Ancaman Baru??

3.7K 345 186
                                    

Bangkok, Chiang Mai
Desember, 2020

-------------------------
29 Januari 2021
-------------------------

"Ma, pa...Ada apa ya?" Tanya Off dengan kekesalannya yang kentara sengaja tidak menyapa Non beserta kedua orang tuanya. Bukannya bermaksud untuk bersikap tidak sopan, tapi memang tidak ada satupun penduduk di perumahan mereka termasuk keluarga mereka menaruh hormat pada keluarga ini. Pasalnya sifat menyebalkan serta semena semenanya sudah mengakar sejak dari jaman orang tua mereka.

"Off? Gun?" Dararat yang panik segera menatap Pick tajam. Dia sudah menduga Pick akan menjemput kedua anak mereka setelah mendengar sedikit keributan di ruang tamu.

"Oh!" Pekik Lin, si ibu lurah dengan sangat menyebalkan. "Nggak nyangka ya saya bu Dararat, ternyata anak kesayangan kalian yang selalu kalian bangga banggain itu ternyata nggak normal? Cih! Ini pacarnya?" Tunjuk Lin pada Gun. "Butuh uang ya?" Sindirnya sambil menatap Gun jijik. "Saya punya, butuh berapa?"

"Tolong ja..."

"Off..." Panggil Pick tegas. "Bawa Gun naik ke atas, biar masalah ini papa sama mama yang urus."

"Ehhh, enak aja. Kelakuan macam apa ini, habis bikin keributan sama anak saya, kamu main kabur gitu aja trus sembunyi di bawah ketiak papa kamu. Nggak malu kamu sudah kasar sama perempuan trus main pergi gitu aja? Enak ya..."

"Pa. Biar Off yang selesaiin. Kasih Off waktu buat bicara." Ucapnya sambil menatap Pick meminta pengertiannya. Pria paruh baya itu nampak berfikir sejenak lalu mengangguk.

"Gini ya, ibu lurah dan pak lurah yang sangat saya hormati. Saya nggak tahu cerita macam apa yang Non aduin ke ibu sama bapak, tapi karena saya tahu ibu lurah bukan termasuk orang yang bijak jika sudah menyangkut Non, jad..."

"Kurang ajar kam.."

"Nah kan? Apa yang saya bilang benar kan? Belum satu menit lho bu lurah."

"Ma, duduk." Pan, suaminya segera menarik Lin untuk kembali duduk.

"Saya lanjutkan ya...Jadi saya yakin apapun pembelaan saya, paling hanya akan masuk ke kuping kanan dan keluar lewat kuping kiri." Ucap Off lalu menghela nafasnya sebentar. "Saya cuma mau bapak sama ibu tahu, nggak akan ada asap kalau nggak ada api. Saya nggak masalah kalian mau ngatain saya apa, tapi jangan berani berani ngatain mama papa saya sama pacar saya. Saya nggak akan tinggal diam"

Gun menarik tangan Off meminta dia untuk berhenti bicara.

"Bentar Gun, kekacauan yang nggak penting ini mesti aku selesaiin." Tukasnya sambil menatap Non penuh kebencian. "Saya tahu pak Pan jauh lebih bijaksana seperti yang selama ini saya dengar. Seharusnya bapak sendiri sudah tahu orang seperti apa anak bapak ini. Saya cuma mau bilang pak, saya sama Gun nggak pernah ngelakuin apa apa sama anak bapak. Kalau nggak percaya kita bisa lihat cctv di tempat teman saya, saya yakin dia tidak akan keberatan. Perlu saya mintakan sekarang pak?" Tanya Off berani membuat Pan menatap Non yang duduk di samping Lin tampak cemas. Disitulah dia tahu lagi lagi dia salah mengambil keputusan hanya karena mengikuti emosi sesaat putri kesayangannya.

"Non, perlu kamu sudahi semua ini atau kamu mau kita melihat isi CCTV?" Tanya Pan tegas.

"N-non..." Jawabnya terbata bata membuat Lin yang sejak tadi diam kini menjadi semakin diam.

"Saya rasa kita sudah menemukan jawabannya. Non, Lin, berdiri, cepat!" Pekik Pan tajam dan menyeramkan. "Maafkan kami sudah mengganggu waktu kalian. Non, cepat minta maaf, kamu juga..." Pan menyiku Lin tepat di lengannya.

"Nggak usah pak, saya yakin mama papa saya serta Gun sudah memaafkan. Tapi jika boleh saya mohon, tolong Non jangan mengganggu kami lagi. Semudah itu."

My Every "First" With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang