesona. Koridor terminal tiga bandara Soekarno-Hatta nampak ramai sore ini. Orang-orang berlalu-lalang menggeret koper atau troli barang yang mereka bawa. Ada raut bahagia dan sedih di setiap wajah-wajah itu. Koridor bandara juga terasa seperti panggung busana dadakan. Sebab sepertinya orang-orang sangat memperhatikan airport fashion yang mereka kenakan.

Rhea membantu Pule menurunkan koper-koper milik peserta yang mereka antarkan kali ini. Hari ini agenda mereka adalah mengantar para peserta ke bandara. Hampir seluruh peserta sudah diantarkan ke bandara secara bergantian oleh panitia. Sebab mereka memiliki jadwal penerbangan yang berbeda. Sehingga panitia harus membagi jadwal pengantaran peserta ke bandara. Dan, saat ini adalah gilaran Rhea dan Pule yang mengantarkan peserta asal Korea Selatan.

Yeogiissneun dongan dowa jusin Rhea-ege kamsadeuribnida. Yeogi wiwonhoineun jeongmal yeolsimhi ilhaesseoyo. I peurogeuraemeun uriegedo maeu jaemiisseoyo
(terimakasih banyak Rhea sudah membantu kami selama disini. Panitia disini sudah bekerja dengan sangat keras. Acaranya juga sangat menyenangkan bagi kami)

Rhea tersenyum lebar mendengar perkataan peserta perempuan asal Korea Itu.

Aniyeyo eonni. Jeohui haengsaegikkeoi chamyeo haejusyeoseo kamsahaneun saramidoeeoyahaeyo. Yeogiseo joheun chueoki doesyeosseumyeon johgetsseoyo
(Tidak. Aku yang seharusnya berterimakasih karena sudah mau ikut serta dalam acara kami. Aku harap kalian punya kenangan yang indah di sini)

Mullon. Yeogie manheun chueoki isseoyo. kamsahaeyo ” ujar teman perempuan peserta Korea Selatan itu. “Also thank you so much for your help Pule
(tentu saja. Kami punya banyak kenangan di sini. Terimakasih banyak)

Pule tersenyum lebar menampilkan deretan giginya yang bergingsul. “my pleasure. I hope you have a nice flight today

Setelah berpamitan satu sama lain dan saling memeluk, para peserta asal Korea Selatan itu segera melangkah menjauh dari Rhea dan Pule yang masih setia berdiri di koridor bandara. Saat bayangan mereka sudah tidak terlihat lagi, barulah Rhea dan Pule putar balik menuju mobil yang terparkir di sisi luar koridor.

Saat hendak membuka pintu mobil, tiba-tiba tangan Rhea dicegat oleh seseorang. Rhea menoleh ke kanan melihat siapa orang yang baru saja menahan tangannya. Pancaran mata Rhea mensiratkan kekesalan.

“loh, Pak Samuel” sapa Pule.

Samuel mengangguk membalas sapaan Pule. Ia menatap Rhea. “I’m hungry

Kemudian Samuel menoleh pada Pule. “Rhea pulang sama saya”

Samuel menarik tangan Rhea menuju mobilnya yang terparkir tepat di belakang mobil Pule. Entah sejak kapan mobil itu ada di sana. Rhea rasa saat dia membantu Pule mengeluarkan barang dari dalam bagasi tadi, belum ada mobil sedan hitam milik Samuel terparkir di sana.

“Pak, lepasin tangan saya sekarang atau saya teriak nih” seru Rhea

Namun takdir buruk menghampi Rhea. Belum sempat memberontak, Samuel sudah berhasil mendorong Rhea terlebih dahulu untuk masuk ke dalam mobil. Ia menyuruh Pak Asep untuk segera menjalankan mobil.

“Pak, bisa enggak sih bapak enggak maksa-maksa saya gini. Saya enggak suka Pak. Saya beneran bisa laporin Bapak ke polisi kalau seperti ini caranya” ujar Rhea penuh penekanan di setiap kalimat yang diucapkannya.

Samuel menatap Rhea menantang. “I will punish you again if you still speak formally to me

Rhea menghembuskan napasnya kesal. Ia lebih memilih untuk mengabaikan Samuel. Jika Samuel sudah mengatakan ‘I’m Hungry’ sepertinya Rhea tidak bisa melakukan apa-apa. Aura pemaksa Samuel sangat dominan. Rhea tidak akan pernah bisa mengalahkannya meski ia ingin. Daripada hal yang lebih parah dari kemarin terjadi, lebih baik Rhea menurut saja.

Samuel membawa Rhea ke salah stu restoran. Restoran yang berbeda lagi dari restoran sebelumnya. Mereka cukup lama berada di sana meski hanya makan malam. Jangan lupakan perdebatan yang terjadi. Rhea yang menolak makan dan Samuel yang memaksa Rhea untuk makan. Sudah menjadi kebiasaan mereka mungkin untuk selalu berdebat dimana pun dan dalam kondisi apapun.

Rhea menatap ke arah luar dari jendela mobil Samuel. Langit sudah berubah menjadi gelap sekarang. Rhea duduk di mobil Samuel dengan enggan. Pasalnya dia ingin pulang sendiri menggunakan ojek online yang langsung dihadiahi tatapan mematikan Samuel. Kini ia hanya bisa duduk pasrah membiarkan Samuel – ralat, Pak Asep – mengantarkannya pulang.

Rhea menyandarkan kepalanya pada sisi mobil. Badannya terasa sangat lelah. Tiga bulan penuh mempersiapkan Global Youth Fair bukan hal mudah. Apalagi dia melakukannya di tengah masa kuliah. Rhea dan panitia yang lain harus pintar-pintar membagi waktu dua puluh empat jam mereka dalam sehari. Untuk kuliah, mempersiapkan acara, membuat tugas kuliah, dan mengistirahatkan diri mereka.

Lima hari acara adalah puncak kelelahan mereka. Sebagian besar dari mereka bahkan hanya tidur beberapa jam saja. Bahkan ada yang tidur di auditorium. Itu adalah hal yang lumrah terjadi dalam kepanitiaan acara tahunan. Apalagi dengan skala acara yang sebesar ini. Tidak tidur adalah hal biasa.

Rhea semakin merapatkan badannya di sisi mobil. Kedua matanya sudah terpejam sedari tadi. Ia benar-benar butuh tidur saat ini. Beberapa saat kemudian hanya terdengar hembusan napas teratur dari Rhea.

Samuel melihat ke sebelah kanannya. Dia tersenyum kecil melihat Rhea yang tertidur. Samuel mendekatkan wajahnya ke wajah Rhea. Gadis itu nampak kelelahan. Terlihat jelas dari kedua alis Rhea yang menyatu.

Samuel mengarahkan tangannya untuk membawa Rhea mendekat ke arahnya. Ia membiarkan kepala Rhea menyandar nyaman di dada bidang miliknya. Tangan kanan Samuel ia gunakan untuk memeluk Rhea.

“langsung ke rumah, Pak” ujar Samuel memberi instruksi pada Pak Asep.

Pak Asep mengangguk. “Baik Mas”

Samuel menundukkan kepalanya agar bisa melihat wajah tertidur Rhea. Ia menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah cantik Rhea. Samuel tersenyum. Kemudian mengecup pucuk kepala Rhea penuh kasih sayang. Dia berjanji tidak akan melepaskan Rhea apapun yang terjadi. Rhea hanya untuknya. Milik Samuel Harvey seorang. Tidak akan dia biarkan siapapun merebut Rhea dari tangannya.

***

Next [17]

Black RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang