Aku Nggak Bakal Pergi...

4.2K 468 77
                                    

Bangkok, Chulalongkorn University
September, 2020

----------------------------
08 Desember 2020
----------------------------

Gun membuka matanya terlebih dulu karena merasakan hembusan hangat dikeningnya.

"Sial!" Pekiknya dalam hati dengan mata yang terbelalak. Kemana guling yang semalam mereka jadikan sebagai pembatas? Gun memutar kepalanya dan menemukan benda penyelamat itu tergeletak pasrah di atas lantai.

"Sial! Sial! Sial!" Pekiknya lagi saat menyadari dialah yang justru melingkarkan tangannya memeluk Off. Gun dengan perlahan mengangkat tangannya lalu bergerak mundur agar terlepas dari area panas ini. Dia memutar badannya memunggungi Off berharap pria itu tidak terbangun agar segala sesuatunya tidak menjadi lebih sulit nanti.

"Kog dilepas, Gun." Protes pria itu dengan suara seraknya.

-deg-

Jantung Gun berdebum ke tanah mendengar suara Off. "Ak-aku nggak sengaja tadi."

"Nggak sengaja gimana? Semalam kamu yang maksa pengen peluk aku." Godanya.

"Hah?" Gun terkejut. "Nggak mungkin! Aku nggak mungkin nggak sadar kayak gitu sama kamu."

"Becanda, Gun." Off lalu terkekeh.

"Awas kalau kamu bilang bilang ke yang lain ya!" Ancamnya sebelum berdiri dari tempat tidur. "Aku mau cari penjaga dulu mau minta kunci." Lalu dia bergerak cepat keluar dari kamar Off dengan rona merah di pipinya.

"Semoga Off tidak melihat." Batin Gun.

Off yang masih setengah sadar memutuskan untuk kembali tidur karena semalam dia sama sekali tidak bisa memejamkan matanya. Gun benar benar merengek meminta Off untuk memeluknya. Off tidak berbohong dan tidak bercanda. Gun sungguh melakukan itu. Sehingga mau tidak mau dia harus menenangkan sesuatu di bawah sana agar tidak berulah. Bagaimanapun juga dia adalah seorang pria dewasa.
####

Sejak sampai di kampus hingga satu mata kuliah Off selesaikan, semua makhluk makhluk mungil di otaknya masih belum bisa melupakan kejadian tadi malam. Tadi pagi saat dia benar benar sadar dari tidurnya, kenyataan kembali memukul tepat di puncak kepala.

"Jadi aku beneran tidur sambil meluk Gun ya? Atau dia yang meluk aku? Astaga..." Off melamun tidak beranjak dari kursinya.

Tay yang sudah siap untuk makan siang memukul belakang kepala Off pelan. "Kamu masih utang cerita sama aku ya." Ingatnya.

"Ha? Apaan, Tay?"

"Udah ah, yuk makan siang."

"Makan?" Off tampak bingung.

"Woy! Kuliah udah kelar woy! Makanya jangan ngelamun aja." Rutuk Tay

"Eh astaga beneran udah selesai." Kekeh Off lalu mulai membereskan barang barangnya.

"Hari ini ada janjian sama geng nya Gun, nggak?" Tanya Tay.

"Enggak, selesainya nggak barengan."

"Berarti kita nggak perlu ketemu Prim kan?" Tay nampak senang.

"Kenapa emangnya?"

"Pusing banget kalau ada dia, sumpah. Kayak ulet gitu meliuk sana meliuk ke sini astaga." Off tertawa renyah mendengar penuturan sahabatnya.

"Nggak boleh gitu woy! Gitu gitu dia bisa bantuin aku dapetin Gun."

"Ya udah ah, males ngomongin dia."
####

Gun yang hari ini beruntungnya tidak memiliki jadwal menjadi asisten di kelas Off bisa bernafas sedikit lega. Pasalnya jangankan bertemu Off, menyebut namanya dalam kepala saja sudah membuat jantungnya berdebar kencang.

My Every "First" With YouWhere stories live. Discover now