Hari yang Santai...

4K 321 166
                                    

Bangkok, Chiang Mai
Desember, 2020

-------------------------
12 Februari 2021
-------------------------

Mereka makan dalam diam. Bukan, bukan para manusia manusia paruh baya itu, bukan juga Jim dan Oab. Off dan Gun, mereka memilih untuk diam dan menikmati makan malam daripada mengatakan sesuatu yang akan merusak suasana malam ini. Gun terlebih, dia tidak mau mengecewakan Dararat yang sudah sibuk seharian untuk malam ini.

Beberapa kali Gun bertegur sapa dengan Off melalui mata seakan masih tidak percaya kebetulan macam apa lagi yang sedang terjadi sekarang. Dari tiga puluh tiga juta laki laki di Thailand, mengapa harus Perth?

"Oh iya Off, Perth ini satu kampus lho sama kamu...Tapi kayaknya lebih tinggi ya tingkatannya."

"Ohhh, Chula juga?" Tanya Off seakan tidak mengenal Perth.

"Iya. Sama lho, psikologi juga. Cuman semester depan baru masuk soalnya dia habis pertukaran pelajar ke Belanda kan..."

"Ohhhh wahh, pantes nggak pernah lihat di kampus." Jawab Off sambil mengangguk anggukkan kepalanya

"Kamu kog diem aja sih." Tegur Bim pada Perth yang sejak tadi diam diam mencuri pandang menatap Gun.

"Ahh..." Gelagapnya menyahuti Bim. "Hai semuanya..." Sapa Perth. Lalu dia kembali terdiam.

"Udah udah, makan dulu aja..ngobrolnya nanti lagi. Oke?" Dararat menyela kecanggungan ini. Seketika suasana kembali ramai.

Tidak mungkin tidak ada yang mencium ketegangan di wajah Off. Jim dan Oab yang tidak tahu apa apa sejak tadi melempar pandangan bertanya tanya pada Tay karena Off jelas tidak bisa diharapkan.

"Mantan calon pacarnya Gun." Begitu tulis Tay pada pesan yang dikirimnya kedalam kelompok percakapan mereka diponsel masing masing.

Seketika Jim dan Oab mengangguk anggukkan kepalanya sehabis membaca pesan itu. Makan malam yang seru, menurut para manusia manusia paruh baya itu berakhir dengan makanan penutup yang akan mereka habiskan sambil mengobrol ringan.

"Kita yang di ruang tamu aja ya...Biar anak anak di taman belakang. Biar kena nyamuk sukurin." Ucap Dararat bergurau setelah mereka menyelesaikan jamuan makan malam.

Off sudah tidak pada suasana hati ingin beramah tamah. Gun terlebih lagi. Kedua pria itu bertahan di meja makan sampai Tay memberikan isyarat untuk mengikutinya ke belakang.

"Ayo, siapa tahu maksudnya ke sini bukan buat gangguin kalian. Toh dia udah lama nggak ngapa ngapain kan." Ucap Tay. "Gun, ayo bujuk Off. Kamu nggak mau orang orang tua itu mikir yang enggak enggak kan?"

Gun menghela nafasnya pelan. "Ayo, Off..." Gun menepuk pundak kekasihnya pelan.

"Baru aja tadi dibicarain, eh muncul anaknya."

"Udah, yuk..." Gun sengaja mengeggenggam tangan Off untuk diperlihatkan pada Perth yang sudah terlebih dulu bersantai di taman belakang bersama Jim dan Oab.

Suasana begitu canggung saat Off, Tay dan Gun bergabung dengan mereka. Off memutuskan untuk duduk di sebelah Jim dengan Gun yang mengekor di sampingnya.

"Please aku juga nggak tahu kalau temen yang papa aku maksud itu keluarga kalian. Aku bener bener nggak tahu."

"Aku nggak percaya kamu nggak tahu." Balas Off.

"Jujur aku taunya waktu sebelum mau ke rumah kalian tadi. Aku nggak tahu Gun di Chiang Mai juga. Aku bener bener nggak tahu."

"Astaga Perth, Perth. Kamu pikir Gun nggak cerita kalau kamu kirim pesan buat dia? Jangan bohong lah pake acara bilang nggak tahu Gun di sini. Aku sama Gun itu nggak ada rahasia kalau kamu belum tahu."

My Every "First" With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang