Som Tum dan Salep

4.3K 488 21
                                    

Hua Hin, Intercontinental Resort
Agustus, 2020

----------------------------
19 November 2020
----------------------------

Matahari masih belum menyembul saat Off dan Tay tiba di halaman parkir kampusnya. Mereka sedang berjalan menuju ke depan aula Fakultas Psikologi karena pagi ini para mahasiswa baru beserta panitia dan beberapa pengajar akan berangkat menuju Hua Hin untuk melaksanakan kegiatan malam penerimaan.

Begitu mereka tiba, beberapa mahasiswa dan panitia sudah meramaikan suasana bertepuk tangan riuh menyambut kedatangan dua primadona psikologi, siapa lagi jika bukan mereka sendiri.

Kemenangan pertandingan basket, voli, futsal, berenang, debat, band, berkuda, paduan suara semua disumbang oleh dua manusia ini. Namun bukannya tersenyum bangga dan mengucapkan terima kasih seperti Tay, Off justru berlari cepat meraih beberapa kotak yang hampir membentur lantai.

Gun, ketua panitia keras kepala mereka menyanggupi membawa kotak snack yang tumpukannya jauh lebih tinggi dari tubuhnya.

"Kamu nggak papa, Gun?" Tanya Off membuat beberapa siswa bersiul menggoda mereka.

"Harusnya aku usul ke universitas buat ngadain perlombaan lari, kamu pasti menang." Gun melengos meninggalkan Off dengan dua buah kotak di tangannya.

Dengan cepat dan dalam diam, pria jangkung itu mengikuti Gun menuju ke sebuah mobil dengan bak terbuka.

"Letakkan saja disitu. Terima kasih." Gun berlalu begitu saja meninggalkan Off yang melongo.

"Gun bilang apa tadi? Terima kasih?" Batinnya dengan hati berseri seri.

"Gun!" Off berlari mengejar pria itu lalu mencekal lengannya sebelum dia pergi terlalu jauh.

"Ssstttt." Gun mendesis kesakitan sambil melepaskan cekalan tangan Off.

"Aw," Off tekejut. "Sakit Gun?" Tanyanya cemas karena tidak merasa menyentuh Gun terlalu keras. Off masih bisa melihat kerutan di dahi Gun seperti menahan sakit.

"Gun, maa..."

"Sebaiknya kamu kembali ke barisan mahasiswa, mereka sedang melihat ke arah kita." Ucapnya pelan sambil melirik ke kerumunan.

"Tapi aku ingin memban..."

"Kamu itu mahasiswa, bukan panitia. Sudah sana kembali!" Pekiknya tertahan.

Off dengan lunglai berjalan ke arah Tay yang menatapnya prihatin. "Kamu ini pagi pagi udah cari masalah aja, Off. Udah sana cari kelompokmu sendiri. Daftarnya ada di depan." Tay menunjuk ke setumpuk kertas di mana Gun berdiri tak jauh dari sana.

"Fokus Off. Lihat namamu, cari kelompokmu, trus duduk. Oke? Ngga pake lirik lirik Gun, ngga pake mampir dulu." Tay memperingati kawan bodohnya ini.

Setelah semua mahasiswa, panitia dan para pengajar sudah tiba, mereka segera diberangkatkan dengan empat buah bus berkapasitas lima puluh orang yang tentu saja dengan kuasa yang dia punya, Gun mengatur Off jauh jauh darinya.

Off sempat merajuk pada Tay meminta tukar bus karena sahabatnya itu tertimpa durian runtuh. Tapi demi menghindari tatapan membunuh Gun, Tay terpaksa tutup telinga pada permintaan sahabatnya.

"Maaf ya, Off. Kali ini aku ngga bisa bantu apa apa." Ucapnya merasa bersalah.
####

Perjalanan selama 2 jam 30 menit yang mereka tempuh terasa berhari hari bagi Off. Dia memilih untuk duduk di barisan paling belakang bersebelahan dengan dua orang panitia yang tampak tidak tertarik untuk mengajaknya bercakap cakap. Begitu lebih baik untuk Off.

My Every "First" With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang