[40]

434 12 0
                                    

⚠️ Ini PART 40 gengs ⚠️

Entah kenapa part-part akhir di Black Rainbow jadi ngacak, padahal udah aku benerin, tapi tetep aja ngacak lagi :(

Jadi mohon diperhatikan ya judul part nya untuk part-part akhir ini

Happy Reading

◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇

Rhea membuka matanya yang berat. Hal pertama yang dilihatnya adalah langit-langit ruangan berwarna putih. Rhea mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Kerutan muncul di keningnya saat mengetahui dia bukan berada di kamar rumah Samuel. Rhea menoleh ke kanan, di sana ada Samuel datang dari sebuah pintu.

“Kamu udah bangun?” tanya Samuel menghampiri Rhea. Dia duduk di pinggir ranjang. “mau makan atau mandi dulu?”

“ini di mana?” tanya Rhea mengabaikan pertanyaan Samuel.

Samuel mengelus kepala Rhea pelan. “my private jet

Rhea menatap Samuel bingung. “mau ke mana?”

“New York”

“mau ngapain?”

Samuel terkekeh. “we gonna have much fun there” Samuel bangkit dari duduknya. “kalau gitu kamu mandi aja dulu. Kamar mandinya ada di sana. Nanti aku balik lagi ke sini”

Samuel pergi meninggalkan Rhea yang terdiam seorang diri di dalam ruangan. Dia ada di dalam jet pribadi Samuel? Yang benar saja.

Rhea membuka penutup jendela yang ada di depannya. Dia benar-benar ada di atas langit sekarang. Kenapa dia tidak sadar saat Samuel membawanya ke dalam pesawat ini. Mungkin Rhea terlalu lelah hingga tertidur sangat pulas.

Rhea berjalan masuk menuju kamar mandi yang ada di ruangan itu. Dia perlu membersihkan diri. Badannya terasa sangat lengket. Selesai mandi, Rhea keluar dari kamar mandi dengan raut kebingungan. Dia lupa kalau tidak membawa baju ganti. Pandangan Rhea mengarah pada sebuah dress yang ada di atas ranjang. Langsung saja Rhea mengambil dress itu dan memakainya di dalam kamar mandi. Dia tidak mau mengambil resiko. Samuel bisa saja datang secara tiba-tiba.

Rhea keluar dari dalam kamar pribadi milik Samuel yang ada di dalam pesawat. Rhea melihat Samuel yang mendekat ke arahnya. Pria itu mengarahkan Rhea untuk duduk di salah satu sofa yang ada di sana. Di depannya sudah ada berbagai jenis makananan. Samuel menyuruh Rhea makan dengan gerakan kepala. Rhea menurut. Sebab dirinya juga sudah merasa lapar sedari tadi.

“aku mau pulang, Sam. Aku enggak mau ke New York” pinta Rhea setelah menyelesaikan makannya.

Samuel menghela napas. “ini pesawat Rhea. Kita enggak bisa putar balik kayak mobil. Lagian aku ngajak ke New York untuk bersenang-senang. Kita berdua butuh liburan”

“tapi Sam,” rengek Rhea.

Samuel menggeleng menolak rengekan Rhea. Samuel menarik Rhea untuk mendekat padanya. Sehingga posisi Rhea berada di depan Samuel dengan punggung Rhea menempel padanya. Samuel mengambil tablet yang ada di sebelahnya. Lalu memberikannya pada Rhea.

“kamu main ini aja. Perjalanan kita masih lama” ujar Samuel.

Rhea mengambil tablet yang disodorkan Samuel. Saat hendak bangkit, Samuel mencegahnya. Menyuruh Rhea untuk duduk di posisi tadi. Rhea menginjak kaki Samuel kesal bermaksud melepaskan kungkungan Samuel. Sayangnya Samuel hanya mengernyit kesakitan tanpa melepaskan tangannya dari perut Rhea. Dave yang ada di depan mereka hanya terkekeh menyaksikan kelakuan Samuel dan Rhea.

Samuel tetap bekerja meski sekarang tengah berada di atas langit dan dengan Rhea yang berada di pangkuannya. Tadi Samuel mengubah posisi Rhea agar Rhea bisa meluruskan kakinya di atas sofa.

Samuel sesekali melirik ke layar tablet yang menampilkan wajah orang-orang asia asing yang tidak dikenalinya. Sepertinya Rhea sedang menonton drama atau film. Samuel hanya membiarkannya meski dalam hati ia merasa gondok karena Rhea menonton wajah pria asing itu tanpa kedip.

Samuel mendengarkan apa yang disampaikan Dave sambil sesekali memberik instruksi kepada Dave tentang apa yang harus ia lakukan. Cukup lama mereka berada di dalam kesibukan itu. Samuel yang sibuk dengan pekerjaannya dan Rhea yang sibuk dengan tontonan di layar tablet.

Samuel melirik tablet yang ada digenggaman Rhea perlahan bergerak ke bawah. Dia mengambil tablet itu diam-diam. Lalu melihat wajah tertidur Rhea yang menyandar nyaman di dadanya.  Samuel tersenyum miring. Rhea selalu saja tertidur jika ada di atas pangkuannya. Samuel melirik Dave dan menyuruhnya untuk mengakhiri sesi bisnis mereka. Dave mengangguk lalu pergi meninggalkan Samuel dan Rhea.

Samuel memandang wajah Rhea lama. Kemudian menggendongnya menuju kamar pribadi yang ada di dalam pesawat. Membiarkan Rhea menikmati waktu tidurnya saat ini.

***

Next [41]

Black RainbowOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz