Gun Lihat!

5K 510 53
                                    

Bangkok, Chulalongkorn University
Juli, 2020

---------------------------
7 November 2020
---------------------------

"Off? K-kamu ngapain disini?" Gun terkejut.

"Jangan bilang kamu tinggal di dorm ini juga? Di lantai ini?" Off tidak kalah terkejutnya dengan Gun. Namun yang membuat dia lebih terkejut lagi adalah bau gas yang menyengat di sekitar mereka.

"Astaga, Gun..." Off berlari menuju kompor dan mematikan putaran gas. "Kan sudah ada tulisannya gas habis, kenapa masih kamu nyalain sih..ini bahaya lho Gun." Ucapnya panik sambil menatap Gun dari atas kebawah memastikan dia baik baik saja.

"Aku ngga baca tulisannya."

"Kamu laper?" Off bertanya lebih lembut masih tetap menatap Gun cemas. Gun yang ditatap seperti itu jelas bingung harus menjawab apa. Harga dirinya terlalu tinggi mengatakan bahwa dia lapar. Dia menatap kesembarang tempat sambil menggaruk garuk tengkuknya.

"Gun? Kalau kamu lupa, ini aku lagi nunggu jawaban kamu lho."  Off tahu Gun tidak mau mengakuinya.

"Ya udah kalau kamu ngga jawab, aku mau masak telur. Aku laper." Pria jangkung itu berjalan ke arah kompor untuk melepas gas yang sudah habis. Off kemudian beranjak ke lemari di samping kulkas dan mengeluarkan gas baru.

Gun hanya bisa menatap Off dari tempatnya berdiri tanpa berani mengucap satu katapun. Dia bahkan lupa belum mematikan sambungan ponselnya meninggalkan bibi Nart yang terkekeh mendengar percakapan mereka.

Off sudah selesai mengganti gas dengan yang baru. Walau tidak mau mengakui, Gun cukup terpukau mengingat latarbelakang keluarga Off ternyata tidak membuat pria ini menjadi tidak berguna. Lebih terpukau lagi saat melihat Off dengan lihainya memecah cangkang telur hanya dengan satu tangan.

"Kayaknya aku butuh telur lagi, laper banget." Off bergumam sambil mengeluarkan satu butir telur dari dalam kulkas. Gun yang mencium bau telur goreng sontak memegang perutnya yang baru saja berbunyi. Untung saja suara minyak yang meletup bisa menutupinya.

"Oh iya astaga!" Off memekik. "Aku kan masih punya pudding. Ini tiga kebanyakan dong." Kesal Off pada dirinya sendiri.

"Hmm...Gun," Off menyodorkan piring berisi dua buah telur goreng pada Gun dan Off sendiri memegang sebuah piring dengan satu buah telur di sana. "Mubazir kalau ngga dihabiskan, aku baru ingat aku masih punya pudding di kamar. Habiskan saja ya." Off lalu berjalan cepat melewati Gun berusaha memberi muka pada pria kecil ini.

"Off..." Langkahnya terhenti oleh panggilan ragu Gun.

"Hmm??"

"Thank you!" Gun tersenyum kikuk.

"Ngga masalah, Gun. Selamat malam. Jaga kesehatan ya." Ucapnya lalu berbalik dan berjalan kembali ke kamarnya yang ternyata tepat berada di samping kamar Gun.

"Astaga!" Ucap mereka bersamaan sembari saling menatap bodoh kemudian dengan cepat saling membuang muka dan mengambil seribu langkah masuk ke kamar masing masing.
###

"Cobaan hati apalagi ini, Tuhan..." Ucap Off dari balik pintu sambil meremas dadanya. Sejak melihat Gun dengan pakaian tidur di dapur tadi, jantung Off melonjak bagai demo di dalam sana. Dia berusaha mati matian menahan senyumnya sejak tadi.

Mengganti gas? Memasak telur? OFF TIDAK PERNAH ASTAGA. Sungguh tadi adalah kali pertamanya dia melakukan itu. Di rumah, Off adalah raja. Selama ini yang dia lalukan di rumah hanyalah bergumam, lalu semua akan tersedia. Bukan dia malas, tapi Dararat tidak pernah mengijinkannya untuk melakukan itu semua. Tapi bukan Off jika tidak menyelinap kedalam dapur untuk mengingat ingat semua yang dilakukan asisten mereka.

My Every "First" With YouWhere stories live. Discover now