Gun Aneh.

3.7K 432 22
                                    

Bangkok, Chulalongkorn University
Agustus, 2020

------------------------------
01 Desember 2020
------------------------------

Sudah dua minggu ini Gun menghindari Off. Entahlah, setap melihat Off walau hanya berjarak lima ratus meter, Gun bisa merasakan perubahan aneh pada tubuhnya seperti jantung yang bergemuruh, atau kaki yang menolak untuk melangkah. Gun tidak menyukai ini.

Pernah sekali dia melihat Off makan siang dengan wanita asing di kantin, Gun berbalik meninggalkan kantin. Pernah juga dia melihat Off sedang duduk di salah satu sudut perpustakaan dengan wanita asing lainnya, Gun juga berbalik meninggalkan perpustakaan.

Bahkan, disuatu pagi yang kelabu karena Bangkok sedang diguyur hujan, dia menemukan Off sedang memayungi seorang wanita dari halte menuju fakultas mereka. Kali ini Gun tidak berbalik. Tentu saja, Fakultas Off Fakultasnya juga. Dia mengikuti pria jangkung itu dalam diam mengamati betapa asiknya percakapan Off dan wanita itu.

Off tampan, Gun akui. Dia pintar, Gun tidak bisa berbohong. Dia menarik? Ya. Tinggi 179 senti meter dengan selera berpakaian yang pantas membuat Off seratus kali lipat menjadi semakin mempesona. Belum lagi ditambah dengan kulit putih pucatnya serta sebuah lesung pipi di bawah matanya saat dia tersenyum, Off bisa dengan mudah menjadi seorang idola.

Gun menggelengkan kepalanya cepat setelah pemikiran menakutkan itu mampir. Dia beberapa kali menampar pipinya pelan karena merasa gila berfikir seperti itu tentang Off.

"Gun, minggu ini juga masih belum ada kelas tambahan?" Tanya Alice membuat Gun kembali dari lamunannya.

"Hmm...Aku masih punya banyak kerjaan, Al. Aku udah kasi tahu ke mereka semua kog kalau bakal aku kabarin selanjutnya."

"Tapi Off nyariin kamu terus tuh, ponsel aku sama New udah mau meledak di bombardir dia terus. Lagian kenapa sih mesti ngehindari dia?"

"Aku nggak ngehindari dia kog. Lagian ngapain dia nyariin aku lewat kalian?"

"Ya kalau enggak trus lewat siapa lagi?"

"Kan dia punya nomorku..."

"Emang kalau dia kirim pesan kamu bakal bales?" Alice tertegun sejenak. "Tunggu, kamu kesel dia nyariin kamu lewat kita? Wow wow wow." Goda Alice.

"Mana ada!" Elaknya cepat. "Sebagai temen yang baik aku cuma ngga mau dia ngerecoki kalian aja."

"Oh gitu?" Alice menaikkan kedua alisnya.

"Aku kesel lho mukamu kayak gitu."

"Iya iya sorry, becanda Gun, biasa aja ih!" Alice mengalah lalu kembali melanjutkan makan siangnya. Ada untungnya juga Gun menghindari Off. Pria kecil itu sekarang lebih memilih untuk menghabiskan makan siangnya bersama Alice atau New.

"Hai semuanya." New dengan ceria menyapa lalu duduk disamping mereka. "Coba cek web kesiswaan deh, jadwal asisten dosen udah keluar tuh." Gun dengan tergesa gesa meletakkan sendoknya lalu mulai berselancar di dunia maya.

"Sial!" Pekiknya tidak lama kemudian. Alice dan New saling bertatap sebelum New kemudian merebut paksa ponsel Gun dari tangannya. Setelah meneliti layar bak profesor, New menatap Alice, lalu menatap Gun, lalu kembali menatap Alice.

"Aku nggak paham. Emang ada apa ya?" New bingung. Alice kini berganti merebut ponsel Gun dari New.

"Wow!!!" Lalu dia tertawa senang.

"Apaan sih, Al?" New semakin bingung.

"Wow, Observasi wawancara, Statistika 1, Psikologi Sosial wow!!!" Alice memekik sambil tertawa menatap Gun.

My Every "First" With YouDonde viven las historias. Descúbrelo ahora