Gun dan Cinta itu Musuh Bebuyutan

4.6K 483 42
                                    

Bangkok, Chulalongkorn University
Juli, 2020

-----------------------------
17 November 2020
-----------------------------

"Tay..."

"Off?"  Tay yang baru menyelesaikan mandi malamnya sontak terkejut mendapati 27 panggilan tak terjawab dari Off.

"Halo, Off."

"Aku di depan dormitorimu."

"Dari tadi?"

"Hmm..."

"Astaga, tunggu aku turun." Tay mengambil kunci dan berlari secepat kilat menuju halaman dormnya.

"Woy, Off! Kamu kena..."

"Aku patah hati lagi, Tay..." Ucapnya pelan sambil menatap Tay sedih.

"Hah?"

"Aku patah hati, patah Tay..."

"Gun?"

"Hmm..."

"Masuk dulu Off. Takut digrebek satpam malam malam di pagar gini." Mereka kemudian berjalan dalam diam menuju ke kamar Tay di lantai empat.

"Kenapa lagi sih Off?" Tanya Tay pada Off yang meringkuk lelah di atas kasur Tay.

"Joss kasar sama Gun tadi, trus aku bantuin. Tapi trus aku dimarahi, Tay. Disuruh pulang sama Gun." Lalu Off terdiam.

"Hmm? Gitu aja?"

"Kog gitu aja sih? Aku nih sedih lho ditolak terus terusan sama Gun..."

"Oh jadi kamu mau nyerah, oke oke."

"Ih, siapa yang bilang mau nyerah sih. Aku tuh cuman patah hati."

"Kamu mau patah hati sampe berapa kali sih biar nyadar kalau Gun tu ngga suka sama kamu, Off?"

"Nggak tau, Tay..."

"Jadi?"

"Ya ngga ada jadi jadinya. Ke sini cuma mau kasi tau aja kalau aku lagi patah hati. Palingan besok pagi udah lupa juga."

"Yeeee, kebiasaan ya. Udah ah sana balik. Istirahat yang banyak. Jangan mikirin Gun terus. Kuliah aja belum ya elah."

"Bye Tay." Pamitnya lalu dengan mandiri keluar dari kamar Tay.
####

Pagi ini lagi lagi Gun tampak menyeramkan. Kernyitan di dahinya sejak tadi tidak berpindah tempat. Jangankan panitia lain, Alice saja tidak berani mendekati Gun karena terhempas aura seramnya.

"Trus ini gimana? Kita kalau ngomong bisa tambah murka ngga sih." New dari tadi menarik narik lengan baju Alice cemas."

"Tapi Gun mesi tahu."

"Kamu aja deh Al kalau gitu. Nyerah aku kalau udah kaya gini."

"Tapi kamu jangan kemana mana."

"Iya aku di sini." New meyakinkan Alice dengan anggukan berkali kalinya. "Semangat!" Ucapnya mengiringi perjalanan Alice ke Neraka.

"Ehm. Gun." Alice sedang mengumpulkan semua keberaniannya selama hidup 19 tahun di dunia ini.

"Hmm?" Gun yang sedang menulis sesuatu sama sekali tidak mendongakkan kepalanya.

"Ada hal penting yang kamu mesti tahu."

"Apa?" Barulah dia mengangkat kepalanya menatap Alice seram.

"Ini." Alice menyerahkan ponselnya pada Gun memperlihatkan foto ruang evaluasi yang terletak di lantai satu dalam keadaan kacau balau dengan dinding yang dicoret cat berwarna merah bertuliskan,

My Every "First" With YouWhere stories live. Discover now