Kalau udah Panggil Sayang, Luluh deh...

3.4K 274 125
                                    

---------------------------------------------------------------------
Hai teman teman semuanya...
Maaf ya baru sempet publish.
Aku beberapa hari ini lagi cari me time
buat naikin mood aku yang lagi berantahkan.
Sekarang udah balik lagi,
Dan baliknya subuh subuh gini :D
Happy reading semuanyaaaa 💚
---------------------------------------------------------------------

Bangkok, Sekitaran Kota.
Januari, 2021

-------------------------
22 Februari 2021
-------------------------

Seperti janji Off pada Gun saat di Chiang Mai kemarin, hari ini mereka berdua memaksa bibi Nart untuk pergi berlibur ke sebuah taman di pinggiran kota Bangkok.

"Gimana Chiang Mai?" Tanya Nart saat Off dan Gun sedang menyiapkan perbekalan mereka di tengah taman yang menghadap pada danau.

"Cantik. Gun mau tinggal di sana nanti. Gun kalau udah kerja, udah punya uang, Gun mau beli rumah biar bibi bisa tinggal sama aku."

"Kita." Ralat Off.

"Iya iya kitaaaa...Oke ya bi?"

"Ya masa bibi ninggalin rumah, nak."

"Emang bibi mau ngurus siapa lagi sih? Kan Gun udah nggak ada di sana."

"Ya kalau nggak ada bibi pasti kacau deh."

"Nanti Gun cariin pengganti bibi buat di rumah. Bibi harus ikut sama Gun."

"Kamu ini ya...Kita omongin ini nanti lagi aja deh. Sekarang kalian cerita sama bibi gimana asiknya di Chiang Mai."

"Oke ya...Kita bakal omongin ini lagi nanti. Gun pasti tagih!"

"Iya janjiiii...Jadi gimana Chiang Mai?"

"Chiang Mai ya...Gimana ya?? Oh, Bi! Gun dapet sesuatu yang selama ini Gun mimpi pun nggak berani minta lho..."

"Wahhh...Itu muka kamu sampe bersinar sinar gitu." Puji Nart

"Apaan Gun? Jangan bikin aku ikut penasaran deh." Timpal Off.

"Kamu tahu kog. Kan aku udah bilang waktu kemarin di pesawat."

"Hmm? Apaan ya?"

"Keluarga Off. Keluarga. Bibi tahu nggak, mama papanya Off itu baikkkkkkkkkkk banget. Baik banget sampe Gun ngerasa nggak enak dibaikin kayak gitu. Kayak Gun takut Gun salah apa trus ngecewain mereka trus mereka nggak baik lagi sama Gun."

"Mama papa nggak mungkin gitu kog. Meskipun nanti misalnya kamu ngelakuin salah apa juga mereka nggak bakal nggak baik sama kamu."

"Ya itu kan ketakutan aku Off. Soalnya kan aku nggak pernah disayang sampe segitunya. Takutnya kayak dikasih bentar aja sama Tuhan trus diambil lagi nanti."

"Hih mulai deh. Mesti kalau lagi ngomongin yang serius serius ujung ujungnya ke sana."

"Udah udah ah kalian ini. Mending kasih tau bibi baiknya mama papa Off itu gimana." Sela Nart.

"Ya pokoknya baik...Gun jadi nggak berasa kayak tamu di sana. Masa ya bi, Gun menit pertama sampe sana aja udah diminta panggil mama papa Off itu mama papa lhooo, keren nggak? Gun sampek nganga gitu. Tapi di dalam hati ya nganganya."

"Apa lagi itu ngaga di dalam hati." Goda Off.

"Ihhh Off! aku mau lanjut dulu...Trus lagi ya, bi...Mama papanya Off itu selain keren pake banget, mereka juga lucu banget, pokoknya Gun mau kalau di angkat anak sama mereka."

"Hey! Kok diangkat anak sih! Kan mau jadi menantu!" Protes Off.

"Iya iya iya menantu. Sensi amet sih!" Balas Gun dengan ujung mata yang tidak sengaja menangkap seorang penjual es krim sedang mendorong gerobaknya. "Es krim!" Pekiknya senang. "Aku mau beli es krim dulu. Off mau? Bibi mau? Oke mau ya...Off coklat bibi durian. Tunggu!" Tukasnya bersemangat kemudian belari menghampiri penjual es krim membuat Off dan Nart terkekeh geli melihatnya.

My Every "First" With YouOnde as histórias ganham vida. Descobre agora