[37]

415 15 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

Cahaya matahari yang masuk melalui jendela membuat Rhea terusik dari tidurnya. Rhea mengerang pelan. Tangannya terulur memegang kepalanya yang terasa sangat sakit. Dia memijat keningnya pelan berharap bisa mengurangi rasa sakit itu.

Rhea membuka mata. Mengerjap perlahan menyesuaikan dengan cahaya yang ada di ruangan. Rhea menghela napas malas saat melihat Samuel yang duduk di samping ranjang. Wajahnya jelas menyiratkan kemarahan. Belum lagi tatapan tajamnya yang membuat siapa saja yang menatapnya menciut ketakutan. Tapi tidak dengan Rhea.

Rhea bangun dari tidurnya. Dia memijat keningnya perlahan. Dia menatap ke sekeliling ruangan. Ini kamar Samuel. Dia melirik ke bawah. Bajunya sudah terganti dengan dress tidur berwarna biru laut. Rhea pikir pasti Bi Irum yang mengganti pakaiannya.

“siapa yang ngajarin kamu datang ke tempat itu? Mabuk lagi” tanya Samuel dingin.

Kedua mata Samuel masih menatap Rhea tajam. Menyalurkan kemarahannya melalui tatapan itu.

Rhea mengacuhkan Samuel. Tidak berniat untuk membalas perkataan Samuel sedikit pun. Dia sedang tidak dalam mood untuk berbicara dengan pria brengsek di hadapannya ini. Moodnya sudah hancur dari kemarin.

Sit Rhea! ” seru Samuel saat Rhea akan bangkit dari duduknya. “I SAID SIT

“ANDA TIDAK BERHAK MENGATUR SAYA BAPAK SAMUEL HARVEY YANG TERHORMAT” teriak Rhea tidak mau kalah.

“DIAM RHEA”

“MINGGIR! SAYA MAU PULANG”

Samuel menggeram tertahan. Dia mendorong tubuh Rhea ke atas ranjang. Lalu melangkah pergi meninggalkan Rhea sendirian di dalam kamar.

Rhea menggedor-gedor pintu saat mengetahui Samuel mengunci dirinya di kamar. Rhea berteriak marah meminta Samuel untuk membukakan pintu kamarnya. Sayangnya Samuel tidak menggubris permintaan Rhea sama sekali.

Aaarghhh

***

Next [38]

Black RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang