Tameng

5.9K 585 29
                                    

Bangkok, Chulalongkorn University
Juli, 2020

---------------------------
2 November 2020
---------------------------

"Mungkin kalau ngelamun bisa bikin tugas tugas ini selesai, aku mau ikut kamu ngelamun juga." Sindir Tay pada Off yang sejak tadi hanya memandangi televisi di kamar milik Off.

"Tay, menurutmu apa aku terlalu berlebihan ya? Maksudku kalau kamu tiba tiba didatangi orang yang ngga kamu kenal trus dia mau nemenin kamu makan gitu kamu risih ngga sih?"

"Hmm...Kalau cantik sih aku ngga masalah." Tay kemudian terkekeh bodoh.

"Maksudmu aku kurang tampan gitu?" Off menatap Tay tidak percaya.

"Ya tapi kan kamu laki laki, Off. Dia juga laki-laki. Jadi mungkin itu yang bikin dia ngga nyaman kali ya. Oh, belum lagi kamu bilang kalau mau pdkt kan. Mungkin kalau kamu ngga ngomong, dia ngga bakal se anti itu sih." Respon Tay kali ini membuat Off berpikir.

"Jadi ini maksudnya aku berlebihan kan? Trus aku harus gimana donk Tay. Aku bisa lihat dia kan cuma waktu makan siang aja. Selebihnya waktu kita habis buat latihan. Gimana donkkkk!" Off merajuk sambil mengguncang guncang bahu Tay keras membuat pria itu kalang kabut.

"Woy! Stop! Kepalaku bisa lepas Woy!" Pekikan Tay menghentikan keusilan Off.

"Ya trus gimana?"

"Mau coba sekali lagi? Maksudku datengin dia waktu makan siang. Sekali lagi aja. Terakhir. Kalau dia masih nolak ya udah relain aja sih. Cari yang lain gitu, yang imut juga kan masih banyak, Off. Aku juga imut kan." Off membelalak ngeri.

"Najis, Tay."

"Aw..."

"Tay!"

"Udah ayo kerja dulu, ini harus dikasi ke Mr. Pom besok pagi Off. Besok pagi."

"Oke! Aku bakal coba sekali lagi." Off sama sekali tidak mendengar ucapan Tay.

"Terserah lah..." Tay mendengus kesal.
####

Pagi ini Gun datang ke kampus dengan perasaan yang bercampur campur. Memikirkan saran Alice semalaman membuat dia untuk pertama kalinya dalam hidup memiliki lingkaran hitam di bawah mata. Sudah berkali kali sejak lima belas menit yang lalu dia menguap seperti kekurangan tidur.

"Gun, kamu masih mikirin omongan anak anak kemarin?" New tiba-tiba saja muncul di sebelah Gun dan menatapnya prihatin.

"New...Engga kok. Aku ngga peduli mereka mau mikir apa tentang aku." Gun tersenyum mencoba untuk tampak tegar walau dia tau bahwa dia terluka.

"Kamu boleh lho Gun cerita ke aku kalau ada apa apa. Aku tahu emang mukaku ini serem, tapi hati aku ngga nyeremin." New terkekeh canggung. "Nih, kamu hari ini belum minum vitamin kan? Semuanya sudah tinggal kamu aja."

"Ngga salah milih kamu jadi seksi kesehatan. Thank you."

"Namanya juga keinginan menjadi dokter yang tidak tersampaikan. Makasi ya udah pindahin aku ke seksi kesehatan. Padahal waktu Joss masih jadi ketua, aku udah ngerengek berkali kali buat dipindahin ke sini, tapi katanya badan aku yang gede lebih cocok jadi perlengkapan. Kan kesel." New yang merajuk membuat Gun tersenyum geli. Senyum pertamanya hari ini.

"Udah yuk ke ruangan. Udah hampir dateng semua mahasiswanya."

"Oke, semangat pak ketua!" Pekik New sambil menepuk nepuk kedua pundak Gun dari belakang.

Sesampainya di sana, Gun segera melangkah ke arah podium membuat seluruh manusia manusia yang ada di ruangan mendadak terdiam.

"Selamat pagi semuanya, hari ini kalian tidak akan berada di dalam ruangan untuk mempelajari yel yel seperti kemarin. Kami akan membawa kalian untuk melakukan rally fakultas agar kalian bisa lebih mengenal tempat ini. Sekarang silahkan berdiri dari tempat dan ikuti para kakak maping masing masing. Untuk kelompok delapan, saya sendiri yang akan menemani karna kakak maping kalian tidak bisa hadir.
####

My Every "First" With YouWhere stories live. Discover now