[13]

428 25 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

Waktu dua puluh empat jam terasa sangat sebentar bagi anak-anak muda yang tengah bersiap di depan sebuah gedung auditorium. Dalam semalam gedung dan pelataran parkir disulap menjadi lebih meriah dengan berbagai pernak-pernik dekorasi.

Di pelataran parkir sudah berdiri kokoh stand-stand bazaar. Jumlahnya cukup banyak hingga mampu menampung 150 tim. Sementara di dalam auditorium terlihat panggung megah, deretan kursi berbaris rapi, serta beragam hiasan lainnya.

Para panitia menyatukan tangan di udara. Bersorak semangat sambil meneriakkan tagline acara mereka. Hari ini akan dimulai tugas penting mereka. Inti dari satu tahun kepengurusan yang mereka jalani. Salah satu acara besar yang menaikkan pamor kampus mereka. Rasa lelah tentu mereka rasakan, tetapi rasa bangga jauh lebih besar. Membuat mereka bekerja lebih keras lagi demi mensukseskan acara ini.

Rhea bergerak kesana kemari membantu para peserta yang baru saja memasuki auditorium. Ia membantu mengarahkan mereka dan LO - Liaison Officer - yang menemani mereka selama acara ini berlangsung.

Senyum sumringah tidak henti-hentinya tersungging di wajah Rhea. Apalagi saat para pejabat kampus berjalan memasuki gedung didampingi dengan tim humas dan inti panitia.

Satu persatu tamu penting mulai berdatangan. Mulai dari petinggi kampus, pejabat daerah, hingga perwakilan sponsor acara. Selain Harvey Holdings yang menjadi sponsor utama, acara ini juga terselenggara berkat bantuan dan kerjasama dari pihak lain.

Senyum Rhea mendadak hilang saat melihat Arga dan Pule datang bersama Samuel dan Dave. Rhea menaikkan alisnya bingung. Dia kira Samuel tidak akan datang di acara pembukaan ini. Bukankah dia pria yang super sibuk. Rhea buru-buru melangkah pergi menjauhi rombongan pengiring Samuel. Dia benar-benar tidak ingin melihat wajah Samuel saat ini.

Samuel menjabat tangan para tamu undangan lainnya. Ia duduk di kursi barisan terdepan bersama mereka. Tidak berapa lama kemudian, acara pembukaan Global Youth Fair 4.0 dimulai.

Rhea duduk di barisan belakang bersama panitia lainnya yang tidak bertugas. Memerhatikan rangkaian acara pembukaan. Dimulai dari pembukaan oleh MC - Master of Ceremony - dilanjutkan dengan tilawah quran, tari penyambut tamu, hingga kata sambutan dari tamu undangan yang hadir.

Rhea memerhatikan Samuel yang bergerak menaiki panggung utama. Membuat para wanita yang hadir di sini menjerit tertahan melihat penampilan Samuel. Setelan jas mahal, sepatu pantofel, dan rambut yang ditata serapi mungkin. Oh, jangan lupakan faktor utama dari jeritan itu, wajah tampan Samuel.

Rhea menatap Samuel penuh perhatian. Samuel memberikan sepatah kata mengenai acara ini dengan American English nya yang mampu membuat semua mata menatap kagum padanya.

Rhea akui Samuel memang tampan. Apalagi dengan fisik kekarnya yang menunjang penampilan Samuel. Dia terlihat sempurna dari luar. Tapi Rhea tidak peduli semua itu. Sifat pemaksa yang selalu Samuel perlihatkan padanya membuat Rhea diam-diam mengulum bibir kesal.

Di tengah-tengah sambutannya, Samuel menatap Rhea. Rhea yang ditatap malah balik menatap Samuel tajam. Seolah-olah sedang menantang pria itu. Samuel sempat tersenyum kecil melihat reaksi Rhea. Hal itu membuat para wanita yang ada di sana semakin menjerit tertahan.

Setelah Samuel, masih ada beberapa orang lagi yang menyampaikan kata sambutan. Para tamu undangan kemudian dipersilahkan meninggalkan gedung auditorium saat acara inti sudah selesai dilaksanakan. Samuel berjalan beriringan bersama wakil rektor yang hadir pada pembukaan ini. Mereka terlihat berbincang-bincang santai.

Rhea memerhatikan itu semua dari kejauhan. Posisinya sudah tidak lagi duduk di barisan kursi yang ada. Dia berada di sudut auditorium. Ia melihat Arga yang ada di belakang wakil rektor dan Samuel memberi kode padanya untuk mendekat. Segera saja Rhea melangkah mendekati Arga.

"kalau begitu saya permisi dulu Pak Samuel. Selamat siang" ujar wakil rektor. Ia berjalan pergi meninggalkan gedung auditorium ditemani oleh Pule dan dua orang panitia dari bagian humas.

"Rhe, tolong temenin Pak Samuel keliling bazaar ya," pinta Arga pada Rhea yang sudah berdiri di sebelahnya.

"hah?"

"kamu itu punya masalah pendengaran ya. Kamu temani aku keliling bazaar, se-ka-rang" ujar Samuel menatap Rhea geli melihat ekspresi gadis itu. Tanpa aba-aba Samuel melangkah pelan keluar gedung auditorium.

"Rhe, Rhea, buruan itu Pak Samuel nya udah jalan" ujar Arga menyadarkan Rhea yang melamun.

Rhea menatap Arga memelas yang langsung dihadiahi gelengan kepala sambil tersenyum lebar dari Arga. Arga mendorong tubuh Rhea pelan menginstruksikannya untuk menyusul Samuel.

***

Next [14]

Black RainbowWhere stories live. Discover now