Haera mengerjap. Dia merasakan seluruh badannya kaku akibat duduk mendekam di dekat pintu semalaman.
"Shhh..." Sesekali gadis itu mengerang saat suatu sengatan menjalar ke kakinya yang kaku.
Haera hendak bangkit, namun kakinya masih sangat kaku dan kesemutan. Pada akhirnya bokong gadis itu kembali membentur lantai dan sikunya yang menabrak pintu.
Seseorang diluar terbangun karena suara bising jatuh dari dalam. Jay segera membuka matanya dan menempelkan telinga pada pintu itu. "Apa yang jatuh barusan?" Desahnya.
Wajah pucat namja itu sangat terlihat jelas saat ini, mengingat kemarin ia pergi keluar saat cuaca sangat ekstrim dan semalaman mendekam disini, di depan kamar seorang gadis seperti orang gila.
Samar-samar Jay mendengar suara rintihan yang sangat dekat dengan telinganya.
"Akhhh!"
Tanpa menunggu lagi, Jay dengan tenaga tersisa mencoba mengetuk pintu kamar itu berharap mendengar tanggapan dari dalam.
________Katalk katalk
Haera merenggut napasnya dan beralih menatap layar ponsel yang tergeletak tepat di sebelah gadis itu.
Pesan dari grup para gadis. Grup spam bersama ketiga temannya. UPS, tidak. Jake belum dihitung didalamnya. Ya benar, dia belum lama ini memaksa Haera untuk mengundangnya di grup itu.
Hey, apa kau sudah kembali? Kami sudah sangat merindukanmu, Haera. ~Bora
Sayang sekali kau tidak berada disini sekarang. Lihatlah foto-foto kami di museum hari ini! ~lanjut Bora
Lalu tak lama, gadis itu mengirimkan foto mereka berselca ria. Dan jangan lupakan bagaimana kalau para gadis sudah bertemu kamera handphone, tidak akan cukup bahkan jika sudah 100 buah jepretan.
Seberkas senyuman kembali memancar di bibir Haera. Sejenak melupakan masalah yang sudah terjadi kemarin lusa.
Haera, kau sudah baikan? ~ Sujin
Se-ujung jari pun, Haera tidak ingin menyentuh keyboard di ponselnya. Hanya tidak ingin untuk sekarang.
Kami sedang study tour ke museum sejarah saat ini. Mungkin di sekolah akan sepi, sebaiknya kau tidak kembali ke asrama untuk saat ini. ~lanjut Sujin yang perhatian.
Sangat membosankan disini ~Jake tiba-tiba muncul dengan emotikon sad.
Bora kembali mengirimkan foto ke dalam ruang chat. Foto Yooshin dengan headphone melingkar di lehernya yang tengah fokus pada tulisan memusingkan yang terpajang di salah satu sudut ruangan di museum.
Sepertinya hanya dia saja yang betah disini saat ini. Bahkan dia tak cukup untuk berhenti menatap suatu benda dalam setengah jam. ~jelas Bora.
Haera kembali tertawa melihat reaksi teman-teman di dalam grup itu. Ia mematikan layar ponselnya lalu meletakkannya kembali.
"Ahh jadi sekarang tidak ada siapapun disini?" Seberkas senyuman merekah di wajah mungil miliknya.
"Apa aku bisa keluar untuk sekedar membeli minuman?" Haera bergumam sambil berjalan menuju gantungan pakaian dan memakai padding favoritnya yang berwarna merah. Padding hadiah pemberian dari ayahnya dahulu.
Haera membuka pintu dan hendak melangkah keluar. Kedua matanya membulat sempurna, menyadari bahwa ada orang tergeletak tengkurap di depan kamarnya. Gadis itu langsung saja berjongkok menelisik siapa orang ini.
"Kauu??!!" Haera menutup mulutnya yang saat ini pun membulat. Ia meraba wajah namja itu, sangat pucat dan dingin. "Kenapa masih disini??!" Haera mulai membayangkan hal yang tidak-tidak.
![](https://img.wattpad.com/cover/234173622-288-k800268.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
༺ Bang's School ༻(ENHYPEN Fanfiction)
Teen Fiction*BoyxGirl !!! Namja byuntae ini selalu saja menggangguku! Tolong singkirkan dia dari otakku! Imagine penghuni Bighit labels. Story' ini bakal ringan2 aja si tapi gw bakal buat alur yg gak terduga. Jangan lewatin pokoknya ㅇㅇㅇ Sarangek YOROBUN-deul *K...