Mereka Memang Aneh.

4.3K 421 70
                                    

Bangkok.
Oktober, 2020

----------------------------
30 Desember 2020
----------------------------

Off bergerak pelan dalam tidur karena merasa nafasnya tertahan. Lalu semakin lama tarikannya semakin berat karena ada sesuatu yang menghalangi jalannya udara. Dia membuka matanya kecil dan menemukan kepala Gun beristirahat tepat di atas tenggorokannya.

"Nghh..." Off mengadu lirih lalu dengan pelan merubah posisi tidur Gun sedikit turun agar bersandar di dadanya. Off masih setengah sadar dan mengantuk, itu mengapa dia lupa memberikan reaksi heboh dengan fakta bahwa Gun tidur memeluknya. Coba saja Off dalam keadaan sadar seratus satu persen, jantungnya pasti sudah membuat Gun terlonjak terkejut saking kencangnya berdetak. Dia lalu kembali tidur seperti tidak terjadi apa apa.

Lalu tiga jam kemudian alarm Gun berbunyi, bukan memasang alarm saat liburan, hanya saja dia selalu mengaturnya agar berbunyi setiap hari.

Gun membuka matanya perlahan. Pelan sekali sampai lima menit kemudian baru tersadar ada di dalam pelukan Off. Lebih tepatnya memeluk Off sampai tangan kanannya terasa kebas. Gun tidak tahu betapa menyenangkannya bangun dakam pelukan seseorang sebelum ini. Jika saja kalian pikir Gun akan dengan cepat menjauhnya tubuhnya dari Off, sayang sekali kali ini tidak seperti itu.

Gun suka. Ada bau khas milik Off yang membuatnya tenang. Off tidak menggunakan parfum apapun, Gun tahu. Waktu itu Gun pernah bertanya parfum apa yang dia gunakan karena ingin membeli satu yang serupa.

"Kamu cuma bisa dapetin parfum ini kalau kamu meluk aku." Jawab Off waktu itu.

"Bisa bisanya nyari kesempatan kayak gini. Apa susahnya sih bilang nama parfumnya."

"Oh, namanya parfumnya eau de Off."

"Dih! Sampe nama parfum aja nyarinya yang ada unsur unsur nama kamu gitu ya?"

"Ya karna memang aku yang produksi."

"Oh? Ternyata punya pabrik parfum. Ya udah kalau pulang bawain aku satu. Nanti aku bayar." Ucap Gun.

Saat itu Off menarik tas ransel Gun, membukanya lalu mengambil dompet dari dalam sana.

"Ini aku ambil 100 baht. Sekarang kamu boleh peluk aku." Ucapnya sambil merentangkan tangan.

"Ha?" Gun menatap Off bingung. "Kenapa selalu cari kesempatan sih kamu ini?"

"Kesempatan apa sih? Katanya mau pafrum kayak aku. Ya udah ini uangnya udah aku ambil, sekarang kamu bisa bawa aku pulang."

"Nggak paham."

Off tertawa kecil sebelum kemudian membawa Gun masuk ke dalam pelukannya. "Aku nggak pake parfum Gun, ini bau badan aku." Jawabnya.

"Off lepasin!" Gun mengendurkan dirinya dari pelukan Off.

"Aku nggak pake parfum apa apa, Gun."

"Serius?"

"Serius. Emang kenapa? Wangi ya?"

"Baunya bikin perasaanku jadi baik."

"Ya udah pacaran sama aku aja, kalau galau tinggal peluk aku. Yuk?"

"Dih..." Lalu mereka tertawa.

Gun tersenyum kembali mengingat kejadian kala itu. Saking fokusnya mengenang, dia tidak sadar Off sejak tadi menatapnya bingung sambil terkekeh.

"Bayangin apa sih sampe senyum senyum gitu? Otak aku jadi kotor lho..."

"Heh!" Gun memukul dada Off kencang. "Udah aku mau mandi. Hari ini mau beneran ketemu bibi Nart." Gun bangkit dari tidurnya. "Mau ikut?"

My Every "First" With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang